Motif Palang Empat Paling Dicari, Pelek Polish Masih Primadona Oto Mania Pekanbaru
Hampir 50 persen keindahan mobil berada pada pelek. Menggunakan pelek polish dapat menjadi solusi tampil elegan.
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: ihsan
"Standarnya dari ring 14. Di-upgrade menjadi ring 15 sampai 16. Pakai pelek celong. Depan belakang (ukurannya) beda," jelas Harlim.
Prinsipnya, kata dia, semakin pelek diperbesar, maka ketebalan ban harus dikurangi.
Berbeda untuk pemakaian sehari-hari. Ia menyarankan, sebaiknya menggunakan pelek ukuran standar dengan ban yang lebih tebal.
Menurut dia, semakin tebal ban, semakin bagus meredam getaran saat mengaspal. Sehingga berkendara lebih nyaman.
"Prinsipnya, pelek tidak mempengaruhi kenyamanan. Yang mempengaruhi itu, ukuran ban," kata Harlim.
ASPEK PENTING SNI
Harlim, mengemukakan, banyak yang beranggapan pelek akan mempengaruhi keamanan berkendara. Pelek yang aman tentu dilihat dari ketahanan dan proses pabrikasi.
Menurut Harlim, mencari pelek yang aman sangat mudah. Ia mengatakan, pelek harus telah tersertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI). "Kalau sudah ada label SNI, pasti aman," katanya.
Ia menjelaskan, produk pelek harus menjalani serangkaian tes sebelum dilabeli sesuai SNI. Seperti uji ketahanan terhadap benturan dan standarisasi pembuatan.
Harlim mengakui adanya pelek yang belum berlabel SNI. Meski peredarannya di pasaran sudah sangat sulit, namun aspek ini harus diperhatikan. "Kalau nggak SNI, nggak jelas standarisasinya," tandas Harlim.
WASPADAI PENIPUAN ONLINE
Harlim mengakui, bisnis otomotif sangat menggiurkan. Tak terkecuali jual beli pelek. Bahkan banyak jual beli secara daring (online).
Maraknya jual beli pelek secara online, diikuti tumbuhnya lapak bodong.
Lapak bodong menjual pelek melalui akun media sosial seperti Instagram. "Sekarang sangat banyak penipu. Saya temukan ada lebih dari 30 akun," ungkap Harlim.
Menurut dia, banyak korban yang tertipu. Korban tergiur dengan harga sangat murah.
