Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Gembong OPM Papua Bersikap Jadi 'Korban' Oleh Pemerintah RI Saat Diwawancarai Media Asing

Isu rasisme di daerah Jawa Timur yang menimpa masyarakat Papua memicu tragedi yang berujung pada aksi kerusuhan.

Kodam Cendrawasih/istimewa
Ilustrasi- PENGEJARAN KKB PAPUA, Tiga Prajurit TNI Gugur, 7-10 Orang KKB Tewas, Identitas Korban & Kronologi. Evakuasi jasad Praka Nasruddin yang gugur dalam kontak senjata melawan KKB di Mapenduma, Nduga, Senin (28/1/2019) 

"Kami tetap menjaga perdamaian dan berbicara secara damai, tapi Indonesia selalu membuat kekerasan.

Seperti di Fak-fak, Sorong dan Manokwari, kami berusaha untuk menjaga perdamaian namun Indonesia selalu membawa kekerasan 50 tahun belakangan ini.

Itulah yang membuat kami selalu membuka jalan damai untuk memulangkan warga kami yang berada di Jakarta ke Papua.

Saya juga secara pribadi sudah menelepon Presiden Jokowi dan saya berkata biarka orang-orang saya bebas, berikan kami kemerdekaan," lanjut Benny Wenda.

"Lalu bagaimana tanggapan anda, anda selama ini tinggal di London sejak 2003 jauh dari rumah, kenapa isu itu muncul lagi sekarang?" pertanyaan penutup dari Natasha.

"Saya selalu kontak dengan orang-orang saya selama 24 jam dan selama 50 tahun terakhir tak ada satu orang yang tau.

 
 
Video terlekat
Tentara Indonesia, dan Polisi selalu mendatangi asrama mahasiswa Papua dan berkata "pulang ke rumahmu Papua Barat monyet," menurut saya itu adalah alasan selama 50 tahun terakhir adanya diskriminasi.

Itu adalah tindakan diskriminasi dan rasisme dan sekarang saatnya bagi kita untuk bersatu dan keluar merobohkan tembok diskriminasi.

Saya berpikir itu juga adalah spontanitas orang Papua untuk meminta refrendum," pungkas Benny Wenda.

Gembong OPM Papua Bersikap Jadi 'Korban' Oleh Pemerintah RI Saat Diwawancarai Media Asing

Sumber: GridHot.id
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved