Jangan Sampai Terfitnah ! Kapuspen TNI Jelaskan Rekrutmen Enzo Zenz Allie Sesuai Prosedur dan SOP
Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Sisriadi mengatakan pihaknya menerima informasi yang beredar baik dari Facebook dan masyarakat soal Enzo.
Penyaringan berjenjang berlaku untuk semua taruna yang mengikuti pendidikan selama empat tahun. Bagi taruna diseleksi oleh pelatihnya di Akmil.
"Di dalam kita menyeleksi seseorang baik yang melalui pendidikan atau selama dia berproses dalam pendidikan kita gunakan aparat inteleijen teritorial yang ada di wilayah."
"Jadi, tidak hanya Enzo tapi prajurit taruna yang lain juga kita telusuri dan kita dalami," kata dia lagi.
Menurut dia, tidak menutup kemungkinan taruna yang sedang dalam proses pendidikan, bahkan hendak dilantik bisa dikeluarkan karena ketahuan masih menyimpan ideologi yang terlarang.
"Tapi jangan sampai kemudian masyarakat men-judge, menghukum yang bersangkutan tidak terpapar, punya potensi bagus kemudian terfitnah," ucap dia.
Sosok Enzo
Enzo Zenz Ellie menjadi buah bibir setelah video wawancaranya dengan Panglima TNI Marsekal Hadji Tjahjanto viral.
Putra pasangan almarhum Jean Paul Francois Ellie asal Perancis dan ibu Siti Hadiati Nahriah asal Sunda, Indonesia, ini lulus menjadi calon Taruna Akmil.
Panglima TNI, didampingi para Kepala Staf Angkatan, memanggil Enzo, satu dari 634 yang lulus catar Akmil di Magelang, Jumat (2/8/2019).
Siapa Enzo? TribunJakarta.com berhasil mewancarai sejumlah orang dekat Enzo termasuk ibu dan gurunya di SMA Pesantren Unggulan Al Bayan, Anyer, Banten.
Menurut ibunya, keinginan Enzo menjadi tentara sudah terlihat sejak masih kanak-kanak."
Bukan dari SMA, tapi Enzo malahan sejak taman kanak-kanak memang sudah ingin masuk tentara," ungkap Siti lewat telepon, Selasa (6/8/2019).
Baca: Diminta Bupati untuk Meninggalkan Nduga, Papua, Ini Jawaban Tegas TNI

Berhubung kesibukannya di luar kota, Siti belum bisa bercerita banyak tentang Enzo dan berbagi pengalaman anaknya sampai bisa lukus catar Akmil di Magelang.
Jadi Prajurit Soleh
Enzo balik mengikuti ibunya yang menetap di Cilegon, Indonesia, setelah ayahnya meninggal pada 2012. Ia meneruskan sekolah menengah pertama di sini.