Kabut Asap di Riau
STORY-Kisah Dalam Kabut Asap di Riau, Bayi 22 Hari Sesak Nafas, Dania Hanya Bisa Menangis dan Berdoa
Story atau kisah dalam Kabut Asap di Riau, bayi berumur 22 hari bernama Ihsan sesak nafas di tengah malam, Dania hanya bisa menangis dan berdoa
Penulis: Alex | Editor: Nolpitos Hendri
STORY-Kisah Dalam Kabut Asap di Riau, Bayi 22 Hari Sesak Nafas, Dania Hanya Bisa Menangis dan Berdoa
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Story atau kisah dalam Kabut Asap di Riau, bayi berumur 22 hari bernama Ihsan sesak nafas di tengah malam, Dania hanya bisa menangis dan berdoa.
Dania (27) dan Aris (30) hanya bisa menangis dan terus mengipas-ngipas ruangan, ketika bayinya, Ihsan yang berusia 22 hari sesak nafas karena terpapar kabut asap.
Baca: Presiden RI Jokowi ke Riau, Sampaikan Kekesalan Saat Rapat, Sorot Gubernur, Panglima TNI dan Kapolri
Baca: Lampu Kendaraan Darat dan Kapal Laut di Riau Harus Menyala Sepanjang Perjalanan Akibat Kabut Asap
Baca: Presiden RI Jokowi ke Riau, BOYONG Sejumlah Menteri Tinjau Karhutla di Riau, Ada Wiranto
Baca: Presiden RI Jokowi Langsung Rapat Terbatas Setelah Sampai di Riau, Media Lokal DILARANG Mendekat
Baca: Kisah BERDARAH Pasangan Suami Istri di Riau, Suami Alami Luka Tusuk di Perut dan Istri di Pinggang
Jam menunjukkan pukul 23.00 WIB malam, Dania terus mendampingi putranya sambil berdoa dan menangis.
Sudah berhari-hari Ihsan pilek dan batuk, dan di tengah situasi kabut asap, bayi Ihsan tiba-tiba sesak nafas.
Kedua orangtuanya kebingungan, tidak tau apa yang harus dilakukan pada tengah malam itu.
"Saya hanya bisa menangis, dan berdoa. Terus membersihkan ruangan yang penuh asap. Tapi tetap saja asap masuk ke dalam rumah kami. Kami kebingungan, tak tau harus lakukan apa, apalagi saat itu tengah malam," kata Dania menceritakan kejadian yang dialaminya tiga hari lalu, saat ditemui Tribun di Posko Pengungsian DPW PKS Riau, Jalan Soekarno Hatta, Senin (16/9/2019).
Malam itu terasa panjang bagi Dania dan Aris. Ia berusaha agar bayinya tetap bertahan dan berharap pagi segera datang.
Sembari itu, ia terus berupaya untuk menghubungi kawan yang bisa memberikan solusi atas kejadian tersebut.
"Salah seorang kawan suami memberi tahu, kalau ada rumah pengungsian PKS yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Pagi-pagi sekali, kami langsung bawa anak ke sini," tutur warga Rimbo Panjang ini.
Baca: BREAKING NEWS : Presiden RI Jokowi Tiba di Riau, Menginap Semalam di Novotel Pekanbaru Jalan Riau
Baca: PELANTIKAN Anggota DPRD Bengkalis Disambut Demonstrasi, Daftar Nama Legislator Negeri Junjungan Riau
Baca: 4.500 Personil Gabungan Kawal Presiden RI Jokowi Saat Berkunjung ke Riau Meninjau Karhutla di Riau
Bayi Ihsan langsung diberikan penanganan oleh pihak panitia penyelenggara Posko pengungsian di Markaz PKS Riau tersebut.
Namun nafas Ihsan masih terus sesak. Ia kemudian dirujuk ke rumah sakit.
Setelah agak mendingan, baru kemudian dokter di rumah sakit membolehkan untuk dirawat jalan, dan kemudian bayi Ihsan dibawa kembali ke posko tersebut.
"Sekarang sudah tiga hari kami di sini. Pilek dan batuknya masih, kemudian sesekali nafasnya masih sesak, tapi sudah cukup jauh berkurang dari sebelumnya. Kami sangat terbantu di sini, udaranya juga cukup bersih," ujar Dania.
Ambo Ako, warga Perumahan Mustamindo 3, Kecamatan Tambang juga sangat mengkhawatirkan kesehatan dua anaknya.
Apalagi si bungsu masih berusia 2 bulan.
Posisi rumahnya sendiri berada tidak jauh dari lokasi titik api kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kampar.
Karena itu, ia sangat khawatir, dan memboyong keluarganya ke posko pengungsian DPW PKS tersebut.
Baca: MAJU pada Pilkada Riau 2020, Mantan Ketua DPRD dan Mantan Wakil Ketua DPRD Pelalawan Daftar ke PDI-P
Baca: PELANTIKAN 40 Anggota DPRD di Riau Wartawan DILARANG Masuk, Gedung DPRD Dipadati Keluarga Legislator
Baca: Pendidikan di Pekanbaru LUMPUH TOTAL, Seluruh Sekolah Diliburkan Akibat Kabut Asap, ISPU Tidak Sehat
"Di bagian belakang rumah kami kejadian kebakaran lahan. Para tetangga kami banyak yang mengungsi ke Sumbar. Alhamdulillah kami juga bisa mengungsi di sini," tuturnya.
Sekretaris Bidang Humas PKS Riau, Imron L Rasyiadi mengatakan, selain dari pihaknya, kader-kader PKS dan masyarakat juga turut membantu untuk memberikan sumbangan dalam bentuk makanan dan minuman di posko pengungsian tersebut.
"Di sini kami juga menerima sumbangan dalam bentuk barang, ada yang menyumbangkan nasi, air, buah, dan kebutuhan warga yang mengungsi lainnya di sini. Kalau ada yang menyumbang uang, kami alihkan ke lembaga yang kita kerjasama, karena partai kan tidak boleh terima uang. Nanti lembaga, baru dicairkan ke kita," jelas Imron.
Dikatakan Imron, pihaknya menyediakan ruangan khusus bagi ibu dan bayi, lansia, dan juga para ibu hamil.
Selain itu, juga terdapat dua aula di lantai II dan III di markaz tersebut, yang bisa menampung ratusan pengungsi.
"Kita juga ada 8 air purifier di sini untuk membersihkan udara," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Panitia Posko Pengungsian dan Kesehatan DPW PKS Riau, Edi Iswanto mengatakan, hingga saat ini sudah ada sekitar 457 orang yang mengungsi ke tempat tersebut.
Baca: Gedung DPRD Riau Dijadikan PENAMPUNGAN Korban Kabut Asap Wakil Rakyat Harapkan Jokowi Datang ke Riau
Baca: Api dari Karhutla Nyaris Lalap Permukiman Warga di Riau, Warga Diungsikan dan Pemadaman hingga Malam
Baca: Kabut Asap di Riau, Citilink BATAL Mendarat di Pekanbaru Dialihkan ke Batam, Chairul Desak Presiden
Data terupdate hingga Senin siang, sebanyak 120 orang yang menginap, yang terdiri dari lansia 2 orang, dewasa 41 orang, anak 49, dan balita 27 orang.
"Posko ini kita buka sejak 11 September 2019 lalu. Semua masyarakat yang terpapar asap, kita tampung. Tak lihat dari mana mereka berasal," imbuhnya.
Pihaknya juga menyediakan layanan antar jemput, baik di Kota Pekanbaru ataupun di luar Pekanbaru.
Di sana juga ada dokter yang secara bergantian, yang bersedia sukarela untuk membantu pasien di sana.
"Kita juga terima layanan antar jemput. Gratis, tidak dipungut biaya sepersen pun. Kontaknya bisa dihubungi melalui nomor 082385035313. Kami tidak hanya layani Pekanbaru, tapi juga luar Pekanbaru. Kemaren ada yang kita jemput di Kabupaten Kampar juga. Kita punya 6 mobil yang standby untuk antar jemput," tuturnya.
STORY-Kisah Dalam Kabut Asap di Riau, Bayi 22 Hari Sesak Nafas, Dania Hanya Bisa Menangis dan Berdoa. (Tribunpekanbaru.com/Alexander)