1 Juta Rohingya Rayakan Idul Fitri di Pengungsian, Hidup Dari Belas Kasihan di Negara Lain
Bangladesh bukan negara saya. Kita hidup di sini oleh belas kasihan orang lain. Kami ingin kembali ke negara kami sendiri, tetapi kami membutuhkan hak
Amnesty International mengatakan dalam sebuah laporan terakhir di bulan Februari, pelanggaran HAM terus terjadi di Negara Bagian Rakhine.
"Militer Myanmar memblokir akses ke desa-desa makanan dan penembakan dan 5.200 orang telah mengungsi sejak Desember 2018," katanya.
Laporan yang baru-baru ini diterbitkan oleh Human Rights Watch juga menyatakan keprihatinan atas siklus pelanggaran HAM di Rakhine.
"Pasukan keamanan Myanmar terus melakukan pelanggaran berat terhadap Muslim Rohingya sepanjang 2018, memperdalam bencana kemanusiaan dan hak asasi manusia di Negara Bagian Rakhine," katanya.
Joseph Surjamoni Tripura, juru bicara Komisi Tinggi Pengungsi PBB (UNHCR) di Bangladesh, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa pilihan terbaik adalah mereka dapat kembali ke tanah air mereka dengan aman dan bermartabat dan merayakan Idul Fitri di negara mereka sendiri.
"Sepanjang bulan Ramadhan, kami telah melakukan kampanye di antara orang-orang Rohingya untuk tetap menghidupkan harapan mereka dan menghilangkan frustrasi," katanya, seraya menambahkan bahwa UNCHR juga telah mengadakan beberapa pesta buka puasa dengan orang-orang Rohingya.
Rohingya frustrasi atas masa depan mereka dan “tantangan utama bagi kami adalah menjaga harapan mereka tetap hidup,” kata Tripura.
Apa yang dirasakan orang Rohingya? Mereka menginginkan repatriasi damai dengan keamanan dan hak yang wajar.
Sampai ini terpenuhi, pendidikan yang tepat adalah suatu keharusan bagi lebih dari 500.000 anak-anak Rohingya di bawah 12 tahun.
"Tolong lakukan sesuatu untuk membuat masa depan yang baik setidaknya untuk anak-anak kita," kata Nasima, ibu empat anak.(Anadolu Agency)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul 1 Juta Rohingya Rayakan Idul Fitri di Pengungsian, Banyak Ibu tak Sanggup Beli Apapun untuk Anaknya,