Hampir Dua Pekan Siswa Mogok Belajar, Ketua DPRD Panggil Kemenag Kuansing Bahas Kisruh MAN 1

TRIBUNPEKANBARU.COM, TELUK KUANTAN - DPRD Kuansing memanggil Kementerian Agama (Kemenag) Kuansing, Rabu (28/8/2019) untuk membahas kisruh di MAN 1 Teluk Kuantan yang hingga kemarin mogok belajar.

Aksi mogok belajar yang digelar sejak Jumat (16/8) itu sudah berlangsung hampir dua pekan.
Ketua DPRD Kuansing, Andi Putra mengatakan, pertemuan dengan Kementerian Agama (Kemenag) Kuansing hanya untuk koordinasi saja. Pertemuan belum bisa disebut sebagai dengar pendapat (hearing).

"Nggak ada hearing tadi. Hanya koordinasi saja," kata Andi Putra.

Koordinasi itu terkait dengan permasalahan internal di MAN 1 Teluk Kuantan. Seperti diketahui, kisruh di sekolah tersebut masih berlanjut hingga saat ini.

Andi mengatakan, pihaknya juga akan mengundang pihak-pihak terkait persoalan itu untuk hearing. Namun politisi Golkar ini tidak merinci kapan waktu hearing.

"Masih internal. Saya masih mendengar dari satu pihak. Saya menunggu info pihak satu lagi," ujar putra mantan Bupati Kuansing Sukarmis ini.

Terpisah, wali murid MAN 1 Teluk Kuantan menggelar rapat di aula sekolah, Rabu kemarin.

Rapat digelar komite sekolah dengan mengundang wali murid. Tujuannya untuk merespon hasil pertemuan dengan Kemenag Kuansing beberapa waktu lalu. Kala itu, pertemuan tidak menghasilkan solusi.

"Orangtua murid masih rapat di sekolah," kata M Ibran Anugrah, pengurus OSIS di MAN 1 Teluk Kuantan.

Ibran mengatakan, rapat tersebut tidak dihadiri Kepala MAN 1 Rini Susanti dan perwakilan Kemenag Kuansing. Padahal pihak Kemenag diundang dalam rapat ini. Pihak Kemenag Kuansing disebut pergi ke Pekanbaru padahal Rabu pagi (28/8) menggelar pertemuan dengan Ketua DPRD Kuansing.

Hasil rapat ini, wali murid sempat berencana mendatangi ke dewan. Namun mengingat waktu, diperkirakan rencana ke DPRD Kuansing diperkirakan tidak jadi.

Seperti diketahui, siswa MAN I Teluk Kuantan menggelar mogok belajar sejak Jumat (16/8/2019) dua pekan lalu. Ini merupakan mogok belajar gelombang kedua setelah gelombang pertama pada Mei lalu.

Mogok belajar bermula dari aksi protes para siswa akan menggelar muhadaroh yang rutin dilakukan setiap Jumat. Siswa kesal karena peralatan belum siap dan dioper-oper.

Para siswa sudah mengadu ke Kepsek Rini Susanti. Namun, tidak ada solusi. Hingga akhirnya protes pun dilakukan para siswa. Akibat protes, kegiatan muhadaroh batal dilaksanakan. Bahkan berlanjut dengan aksi mogok belajar. (Tribunpekanbaru.com/dian maja palti siahaan)