Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

Seni Olah Tempurung Berawal dari Imajinasi,Disdagprin Siak Riau Hadirkan Instruktur dari Yogyakarta

Seni mengolah tempurung berawal dari imajinasi. Seorang perajin mesti mengikuti imajinasinya dalam menghasilkan produk kerajinan.

Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nurul Qomariah
Tribun Pekanbaru/Mayonal Putra
Dewi (kanan) bersama KUB-nya melaksanakan praktek kerajinan berbahan baku tempurung, Kamis (26/9/2019) di Hotel Grand Mempura, Siak 

TRIBUNSIAK.COM, SIAK - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Siak menggelar
kegiatan diversifikasi tempurung kelapa produk Industri Kecil dan Menengah (IKM) selama 5 hari di Hotel Grand Mempura, Siak.

Kegiatan berlangsung mulai 24-28 September 2019. Instruktur didatangkan dari pegiat Pelatihan Pengembangan Kewirausahaan Yogyakarta.

Dewi (27), warga Suak Lanjut, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak bersyukur bisa mengikuti kegiatan ini.

Ia banyak mendapat ilmu terkait kerajinan berbahan tempurung selama mengikuti kegiatan tersebut.

"Ini kesempatan langka bagi kami untuk mendapatkan cara membuat kerajinan berbahan tempurung ini. Praktik yang saya jalani bersama teman-teman baru 3 hari. Insya Allah banyak sekali yang dapat kita buat setelah ini," kata Dewi, Kamis (26/9/2019).

Dewi ikut di dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kecamatan Siak. Anggotanya 5 orang, yang memang berniat untuk membangun industri kerajinan berbahan baku tempurung.

"Di sini kita menciptakan perajin mandiri dan berdaya saing. Pola pelatihan lebih banyak praktik dibanding teori," kata Zaenal Muttaqim (50), instruktur diversifikasi tempurung kelapa itu yang didatangkan dari Yogyakarta.

Dari tempurung kelapa, peserta bisa membuat bergam produk kerajinan. Seperti meja, kursi, asbak, kotak tisu, kap lampu, mirror, frame, hiasan untuk mangkok sop, tempat sambal, tempat saos dan lain sebagainya.

Perajin tidak mesti dari orang yang berbakat atau mempunyai skill.

"Bakat dan skill hanya 5 persen, 95 persen adalah kemauan. Jika punya kemauan bisa menghasilkan produk yang baik," kata dia.

Menurut dia, seni mengolah tempurung berawal dari imajinasi. Seorang perajin mesti mengikuti imajinasinya dalam menghasilkan produk kerajinan.

Kepala Disdagprin Siak Wan Ibrahim melalui PPTK Kegiatan, Santo mengatakan pelatihan ini baru pertama kali digelar di Siak.

Tujuannya untuk menciptakan KUB, dalam rangka meningkatkan skill, menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan pariwisata Siak.

"Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 20 orang. Dari Kecamatan Siak 5 orang, Mempura 5 orang dan Sabak Auh 10 orang. Mereka diberikan pelatihan secara intensif selama 5 hari. Mereka diinapkan di sini," kata dia.

Untuk mendapatkan peserta tersebut, pihaknya menyurati camat tiga kecamatan itu dan camat menyurati penghulu kampung.

"Mereka inilah nanti yang mengembangkan KUB di kecamatan masing-masing," kata dia.
(Tribunpekanbaru.com/mayonal putra)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved