Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pekanbaru

7 Tahun di Indonesia, Pengungsi di Pekanbaru Mengaku Tak Bisa Hidup Normal, Ini Sebabnya

Mereka mempertanyakan soal nasib mereka, yang tak kunjung ada kejelasan kapan akan diberangkatkan ke negara ketiga.

Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ariestia
Tribun Pekanbaru/Rizky Armanda
Ratusan pengungsi dan pencari suaka dari berbagai negara konflik saat menggelar aksi demo di depan kantor IOM, Senin (19/8/2019). 

7 Tahun di Indonesia, Pengungsi di Pekanbaru Mengaku Tak Bisa Hidup Normal, Ini Sebabnya

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Ratusan orang pengungsi dan pencari suaka dari berbagai negara yang ada di Pekanbaru, menggelar aksi demonstrasi di depan kantor International Organizations for Migration (IOM) di komplek Graha Pena, Jalan HR Soebrantas, Senin (19/8/2019).

Mereka mempertanyakan soal nasib mereka, yang tak kunjung ada kejelasan kapan akan diberangkatkan ke negara ketiga.

Seperti Australia, Kanada, Amerika Serikat, serta Selandia Baru.

Baca: BREAKING NEWS: Gedung DPRD Papua Barat Dibakar Massa dalam Kerusuhan di Manokwari

Baca: Manokwari Mencekam, Massa Bakar Gedung DPRD & Sejumlah Ruas Jalan Diblokade, Wagub akan Turun Tangan

Baca: Kerusuhan Manokwari Papua Barat, Kapolda dan Pangdam Dievakuasi, Aparat Diserang

Ije, salah seorang pengungsi mengatakan, aksi demonstrasi ini sengaja dilakukan. Agar organisasi terkait seperti IOM, termasuk UNHCR bisa segera memberikan penjelasan kepada mereka, kapan akan diberangkatkan ke negara ketiga.

"Dengarkan kami, dan mulailah bicara soal proses penempatan ke negara ketiga. Karena kami sampai sekarang sudah menunggu di sini sekitar 7 tahun," kata pengungsi yang fasih berbahasa Inggris ini saat diwawancarai Tribun.

Dia memaparkan, sebagian besar pengungsi yang ada di Pekanbaru, berasal dari Irak, Afghanistan, Somalia, Sudan, Palestina, dan lain-lain.

Dia mengaku, para pengungsi tidak bisa hidup secara normal, layaknya warga negara Indonesia pada umumnya.

Ruang mereka sangat dibatasi.

"Kami tidak normal, kami tinggal dengan banyak keterbatasan. Kami tinggal tanpa kebebasan. Kami hidup seperti di penjara dan tak punya pekerjaan," sebutnya.

"Kami tidak punya uang, anak-anak kami tidak bisa belajar seperti warga normal. Anak-anak kami tidak punya pendidikan yang cukup. Sangat sulit, itulah kenapa kami datang ke sini (kantor IOM), supaya suara kami didengar," sambung dia lagi.

Dia menuturkan, IOM dan UNHCR seakan tak mau mendengarkan keluhan mereka.

Padahal mereka sudah menggambarkan bagaimana susahnya kondisi mereka saat ini.

"Sudah 7 tahun saya berada di sini, saya kehilangan hidup saya, saya tidak bisa menjalani hidup secara normal, tidak punya kemampuan untuk bekerja. Kami tak punya hak secara bebas. Kami ingin hidup secara normal," ucap dia.

Menurut Ije, para pengungsi ini datang ke Indonesia secara sah dan legal, terdaftar secara resmi di organisasi internasional UNHCR.

Baca: BREAKING NEWS: Ratusan Pengungsi di Pekanbaru Demo di Kantor IOM, Tuntut Kejelasan Nasib

Baca: Ratusan Imigran Aksi Damai di Kantor IOM Pekanbaru: Kami Sudah Capek

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved