Tembilahan
Perut Bocah Perempuan Asal Inhil Riau Membesar, Harus Dirujuk ke Pekanbaru Tapi Terbentur Biaya
Kondisi Nazwa (6) saat ini sudah sangat parah. Sang ayah hanya bekerja menangkap udang di Sungai Indragiri sehingga penghasilannya tak cukup.
Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Ariestia
Perut Bocah Perempuan Asal Inhil Riau Membesar, Harus Dirujuk ke Pekanbaru Tapi Terbentur Biaya
TRIBUNPEKANBARU.COM, TEMBILAHAN – Kondisi Nazwa (6) saat ini sudah sangat parah karena trombosit dan HB-nya sudah sangat jauh menurun.
Dengan kondisi tersebut, dikhawatirkan kondisi bocah asal Desa Mumpa, Kecamatan Tempuling ini akan semakin parah bila tidak segera dirujuk ke Pekanbaru yang memiliki peralatan lebih lengkap.
Namun Nazwa yang berasal dari keluarga yang sangat kurang mampu, tidak kunjung juga dirujuk ke Pekanbaru karena ketiadaan biaya.
Dodi, ayah Nazwa, sehari-hari hanya bekerja menangkap udang di Sungai Indragiri, sehingga tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk pengobatan Nazwa.
Baca: Kisah Andra, Si Kecil dari Perbatasan Jauh-jauh Mencari Kesembuhan ke Pekanbaru
Saat ini Nazwa hanya bisa terbaring di RSUD Puri Husada, tanpa perawatan intensif sesuai dengan penyakit yang dideritanya karena keterbatasan peralatan medis yang dimiliki oleh RSUD Puri Husada Tembilahan.
Perut anak pasangan Dodi dan Yanti ini tampak membesar karena mengidap penyakit pembengkakan empedu hati.
Nazwa saat ini masih berada di ruang perawatan anak, Lantai II RSUD Puri Husada Tembilahan bersama kedua orang tua serta kakek nenek dan beberapa orang keluarganya.
“Dokter menyarankan agar Nazwa segera dirujuk ke Pekanbaru. saat ini pihak keluarga tengah berembuk untuk mencari jalan keluar,” ujar Tiar, seorang keluarga Nazwa, Rabu (14/8).
Baca: Afizan, Bocah di Kepulauan Meranti Derita Jantung Bocor dan Harus Operasi, Orangtua Kesulitan Biaya
Namun jika tidak kunjung ada biaya atau pun bantuan, menurutnya, kemungkinan Nazwa akan dibawa pulang saja, mengingat kondisi keluarga yang rata-rata dari keluarga kurang mampu.
“Kami ni semue keluarga tak mampu. Rasenye tak sanggup nak membawe anak ini ke Pekanbaru. Untuk makan sehari-hari saje, kami ni kembang kempis bang. Sekarang hanye bise berdoa, semoge ade jalan keluarnye dari Allah,” ujar Tiar dengan logat Melayunya yang kental.
Menurut Tiar, Keluarga Nazwa memang sangat berharap akan bantuan dari para dermawan, mengingat berbagai cara juga sudah ditempuh keluarga.
Antara lain, mendatangi Dinas Sosial Kabupaten Inhil untuk pengurusan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang bisa menjamin pengobatan gratis.
Baca: Benjolan Membesar di Bola Mata Balita Asal Inhil Riau, Orangtua Pasrah Anak Satu-satunya Kena Kanker
Namun kuota sudah penuh dan memang belum dibuka kembali oleh Pemerintah Pusat sejak ditutup beberapa waktu lalu.
Begitu juga BPJS Kesehatan yang baru dibuat dan baru bisa aktif 15 hari lagi.