Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ternyata Mahasiswa yang Dikeroyok Polisi saat Unjuk Rasa Sumut Hafal 30 Juz Alquran, Ini Kondisinya

Seorang mahasiswa beralmamater Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) dikeroyok polisi.

Tribun Medan/Kolase
Ternyata Mahasiswa yang Dikeroyok Polisi saat Unjuk Rasa Sumut Hafal 30 Juz Alquran, Ini Kondisinya 

Ternyata Mahasiswa yang Dikeroyok Polisi saat Unjuk Rasa Sumut Hafal 30 Juz Alquran, Ini Kondisinyaya

TRIBUNPEKANBARU.COM - Unjuk rasa mahasiswa di DPRD Sumut berakhir rusuh, Selasa (24/9/2019).

Seorang mahasiswa beralmamater Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) dikeroyok polisi.

Rekaman aksi kekerasan ini pun beredar viral di media sosial.

Dihimpun Tribun Medan mahasiswa itu bernama Ali Mustawa.

Ali Mustawa sempat dikabarkan meninggal dunia, namun informasi tersubut dibantah pihak kampus.

"Alhamdulillah, Ali yang dikabarkan meninggal pada saat aksi semalam dalam keadaan baik, dan tidak meninggal dunia," kata Kasubbag Humas dan Informasi UINSU, Yuni Salma, Rabu (25/9/2019).

Teman-teman Ali Mustawa kaget pasca-mengetahui ia dipukuli oleh personel kepolisian.

Keseharian Ali Mustawa dikenal sebagai mahasiswa yang baik dan hafal Alquran 30 juz alias hafiz.

Akun Instagram Ali diserbu dengan kalimat memberinya semangat, meski banyak juga yang termakan hoaks dan mengucapkan selamat jalan.

Ali saat ini terdaftar sebagai mahasiswa semester III Fakultas Usluhudin UINSU.

"Berdasarkan informasi gurunya bahwa Ali Mustawa memang seorang hafiz 30 juz, tamat dari Islamic Center Medan tahun 2018," terang Yuni Salma.

Yuni menuturkan bahwa pihaknya terus mencari info terkait mahasiswa UINSU yang diamankan.

"Saat ini, kami terus mendalami kondisi anak-anak kami terkait demontrasi kemarin," tuturnya.

"Ada beberapa yang masih diperiksa. Namun info lebih lanjut akan kami kabarkan setelah mendapat info yang valid," pungkas Yuni.

Keterangan Polisi

Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto memberikan keterangan usai penanganan aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Sumut yang berakhir ricuh, Selasa (24/9/2019).

Dadang mengatakan bahwa untuk penanganan unjuk rasa telah dimulai pukul 11.00 WIB.

Kemudian pukul 15.00 WIB sudah mulai dorong-dorongan hingga pagar dirusak.

"Mereka berusaha untuk naik pagar kami tertibkan agar tidak anarkis. Tiba-tiba ada pelemparan-pelemparan kami sudah bertahan, akhirnya karena untuk menjaga kondusifitas wilayah, kita lakukan upaya paksa dengan menembakkan water canon," kata Dadang.

"Hingga pukul 18.25 situasi kondusif. Untuk kendaraan rusak ada 7 kendaraan dinas roda empat. Beberapa pelaku provokator sudah kita proses nanti perkembangan saya sampaikan. Jangan ada hoaks tidak ada yang meninggal dunia. Semuanya dalam keadaan baik. Korban pihak Polri masih diidentifikasi," sambungnya.

Dadang menjelaskan kedepan semoga pelaksanaan unjuk rasa berjalan dengan tertib.

Ia mengimbau agar dalam menyampaikan pendapat boleh, tapi lihat aturan.

Kendaraan polisi yang dirusak pengunjukrasa di depan kantor DPRD Sumut, Selasa (24/9/2019)
Kendaraan polisi yang dirusak pengunjukrasa di depan kantor DPRD Sumut, Selasa (24/9/2019) (Tribun Medan / Dimaz)

"Kita harapkan Medan kondusif tidak terjadi apa-apa. Situasi saat ini baik dan lancar dan tinggal pembersihan," tuturnya.

Soal mahasiswa yang diamankan, apakah mahasiswa semua? 

"Nanti kita sampaikan," ujarnya.

"Untuk 7 unit kendaraan yang rusak akan dilakukan olah TKP dan ditemukan para pelaku yang akan bertanggungjawab," tutup Dadang.

Ditunggangi DPO Teroris

Sebelumnya Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto menyampaikan bahwa dari hasil penelusuran tim, bahwa kegiatan penyampaian pendapat yang dilakukan oleh mahasiswa ditunggangi oleh salah seorang DPO kasus teroris.

"Inisial RSL, saat ini yang bersangkutan sudah ditangkap dan kemungkinan akan dikirim ke Densus 88 Mabes Polri," kata Irjen Pol Agus Andrianto, Selasa (24/9/2019) malam.

Agus menjelaskan mahasiswa menyampaikan pendapatnya sesuai dengan tuntutan. Rilisnya kan ada tadi. Artinya bahwa ada kegiatan menyampaikan pendapat itu dijamin undang undang.

Cuma hati-hati karena selalu ada potensi ditunggangi pihak-pihak yang dengan kepentingan yang kita tidak tahu.

"Karena itu hati-hati disusupi.

Sampaikan pendapat dengan cara yang santun, mengirim perwakilan dan sebagainya bisa," ujarnya.

Aksi unjukrasa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi berakhir bentrok dengan pihak kepolisian, di depan kantor DPRD Sumut, Medan, Selasa (24/9/2019).TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Aksi unjukrasa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi berakhir bentrok dengan pihak kepolisian, di depan kantor DPRD Sumut, Medan, Selasa (24/9/2019).TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI (Tribun Medan/Riski Cahyadi)

"Tadi diamankan 53 orang dan satu yang kemungkinan pelaku teror. Dia mungkin yang menunggangi itu," ungkap Agus.

Terikait tindakan pemukulan polisi kepada para mahasiswa, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmadja mengaku sedang mendalami dugaan kekerasan oleh aparat.

"Kita sedang selidiki dan proses anggota yang tidak sesuai SOP," kata Kombes Pol Tatan Dirsan Atmadja ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (24/9/2019) malam.

Menanggapi video penangkapan mahasiswa, Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto juga angkat bicara.

Agus menyebutkan hal itu biasa kalau di lapangan senggol-senggolan biasa.

''Kita juga dilempari batu. Tadi rekan rekan wartawan ada yang dilempari batu. Kira-kira kalau batu sebesar itu gimana sih. Masa kita diam aja. Namanya kita juga manusia. Soal video itu sama saja, nanti kita periksa juga sama yang melakukan itu kita periksa yang melakukan tindakan pidana di dalam unjuk rasa kita periksa," tegas Agus.

Aksi unjukrasa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi berakhir bentrok dengan pihak kepolisian, di depan kantor DPRD Sumut, Medan, Selasa (24/9/2019).TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Aksi unjukrasa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi berakhir bentrok dengan pihak kepolisian, di depan kantor DPRD Sumut, Medan, Selasa (24/9/2019).TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI (Tribun Medan/Riski Cahyadi)

Apakah mahasiswa yang terlibat aksi unjuk rasa hingga berakhir ricuh akan dilepaskan?

"Kita lihat nanti keterlibatannya," jelas Agus.

(mak/tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Identitas Mahasiwa yang Dikeroyok Polisi saat Unjuk Rasa DPRD Sumut, Ternyata Hafal 30 Juz Alquran

*Ternyata Mahasiswa yang Dikeroyok Polisi saat Unjuk Rasa Sumut Hafal 30 Juz Alquran, Ini Kondisinya

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved