Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Anisman Dua Kali Bertarung Lawan Beruang yang Sama

Warga Kabupaten Kampar ini kini dirawat di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru karena menderita sejumlah luka.

Penulis: Rizky Armanda | Editor: rinaldi
Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir
Anisman, korban penyerangan beruang di Kampar dirawat di RSUD Arifin Ahmad, Pekanbaru, ditemani istrinya, Neni 

tribunpekanbaru.com - Anisman, pria 45 tahun yang menjadi korban penyerangan beruang di Desa Tanjung Karang, Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad, Pekanbaru.

Dia baru saja siuman saat Tribun mengunjunginya di ruang perawatan Kenanga pada Kamis (5/9). Anisman tampak terbaring lemah. Bagian kening sebelah kiri hingga mata kirinya tampak tertutup perban.

Selang infus juga melekat di tangan kanannya. Tubuhnya ketika itu hanya ditutupi kain selimut warna-warni bergambar kartun.

Sesekali dia terlihat meringis, seperti menahan sakit akibat sejumlah luka gigitan dan cakaran beruang yang dialaminya pada Rabu (4/9) petang lalu. Saat itu, Anisman baru saja usai menjala ikan bersama temannya di sungai di pinggir hutan desa tersebut.

Yang luar biasanya, peristiwa naas itu dialaminya sebanyak dua kali, dan dia diserang oleh beruang yang sama.

Dikisahkan Anisman, penyerangan beruang bermula ketika dia berniat hendak pulang ke rumah. Karena tangkapan ikan hari itu dirasa sudah cukup. Anisman lalu naik ke daratan perbukitan, di mana temannya Darlis berada di depan. Tiba-tiba di tengah jalan, keduanya bertemu seekor beruang yang datang dari arah depan.

"Teman saya yang dikejar pertama, dia terus lari. Tinggal saya sendiri, kemudian dikejarnya pula saya. Mau lari ndak bisa karena tebing tinggi," ucap Anisman.

Alhasil, Anisman pun bergelut dengan beruang yang menurutnya, tak berukuran terlalu besar itu. "Beruangnya tidak besar kali, tapi kukunya itu tajam, kuat beruang itu," bebernya.

Anisman berusaha keras menangkis setiap serangan beruang. Dia rebah ke tanah, dan supaya beruang tak mengoyak perutnya, dia menaikkan kakinya. Namun beruang itu secara cepat mencakar dan menggigit beberapa bagian tubuhnya.

"Saya tahan mulutnya dengan tangan, mau saya koyakkan, tapi tak sanggup, sudah tak ada tenaga," tuturnya.

Beberapa menit terlibat pergumulan sengit, beruang itu akhirnya meninggalkan Anisman. Melihat itu, Anisman pun memanfaatkannya dengan langsung bangkit dan mencari pertolongan sembari berteriak.

Namun ternyata belum usai sampai di situ, beruang itu kembali dari balik semak dan menyerang Anisman lagi.

"Dua kali dia menyerang saya, pertama 15 menit. Setelah itu dia pergi. Lalu datang lagi. Ada sekitar setengah jam (bertarung dengan beruang)," tuturnya.

Beruntung pada serangan kedua itu, Anisman masih bisa menahan upaya beruang yang hendak menggigit kepalanya. Sampai akhirnya beruang itu pergi meninggalkan Anisman dan tak kembali lagi.

Tak lama berselang, bantuan pun datang. Temannya yang berhasil lari tadi, datang bersama masyarakat dan keluarga ke lokasi. Anisman pun digotong dan dibawa ke Puskesmas setempat.

Namun lantaran peralatan medis yang kurang memadai, Anisman akhirnya dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad di Pekanbaru untuk menjalani serangkaian operasi.

Menurut Anisman, pertemuannya dengan beruang, bahkan sampai diserang, baru pertama kali seumur hidup dia alami. Selama ini, Anisman mengaku tidak pernah sampai masuk hutan dan bertemu satwa tersebut.

"Ada sungai di situ, tidak pernah ketemu dengan beruang. Sekali bertemu, kayak gini. Makanya melawan dari pada saya mati begitu saja," paparnya.

Direktur RSUD Arifin Ahmad, dr Nuzelly menyatakan Anisman sudah ditangani oleh dokter bedah. Kondisinya pun kini berangsur membaik pascamenjalani operasi. Dari hasil pemeriksaan, sebut Nuzelly, beberapa bagian tubuh Anisman terdapat luka cakaran.

Di bagian kepala juga ditemukan bekas gigitan serta cakaran yang mengakibatkan luka robek cukup dalam.

"Tadi sudah di rontgen juga, ada patah di kaki kanan, tulang kecilnya. Mudah-mudahan bisa membaik, pulih sehingga bisa pulang," terang dia.

Dikatakan, jika kondisinya sudah stabil, Anisman akan kembali menjalani pemeriksaan. Hal ini bertujuan untuk menentukan diagnosa, terkait kemungkinan adanya penyakit lain akibat serangan beruang tersebut.

"Mana tahu ada penyakit lainnya, intinya akan ditangani secara komprehensif," jelas Nuzelly.

Mungkin Mencari Ikan
Sementara itu, pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau diwakili Kepala Bidang Teknis, Mahfud, dan beberapa orang lainnya, menjenguk Anisman di RSUD Arifin Achmad, Kamis (5/9).

Mahfud mengatakan, tim dari BBKSDA Riau langsung dikerahkan menuju ke lokasi serangan begitu mendapatkan informasi. Tim tersebut juga mewanti-wanti masyarakat di sekitar lokasi kejadian, agar lebih waspada saat ke hutan, dan untuk sementara mengurangi kegiatan di pinggir sungai di hutan tersebut.

"Lokasi penyerangan itu masuk dalam cagar alam Bukit Bungkuk, di sana memang habitatnya beruang," kata Mahfud menjelaskan.

Dikatakan, beruang keluar dari hutan dan mendekati sungai dengan tujuan mencari makan, itu merupakan hal biasa. Apalagi saat ini tengah musim kemarau, dan makanan beruang di dalam hutan sulit dicari. Sehingga satwa yang tergolong buas ini mendatangi sungai terdekat untuk mencari ikan.

"Ikan juga merupakan salah satu makanan beruang. Serangan diduga terjadi karena beruang itu kaget dan korban juga kaget. Ada gerakan tiba-tiba sehingga beruang menyerang," urainya.

Mahfud menduga, beruang yang menyerang itu usianya masih muda. Bisa jadi, beruang tadi juga sudah mulai memasuki musim kawin atau masa pubertas, sehingga hormonnya meningkat dan lebih agresif.

"Untuk saat ini tim masih di lokasi. Belum ada laporan temuan jejak beruang. Masyarakat juga sudah diingatkan agar jangan bereaksi berlebihan ketika berhadapan dengan beruang, karena bisa diserang," ujarnya. (rzk)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved