News
SADIS, Satu Keluarga TEWAS Dihajar Warga, Dituduh Praktik Ilmu Sihir dan Lakukan Ritual Ilmu Hitam
Sadis, satu keluarga yang berjumlah empat orang tewas dihajar warga, dituduh jalankan praktik ilmu sihir dan lakukan ritual ilmu hitam
Gadis yang disiksa di Provinsi Enga minggu lalu itu adalah putri Leniata Kepari, 20, dari kota Mounth Hagen.
Leniata pernah dituduh melakukan sihir dan diculik oleh gerombolan pada 2013 lalu setelah seorang anak mati tiba-tiba.
Gerombolan itu menelanjanginya, lalu menusuk alat vitalnya dengan parang, tepat di siang bolong, di tengah ratusan pasang mata.
Massa kemudian melempar Kepari ke tumpukan ban lalu membakarnya.
Akibat desakan kelompok hak asasi manusia, Papua Nugini akhirnya menerapkan kembali hukuman mati.
Desakan tersebut juga menyebabkan dicabutnya Undang-undang Sihir tahun 1971, yang mengkriminalisasi tukang sihir dan mengurangi hukuman bagi warga yang mengklaim bahwa korban mereka adalah tukang sihir.
Awal tahun ini, Pengadilan Tinggi Madang telah mengadili 122 laki-laki, beberapa di antaranya masih berusia 10 tahun.
Mereka dituduh melakukan penyerangan terhadap sebuah desa pada 2014 lalu, di mana mereka membakar rumah-rumah dan membunuh tujuh orang yang dianggap sebagai tukang sihir.
Dua di antara mereka adalah bayi perempuan yang direnggut dari tangan ibu mereka dan dirobek dengan parang hingga mati.
Meski begitu, pengadilan untuk pembunuhan terkait sihir belum sesuai dengan harapan.
Baca: Dua Orang PEGAWAI Dishub di Riau Ditahan JAKSA, PNS dan Honorer Diduga Kerjasama Lakukan Tipikor
Baca: GADIS 16 Tahun Warga Dumai Riau Disetubuhi Bapak Kandungnya, Ketahuan Setelah Korban Lapor ke Ibunya
Baca: MasBos dan BuWas Masuk dalam Daftar Nama Menteri Kabinet Kerja Jilid II Jokowi-Maaruf, Siapa Mereka?
Baca: SEGERA Hadir di Riau, HARGA dan Spesifikasi Honda ADV150, AHM Luncurkan Skutik Penjelajah Jalanan
Meskipun telah difoto oleh beberapa penonton yang ada di lokasi, nyatanya tidak satu pun dari mereka yang dianggap bertanggung jawab atas kematian Kepari dibawa ke pengadilan.
Dan sekarang, bahkan putrinya telah membayar harga yang tak kalah mengerikan.
“Satu-satunya cara untuk menghentikan perilaku barbar ini adalah melalui penangkapan dan penuntutan terhadap mereka yang bertanggung jawab,” ujar Bustin.
“Sampai saat ini, Papua Nugini akan dikenal sebagai negara yang, tidak hanya menyiksa secara keji orang yang dituduh sebagai penyihir, tapi juga anak-anak yang tidak bersalah.”
Investigasi dan Kutukan