AS vs China - Jika Perang, China Bisa Hancurkan Semua Pangkalan Militer AS di Asia Beberapa Jam Saja

Angkatan bersenjata China diyakini bakal menjadi ancaman serius terhadap militer Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik.

Editor: Ariestia
PLA
Rudal balistik China. 

AS vs China - Jika Perang, China Bisa Hancurkan Semua Pangkalan Militer AS di Asia Beberapa Jam Saja

TRIBUNPEKANBARU.COM - Angkatan bersenjata China diyakini bakal menjadi ancaman serius terhadap militer Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik.

Jika pecah konflik, China diprediksi mampu "menggulung" seluruh pangkalan AS yang berada di negara-negara sekutu mereka di kawasan ini.

Laporan ini adalah kajian dari lembaga riset Australia, United States Study Center di University of Sydney.

Menurut laporan tersebut, militer AS saat ini bukan lagi kekuatan tunggal di Asia Pasifik. Kemampuan dan jumlah rudal-rudal China disebut akan mengubah jalannya pertempuran jika konflik pecah di Asia Pasifik.

Baca: Pelaku Pembunuhan Gadis yang Ditemukan dalam Karung Tampak Tak Menyesal, Bercanda saat Rekonstruksi

Baca: Ahok BTP dan Mantan Istrinya Veronica Tan Didorong Jadi Calon Wali Kota di Pilkada

Kapal Induk Liaoning
Kapal Induk Liaoning (Business Insider)

"Dalam beberapa jam saja, rudal-rudal China akan membanjiri seluruh pangkalan militer AS yang tersebar di negara-negara sekutu mereka," tulis laporan tersebut.

Militer China mengerahkan 1.226 serdadu saat radar mendeteksi keberadaan pesawat tak dikenal di dekat Bandara Beijing.
Militer China mengerahkan 1.226 serdadu saat radar mendeteksi keberadaan pesawat tak dikenal di dekat Bandara Beijing. (BBC)

Studi ini juga memperingatkan bahwa strategi pertahanan Amerika di kawasan Indo-Pasifik "berada titik nadir yang belum pernah terjadi sebelumnya" dan harus berjuang keras untuk mempertahankan sekutu-sekutu mereka melawan Cina.

"Ini artinya Australia, Jepang, Korea, Singapura, dan mitra AS lainnya perlu membangun dan memfokuskan kembali pasukan mereka di kawasan itu, termasuk mempertimbangkan peningkatan kerja sama dengan AS demi keamanan mereka," kata studi itu.

Rudal antarbenua milik China
Rudal antarbenua milik China (wiki)

Laporan itu menyoroti kemampuan rudal China yang disebutnya telah melampaui kapabilitas sekutu-sekutu AS di Asia.

"China telah mengerahkan serangkaian rudal presisi yang tangguh dan sistem kontra-intervensi lainnya untuk melemahkan keunggulan militer Amerika," kata laporan itu, yang menyebut rudal itu berjumlah ribuan.

"Hampir semua instalasi militer AS di Pasifik Barat, dan juga sekutu-sekutu utamanya dapat kita anggap tidak berguna menangkis serangan presisi rudal China pada jam awal terjadinya konflik."

Kekhawatiran Amerika

Bukan kali ini saja muncul laporan yang menyebut kemampuan China bisa menandingi Amerika di Asia.

Beberapa waktu lalu, sebuah laporan yang dirilis oleh Center for New America Security dan ditulis oleh Mantan Wakil Menteri Pertahanan Robert Work dan eks asisten khususnya, Greg Grant menyebut teknologi militer Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) sudah mulai menyamai AS.

"Dengan sabar, PLA terus mengejar ketertinggalan dengan AS dalam dua dekade terakhir," ulas laporan itu.

China mempelajari cara berperang Washington.

Kapal induk USS Ronald Reagan.
Kapal induk USS Ronald Reagan. (HISTORY.COM)

Dari sana, China mulai menambal apa yang menjadi kekurangan mereka dan memperkuat keunggulan mereka, terutama yang berkaitan dengan teknologi militer.

"Negara itu kini makin mempersempit jarak dengan sistem operasional AS, dan berambisi menjadi negara dominan di bidang teknologi," demikian isi laporan itu.

Work dan Grant menjelaskan, upaya China untuk mengungguli AS dibagi dalam tiga tahap.

Tahap pertama adalah upaya modernisasi yang terjadi pada 1990 hingga 2000-an.

Penampakan pesawat tempur F-15 Eagle dalam ajang Paris Air Show 2019 di Le Bourget, Paris, Prancis, Senin (17/6/2019). F-15 Eagle merupakan pesawat dengan kemampuan manuver tinggi. Pesawat jet ini dirancang untuk terbang misi tempur di segala kondisi cuaca. Misi utamanya adalah mempertahankan superioritas udara. Dengan kata lain, tujuan utamanya untuk menghancurkan pesawat lain dalam pertempuran udara. Pameran kedirgantaraan Paris Air Show 2019 berlangsung 17-23 Juni 2019. Tribunnews/Malvyandie Haryadi
Penampakan pesawat tempur F-15 Eagle dalam ajang Paris Air Show 2019 di Le Bourget, Paris, Prancis, Senin (17/6/2019). F-15 Eagle merupakan pesawat dengan kemampuan manuver tinggi. Pesawat jet ini dirancang untuk terbang misi tempur di segala kondisi cuaca. Misi utamanya adalah mempertahankan superioritas udara. Dengan kata lain, tujuan utamanya untuk menghancurkan pesawat lain dalam pertempuran udara. Pameran kedirgantaraan Paris Air Show 2019 berlangsung 17-23 Juni 2019. Tribunnews/Malvyandie Haryadi (Tribunnews/Malvyandie Haryadi)

Kemudian fase kedua ditempuh setelah Beijing bisa mengembangkan senjata presisi dan jaringan tempur yang canggih, dan membuat mereka dominan di kawasan regional.

Dengan keunggulan di bidang rudal hipersonik maupun senjata anti-kapal, China bisa unggul di area Taiwan maupun Laut China Selatan, dan membuat AS fokus kepada mereka.

Fase terakhir diambil begitu China bisa melewati kecanggihan teknologi militer AS.

Fase ini bisa membuat Beijing mulai memperluas kepentingan mereka di seluruh dunia.

Laporan itu mengungkapkan China menggunakan strategi mata-mata di bidang industri dan teknis untuk menganalisis dan mengeksploitasi kelemahan Pentagon.

China kemudian menginvestasikan dana besar di sektor kecerdasan buatan untuk memperoleh keunggulan di medan perang.

Bahkan, China disebut mempunyai "kemampuan hitam".

Yakni keunggulan yang tidak diketahui dan bakal dikeluarkan saat terjadi perang untuk mengejutkan lawan.

Pejabat militer maupun pemerintah AS sudah sangat menyoroti kemajuan signifikan China yang sudah menggelontorkan hingga 620 persen selama 20 tahun terakhir.

Laporan dari CNAS mengungkapkan, China kini merupakan negara dengan anggaran pertahanan terbesar nomor dua di dunia di belakang Negeri "Uncle Sam".

Rudal Patriot
Rudal pertahanan Patriot (Anthony Sweeney/U.S. Army Europe)

Tahun lalu, Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Paul Selva memperingatkan China bisa menyamai AS di awal 2020, dan melewati mereka pada 2030 mendatang.

Bahkan sebuah studi yang dilakukan komisi di Kongres di akhir 2018 menunjukkan Washington berada dalam ancaman kekalahan jika harus berperang dengan China.

Karena itu pemerintahan Presiden Donald Trump meluncurkan Strategi Pertahanan Nasional pada 2018 lalu yang memintaPentagon untuk menyambut ancaman China dan Rusia.

Pada 2014, sebenarnya Pentagon sudah mempunyai inisiatif bernama Third Offset berisi instruksi dibutuhkan inovasi teknologi untuk mempertahankan dominasi mereka.

Rudal balistik antarbenua (ICBM) Amerika Serikat.
Rudal balistik antarbenua (ICBM) Amerika Serikat. (NHK)

Kepada The Washington Post, Work menjelaskan seharusnya kebijakan Pentagon itu dengan jelas memuat ancaman yang jelas ditunjukkan oleh Beijing.

"Saya mungkin bakal sering mengatakan 'China sudah datang, China sudah datang, China sudah datang' jika diperbolehkan," ujar mantan Wamenhan periode 2014-2017 itu.

Gelar 18 Ribu kali Latihan

China diperkirakan bakal terus meningkatkan agenda latihan militernya tahun-tahun mendatang, seiring dengan tantangan geopolitik yang semakin meningkat dan adanya peringatan penting bagi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

Tantangan geopolitik meningkat seiring dengan ketegangan dan perang ekonominya dengan Amerika Serikat. Selain itu, pada 1 Oktober 2019, bertepatan dengan 70 tahun proklamasi Republik Rakyat China.

Tak hanya pada tahun ini, sepanjang 2018 lalu, sekitar 2 juta personil tentara China juga telah terlibat dalam lebih dari 18.000 latihan berskala kecil maupun besar.

Demikian dilaporkan Xinhua. Laporan tersebut tidak menyertakan data dari 2017 untuk perbandingan. Namun media pemerintah tersebut menuliskan bahwa PLA telah menggelar sekitar 100 latihan berskala besar pada 2016. (CNN/SMH/Kompas.com/Xinhua)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jika Perang Pecah, China Mampu Hancurkan Seluruh Pangkalan Militer AS di Asia dalam Beberapa Jam

AS vs China - Jika Perang, China Bisa Hancurkan Semua Pangkalan Militer AS di Asia Beberapa Jam Saja

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved