Gara-gara Kecanduan Main Game, Pria Asal Asahan ini Terancam Menderita Kebutaan
Seorang pria asal Asahan, Sumut, nyaris buta. Dia menyesal karena dulu menghabiskan waktu bermain game di HP sampai berjam-jam setiap harinya.
Penulis: rinaldi | Editor: rinaldi
tribunpekanbaru.com - Surya Utama, warga Dusun I Desa Pinangripan, Kecamatan Air Batu, Asahan, Sumut, mengalami gangguan penglihatan sejak Mei 2019. Menurut orangtuanya, Supardi, kondisi anaknya diduga berawal dari kecanduan Surya akan permainan game online di telepon seluler.
Surya menceritakan awal mula dirinya tak lagi mampu melihat. Suatu hari bola matanya berubah merah, beberapa hari kemudian justru pandangan semakin hari menjadi kabur, hingga akhirnya sama sekali tak bisa lagi melihat.
"Awalnya pada malam hari mata merah, tapi tidak perih. Besok-besoknya merahnya hilang, tapi makin lama pandangan makin kabur," ungkap Surya di rumahnya, Sabtu (7/9) lalu.
Keadaan yang menimpanya diberitahukan kepada orangtua. Khawatir, kedua orangtua Surya lalu membawanya berobat ke dokter mata di Medan. Namun setelah beberapa kali menjalani pengobatan, mata Surya tidak mengalami kemajuan sama sekali.
"Ini mungkin sejak 2018, saya sering main game mobil legend, PUBG, free fire, satu hari bisa tiga sampai lima jam main game lewat hape," ujar Surya.
Pascamengalami gangguan penglihatan, tak banyak aktifitas yang kini bisa dilakukan alumni SMK Negeri 1 Air Batu itu. Waktunya banyak dihabiskan di atas tempat tidur, karena dia kesulitan untuk bergerak.
"Kalau jalan harus meraba-raba dinding, pintu. Sekarang kegiatan hanya makan, tidur, itu aja bisanya," katanya pelan.
Kini hanya penyesalan yang ada di kepala Surya. Ia pun mengimbau kepada remaja maupun siapa pun yang gemar bermain game hingga berjam-jam, agar berangsur-angsur mengurangi kegiatan tersebut.
"Nyesalnya baru sekarang. Buat yang lain yang hobi main game di hape, kalau bisa dikurangi, kalau bisa pun hentikan sama sekali. Karena memang sama sekali nggak ada manfaatnya. Akhirnya nanti seperti aku," terangnya.
Orangtua Surya, Supardi (57), awalnya mengaku terkejut mengetahui kondisi putra pertamanya itu. Sebab sebelumnya kepala Surya tidak pernah mengalami benturan. Penglihatannya juga tidak pernah ada keluhan sejak kecil.
"Dulu hampir tiap malam selalu diperingati supaya berhenti main hape. Sekarang upaya penyembuhan ke spesialis mata di Medan, diberi obat tetes mata, sudah lima kali berobat," ucap Supardi.
Ia berharap penglihatan Surya bisa kembali normal. Ia pun mengharapkan ada kepedulian dari pemerintah maupun donatur. "Harapannya ada kepedulian dari pemerintah untuk kesembuhan Surya," katanya. (rin/tribun medan)
