News

SADIS, Satu Keluarga TEWAS Dihajar Warga, Dituduh Praktik Ilmu Sihir dan Lakukan Ritual Ilmu Hitam

Sadis, satu keluarga yang berjumlah empat orang tewas dihajar warga, dituduh jalankan praktik ilmu sihir dan lakukan ritual ilmu hitam

Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Instagram.com/Kolase/Nolpitos Hendri
SADIS, Satu Keluarga TEWAS Dihajar Warga, Dituduh Praktik Ilmu Sihir dan Lakukan Ritual Ilmu Hitam 

“Gadis itu didampingi ayahnya ke desa Tukusanda saat rumor sanguma mulai berkeliaran,” ujar komandan polisi Provinsi Enga Epenes Nili kepada portal berita Loop Papua New Guinea.

“Dan karena ibunya adalah almarhum Leniata Kepari, yang dibakar hidup-hidup pada 2013 lalu di Mount Hagen karena dituduh tukang sihir, semua mata tertuju pada gadis kecil itu.”

“Ketika penduduk tahu bahwa ia adalah putri Leniata, mereka menduga bahwa ia mungkin juga punya senguma.”

“Mereka percaya ia akan membunuh banyak orang dari mereka di desa sehingga mereka pikir, pantas untuk menghentikan hidupnya.”

Nili mengatakan bahwa gerombolan tersebut juga memastikan bahwa ayah korban tidak bisa meminta bantuan.

“Mereka memastikan dirinya tidak punya telepon genggam; memastikan dirinya tidak bisa keluar. Mereka juga menjaganya,”tambah Nili.

Di sisi lain, gubernur Provinsi Enga Sir Peter Ipatas telah mengajukan banding ke warga yang taat hukum untuk membantu membasmi praktik menuh orang sebagai tukang sihir itu.

“Minggu ini saja, ada dua insiden tuduhan sanguma di Provinsi Enga dan 20 perempuan tak berdosa di bulan yang lalu telah menjadi korban kekerasan berbasis tuduhan ini,” ujar Ipatas.

“Saya mengutuk kekerasan dan tuduhan palsu ini. Tuduhan itu harus dihentikan sekarang. Penyiksaan dan tuduhan harus dihentikan sekarang.”

Ia juga meminta masyarakat di luar dan di dalam provinsinya bekerja sama dengan polisi untuk memulihkan hukum dan ketertiban, dan tidak terprovokasi oleh massa.

 Peran Media Sosial

Menurut Eves, kepolisian dan hukuman yang lebih keras saja tidak akan mengakhiri kekerasan terkait isu sihir di Papua Nugini.

Ironisnya lagi, “Polisi di Papua Nugini juga sama-sama percaya bahwa terdakwa bersalah seperti yang dituduhkan,” tambah Eves.

Lebih dari itu, ia menegaskan bahwa yang bisa mengubah ini semua adalah inisiatif dan tekonlogi di akar rumput.

Upaya pencegahan kekerasan berbasis isu sihir juga dilakukan oleh dokter-dokter di Papua Nugini.

Ia menyontohkan, di Provinsi Simbu yang disebut sebagia pusat kekerasan terkait sihir, dokter-dokter di sana membantu kerabat orang-orang yang meninggal memahami penyebab medis kematian mereka.

Secara tidak langsung, ini adalah upaya mencegah terjadinya penyiksaan terkait isu sihir.

Misionaris seperti Lutz juga melatih sukarelawan untuk memberi wejangan terkait isu ini di pemakaman-pemakaman dan meningkatkan alarm melalui pesan teks atau media sosial saat sebuah perburuan penyihir akan terjadi.

Bulan lalu di kota terbesar kedua di Lae, Papua Nugini, para saksi memasang foto tertuduh penyihir di Facebook yang diserang massa.

Polisi lalu bersiaga dan menyelamatkan tertuduh itu, yang seorang perempuan, sebelum ia benar-benar dihabisi. Eves juga merekomendasikan standarisasi hukuman denda untuk mencegah tuduhan sihir.

“Di Provinsi New Ireland, saya tahu jarang terjadi tuduhan sihir karena orang-orang sangat takut dibawa ke pengadilan desa dan digugat karena menyebar fitnah,” tutupnya.

SADIS, Satu Keluarga Tewas Dihajar Warga, Dituduh Praktik Ilmu Sihir dan Lakukan Ritual Ilmu Hitam. (Tribunpekanbaru.com/Kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved