Karhutla di Riau
HASIL Rapat Gubri Syamsuar dengan Jokowi Soal Karhutla di Riau, Ancaman Copot Pangdam hingga Dandim
Hasil rapat Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar dengan Presiden Jokowi soal Karhutla di Riau, Jokowi ancam copot Pangdam hingga Dandim dan Kapolda
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Nolpitos Hendri
HASIL Rapat Gubri Syamsuar dengan Jokowi Soal Karhutla di Riau, Ancam Copot Pangdam hingga Dandim
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Hasil rapat Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar dengan Presiden Jokowi soal Karhutla di Riau, Jokowi ancam copot Pangdam hingga Dandim dan Kapolda hingga Kapolres.
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar menegaskan, tidak ada intruksi khusus yang disampaikan presiden RI Joko Widodo untuk Riau terkait penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau.
Baca: Harimau Sumatera Masuk Kampung di Minas Riau, Berkeliaran di Tambang Migas Chevron, Warga Waspada
Baca: KORBAN Kabut Asap Akibat Karhutla di Riau Capai 5.113 Orang, Alami Iritasi Kulit-Iritasi Mata-ISPA
Baca: KISAH Pembalap Muda Riau Terpilih Jadi Anggota DPRD Rohul di Usia 30 Tahun, Peraih Suara Terbanyak
Baca: Diduga Cemburu, Pria di Pekanbaru Tusuk Wanita Pujaan dan Perut Sendiri Hingga Ditemukan Tewas
Saat rapat koordinasi nasional pengendalian Karhutla di Istana Negara, Selasa (6/8/2019) kemarin, Presiden hanya menjelaskan secara umum terkait penanggulangan Karhutla di Indonesia.
"Jadi tidak ada yang khusus untuk Riau, yang penting presiden meminta kepada kita semua, agar melakukan upaya pencegahan," kata Gubri Syamsuar, Rabu (7/8/2019) di Kantor Gubernur Riau.
Syamsuar mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut selain dihadiri oleh sejumlah Gubernur di Sumatera, juga hadir sejumlah gubernur dari Kalimantan dan Papua.
"Semua daerah yang sekarang lagi terkena kebakaran hutan dan lahan diundang. Ada dari Sumatera, Kalimantan dan Papua," ujarnya.
Dalam arahanya, kata Syamsuar, Jokowi meminta kepada semua pihak agar melakukan upaya pencegahan, sehingga tidak hanya fokus memadamkan kebakaran.
"Itu yang diharapkan oleh pak Presiden, dukungan dari media, dari masyarakat, kalau ada masyarakat yang masih membakar, pasti kebakaran lahan ini tidak bisa kita atasi. Jadi semua komponen harus terlibat," katanya.

Presiden RI, Joko Widodo, meminta kepada Gubernur, Pangdam dan Kapolda agar bekerjasama dalam menangani Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di wilayahnya masing-masing. Jokowi menginstruksikan kepada bawahnya agar segera menangani kebakaran lahan yang saat ini sedang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Baca: Ada Apa? WAKIL RAKYAT Ini akan Dilantik dan Diberhentikan, JADWAL Pelantikan Anggota DPRD Kampar
Baca: BREAKING NEWS : Seluruh Gugatan Hasil Pemilu 2019 dari Riau Ditolak MK, Pemohon Gigit Jari, Jurdil
Baca: Jumlah Formasi CPNS dan P3K 2019 Pemkab Kuansing, BKPP Kuansing akan Ajukan ke Pemerintah Pusat
"Instruksi pak presiden tadi, jelas, bahwa api sekecil apapun agar segera dipadamkan, supaya jangan sampai ada kebakaran yang besar," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger saat mendampingi Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar menghadiri undangan presiden di Istana bersama sejumlah Gubernur lainya dalam rapat koordinasi nasional pengendalian Karhutla di Istana Negara pada Selasa (6/8/2019).
Dalam rapat tersebut, Presiden Jokowi langsung memberikan pengarahan kepada sejumlah gubenur yang daerahnya rawan Karhutla. Salah satunya adalah Gubernur Riau, Syamsuar.
Rapat tersebut juga dihadiri oleh Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Pak Presiden juga mengingatkan kepada kami semua agar kejadian kebakaran lahan pada tahun 2015 tidak terulang lagi, " ujarnya.
Selain itu, dalam arahannya, presiden Jokowi juga mengingatkan soal pentingnya melakukan upaya pencegahan.
Sebab jika api sudah membesar sulit untuk dipadamkan sehingga membutuhkan biaya dan waktu serta personil yang banyak untuk memadamkannya.
"Yang paling penting adalah pencegahan, jangan sampai api membesar dan bingung untuk memadamkannya," kata Edwar mengulang kembali arahan presiden dalam pertemuan tersebut.
Baca: JADWAL Pelantikan Anggota DPRD Pelalawan Terpilih Hasil Pileg 2019 di Riau, Tunggu SK dari Gubri
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Riau dari Lima Bersaudara hingga Kuliah dan Bergabung di Grup Musik Perkusi
Baca: KABUT Asap di Pekanbaru Akibat Karhutla di Riau, Kualitas Udara di Pekanbaru Mendekati TIDAK SEHAT
Dalam rapat koordinasi tersebut presiden juga menyampaikan atensi, akan mencopot Pangdam, Kapolda, Danrem, Dandim dan Kapolres jika tidak mampu mengatasi masalah Karhutla di wilayahnya masing-masing.
Setidaknya ada empat poin penting yang disampaikan presiden dalam rapat tersebut.
Pertama soal prioritas pencegahan melalui patroli dan deteksi dini
Kedua, penataan ekosistem gambut agar tetap basah.
Ketiga, sesegara mungkin lakukan pemadaman jika ada api, jangan tunggu api membesar baru dipadamkan.
Terkahir, tingkatkan langkah Gakum dan harus konsisten.
"Pak presiden juga mengingatkan soal kabut asap tahun ini yang mulai mengganggu negara tetangga, sehingga persoalan ini diminta segara diselesaikan dengan upaya maksimal, agar kita tidak malu dengan negara tetangga yang terkena dampak asap akibat kebakaran lahan dari negara kita," katanya.
Belum ada Korban Jiwa, Menderita ISPA Capai 5.113 Orang
Jumlah korban kabut asap akibat Karhutla di Riau Capai 5.113 Orang, alami iritasi kulit-iritasi mata-Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dan dipastikan belum ada korban jiwa.
Sekitar 3.143 orang dewasa dan 1.451 balita terdata terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kampar dari perhitungan laporan terakhir diterima Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar pada Rabu (7/8/2019).
Baca: Harimau Sumatera Masuk Kampung di Minas Riau, Berkeliaran di Tambang Migas Chevron, Warga Waspada
Baca: KISAH Pembalap Muda Riau Terpilih Jadi Anggota DPRD Rohul di Usia 30 Tahun, Peraih Suara Terbanyak
Baca: Diduga Cemburu, Pria di Pekanbaru Tusuk Wanita Pujaan dan Perut Sendiri Hingga Ditemukan Tewas
Banyaknya jumlah masyarakat terkena ISPA ini disebabkan bencana kabut asap yang melanda sebagian besar daerah Provinsi Riau yang termasuk didalamnya Kabupaten Kampar.
Kepala Dinas Kesehatan Kampar, Dedi Sambudi mengatakan jumlah masyarakat terjangkit ISPA yang dihitung dari sejak bulan Juli 2019 terua mengalami peningkatan saat ini.
Selama bencana kabut asap belum tertangani dengan baik jumlah masyarakat yang terjangkit bisa terus bertambah.
Ia mengatakan sebagai langkah preventif Dinas Kesehatan Kampar sudah menginatruksikan puskesmas yang ada untuk siaga.
"Kita terus pantau data masyarakat terjangkit ISPA lewat Puskesmas dan rumah sakit," katanya.

Selain itu kita mulai giat melakukan sosialisasi pencegahan penyakit ISPA ketengah masyarakat dengan menyampaikan agar masyarakat mengurangi aktifitas di luar ruangan, banyak minum air putih dan menggunakan masker saat beraktifitas di luar.
Kabupaten Kampar yang terdata ada beberapa bencana kebakaran lahan dan titik api beberapa waktu lalu, lebih banyak terkena dampak kebakaran lahan dari daerah lain seperti Kabupaten Siak dan Pelalawan.
Baca: Ada Apa? WAKIL RAKYAT Ini akan Dilantik dan Diberhentikan, JADWAL Pelantikan Anggota DPRD Kampar
Baca: BREAKING NEWS : Seluruh Gugatan Hasil Pemilu 2019 dari Riau Ditolak MK, Pemohon Gigit Jari, Jurdil
Baca: Jumlah Formasi CPNS dan P3K 2019 Pemkab Kuansing, BKPP Kuansing akan Ajukan ke Pemerintah Pusat
Dedi mengatakan dalam rangka upaya preventif Dinas Kesehatan sudah beberapa kali melakukan pembagian masker ke masyarakat.
"Kepada tenaga kesehatan di Puskesams juga kita ingatkan agar mengutamakan penangan bagi pasien ISPA," katanya.
Terkait kabut asap, hari ini berdasarkan pantauan Dinas Lingkungan Hidup Kampar kualitas udara di Kampar khususnya daerah Petapahan menurun.
Hari ini indikator ISPU menunjukkan kondisi udara berada dalam keadaan tidak sehat di daerah Petapahan Kecamatan Tapung.
Tingakat konsentrasi partikel mencapai angka 175 di daerah Petapahan.
Sementara itu, kabut asap akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) masih tampak pekat di Siak Sri Indrapura, Rabu (7/8/2019).
Akibatnya, sebanyak 519 warga Kabupaten Siak terserang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sepanjang Juli-Agustus 2019.
"Sebagian besarnya memang akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan," kata Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Siak R Tonny Chandra.
Selama Agustus 2019 ini saja, sudah 124 warga terpapar ISPA.
Data itu dari 14 kecamatan se Kabupaten Siak.
Baca: JADWAL Pelantikan Anggota DPRD Pelalawan Terpilih Hasil Pileg 2019 di Riau, Tunggu SK dari Gubri
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Riau dari Lima Bersaudara hingga Kuliah dan Bergabung di Grup Musik Perkusi
Baca: KABUT Asap di Pekanbaru Akibat Karhutla di Riau, Kualitas Udara di Pekanbaru Mendekati TIDAK SEHAT
Sedangkan pada Juli lalu yang terpapar ISPA sebanyak 395 orang.
"Jadi keseluruhannya pada Juli dan Agustus sebanyak 519 orang. Kebakaran lahan yang menimbulkan kabut asap diperkirakan sudah terjadi sejak Juli lalu di Kabupaten Siak," tambah dia.
Selain ISPA, selama Juli-Agustus ini sejumlah warga Siak juga terserang penyakit lain akibat kabut asap.
Penyakit itu antara lain pneumonia, penyakit pernafasan yang menyerang Balita 4 orang, asma 13 orang, iritasi kulit dan mata masing-masing 21 dan 116 orang.
Untuk memgantisipasi hal tersebut, Tonny mengatakan pihaknya sudah menyiapkan 21.400 masker.
Masker tersebut sudah tersebar di Puskesmas dan rumah sakit.
Sebagiannya sudah diditribusikan ke sekolah-sekolah.
"Stok masih banyak di gudang. Kalau kurang tinggal ambil di gudang. Ini tidak dipungut biaya," kata dia.
Tonny mengatakan, kabut asap tersebut bisa mengganggu kesehatan terutama anak-anak, ibu hamil, dan orang tua.
Apabila terlihat asapnya tebal dia mengimbau agar tidak beraktivitas di luar rumah.
Baca: JADWAL Pemadaman Listrik Unit Induk Wilayah Riau Kepulauan Riau Senin-Kamis Tanggal 5-8 Agustus 2019
Baca: KISAH Dokter Cantik Bertugas di Lokasi Karhutla di Riau, Satu-satunya Perempuan di Lokasi Karhutla
Baca: HARI INI di Riau Terpantau 75 Hotspot Potensi Hujan Belum Terdeteksi Karhutla di Riau Semakin Parah
"Kita juga mengimbau masyarakat kebakaran hutan itu sangat membahayakan dan itu adalah ulah manusia. Jadi janganlah membakar lahan lagi karena mengganggu kesehatan," tambahnya.
Meski mengatakan berbahaya, pihak Dinkes sampai saat ini juga masih belum bisa mengetahui kondisi pencemaran udara.
Pasalnya alat pengukur Indeks Kualitas Pencemaran Udara (ISPU) di Siak dalam kondisi rusak.
HASIL Rapat Gubri Syamsuar dengan Jokowi Soal Karhutla di Riau, Ancaman Copot Pangdam hingga Dandim. (Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)