Berita Riau
Petugas Tetap Padamkan Api Meski Jalani Ibadah Puasa
Terhitung Januari hingga pekan kedua Mei ini luas lahan di Riau yang terbakar sudah mencapai 3.009,44 Ha.Petugas tetap padamkan api meski sedang puasa
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Hendra Efivanias
Sehingga tenaganya tidak bisa terlalu diforsir.
"Bayangkan saja, mereka yang sedang berpuasa memadamkan titik api yang ada di tempat yang panas itu kan menjadi kendala yang beratlah. Tapi namanya ibadah harus tetap kita jalankan. Dengan semangat bersama, mudah-mudahan ini semua bisa kita jalani dengan baik," ujarnya.
Sementara untuk pemadaman melalui jalur udara, hingga saat ini waterbombing masih terus dilakukan.
BPBD Riau juga masih menunggu kedatangan satu unit helikopter jenis Sikorsky yang sebelumnyan sudah diusulkan permohonan penambahanya ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI.
"Bantuan heli sekarang dalam proses pengurusan izinnya. Diperkirakan beberapa minggu kedepan lagi sudah bisa masuk ke Riau," katanya.
Saat ini setidaknya ada 7 unit heli yang disiapkan untuk melakukan pengeboman air atau waterbombing dari udara di lokasi lahan yang terbakar.
Di antaranya 3 unit dari BNPB dan 3 unit heli dari Sinarmas serta 1 unit heli dari KLHK. Selain heli waterbombing, Pemprov Riau juga meneruma bantuan heli untuk patroli udara sebanyak 5 unit.
Di antaranya, 1 unit heli TNI AU, 1 unit heli TNI AD, 1 unit heli Polri, 1 unit heli KLHK, 1 unit heli RAPP .
Serta 1 pesawat jenis Cassa untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Selain permintaan tambahan heli Sikorsky, sebelumnya, sebanyak empat heli juga sudah didatangkan untuk pemadaman Karhutla di Riau.
Yakni, satu jenis heli bell 412 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Kemudian tiga heli dari bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) seperti dua jenis heli MI serta satu lagi heli jenis Kamov.
Selain mengajukan permohonan bantuan helikopter, BPBD Riau juga mengajukan permohonan peralatan seperti tenda serta peralatan teknis lainnya.
Sejumlah pejabat ditemui Edwar Sanger di BNPB, yakni Sestama BNPB Dody Ruswandi, Direktur Peralatan BNPB Rustian, Direktur Tanggap Darurat BNPB, Yolak Dalimunte.
Edwar mengungkapkan, kewaspadaan perlu ditingkatkan, apalagi mulai bulan Juni mendatang diprediksi akan memasuki musim kemarau yang cukup ekstrim.
Sehingga sangat berpotensi munculnya kembali titik api dan kebakaran lahan di Riau.
"Iya, memang kalau prediski BMKG kan sampai Mei masih ada hujan, mudah-mudahan lah, dengan adanya hujan ini bisa meringankan tugas kita selama ini. Sekarang masih standby di posko, ada tiga Heli dari BNPB," kata Edwar Sanger. (Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgio)