Bina Ibu-ibu di Pelosok, Sri Wahyuni Berdayakan Ekonomi Perempuan Riau
Perempuan sering ditempatkan pada posisi lemah. Inilah yang menjadi motivasi bagi Sri Wahyuni, memberdayakan ekonomi perempuan.
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: ihsan
RWWG memiliki binaan di 13 desa yang tersebar pada tujuh kabupaten/kota Riau. Yakni, Pelalawan, Kuansing, Indragiri Hilir, Dumai, Bengkalis, Kampar dan Siak.
"Kita tinggal bersama mereka. Kadang tiga hari, sampai seminggu kita di desa," imbuhnya.
Sri mencontohkan, kaum ibu mereka bina membuat kerajinan tangan dari daun pandan berupa tas, sandal dan lain-lain.
Ada juga pemanfaatan sarang lebah madu untuk membuat lilin. Lalu, ada budidaya pohon sialang. RWWG juga membina perempuan agar mampu mengelola keuangan secara kelembagaan.
Di Desa Teluk Binjai Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan, sebuah kelompok di desa itu didampingi untuk mendirikan Koperasi Simpan Pinjam (KSP).
"Koperasi khusus untuk ibu-ibu. Kita beri modal awal Rp 15 juta. Sekarang sudah bermodal Rp 2 miliar dengan anggota 200 orang. Kita bina dan terus dampingi," ujarnya.
Di Dumai, ada pendampingan dalam memanfaatkan lahan gambut. Ayu menjelaskan, lahan gambut biasanya ditanami nenas yang sangat berisiko jika banjir datang.
Perempuan diarahkan pindah ke jahe merah untuk dijadikan bahan membuat dodol. Ternyata berhasil dan cukup banyak peminat karena dodol ada pedas-pedasnya.
Ayu mengatakan, melalui pemanfaatan HHBK, perempuan ikut meningkatkan ekonomi keluarga. Tanpa meninggalkan tanggung jawab mereka sebagai istri dan ibu.
Kemudian, perempuan juga dibimbing mengambil pengaruh dalam pengambilan kebijakan di keluarga dan pemerintahan desa.
"Jadi inilah yang dinamakan kesetaraan itu. Kesamaan gender itu, bukan berarti sama dengan laki-laki. Tapi, bagaimana perempuan bisa mengambil peran," ujarnya. (*)