Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kepulauan Meranti

Kasus DBD di Meranti Riau Naik Drastis Hampir 5 Kali Lipat, Penderita Didominasi Anak-anak

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kepulauan Meranti tercatat mengalami peningkatakan pada tahun ini.

Penulis: Teddy Tarigan | Editor: Ariestia
TribunPekanbaru/DoddyVladimir
FOTO ILUSTRASI - Pasien demam berdarah. 

Kasus DBD di Meranti Riau Naik Drastis Hampir 5 Kali Lipat, Penderita Didominasi Anak-anak

TRIBUNPEKANBARU.COM, MERANTI - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kepulauan Meranti tercatat mengalami peningkatakan pada tahun ini.

Dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan pada mulai Januari hingga Oktober ini tercatat 110 kasus DBD di Kepulauan Meranti.

Angka ini sangat jauh berbeda dari kasus DBD pada tahun 2018 di Kepulauan Meranti yang hanya tercatat 24 kasus.

Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit Dinkes Kepulauan Meranti Muhammad Fahri, SKM Kamis (24/10/2019) mengatakan peningkatan drastis kasus DBD memang terjadi pada bulan Oktober ini.

"Pada bulan Oktober ini kita mencatat ada sekitar 40 kasus," ujar Fahri.

 Mengenal Sat-81 Pasukan Siluman Kopassus yang Misterius, Duet Maut Prabowo Subianto dan Luhut Binsar

STORY - Mandi Safar di Tasik Nambus Meranti Riau Dipercaya Menyicukan Diri dan Menolak Bala

Dirinya mengatakan bahwa peningkatan terjadi karena faktor perubahan cuaca saat ini yang memasuki musim penghujan.

"Pengaruhnya memang fluktuasi karena cuaca, saat kemarau nyamuk hanya bertelur dan mencari tempat perindukan, dan sat ini sudah musim penghujan," ujar Fahri.

Saat ditanyakan apa perbedaan dengan tahun lalu, Fahri mengatakan bahwa ada perbedaan cuaca tahun ini dengan tahun yang lalui.

"Ada analisa kami fluktuasi perubahan yang tidak sama dengan tahun kemarin. Ada faktor fluktuasi lima tahunan, yang terjadi dan ini hanya terjadi sekali dalam lima tahun," ujarnya.

Hal ini juga ditunjukkan Fahri melalui data pada lima tahun yang lalu, dengan jumlah kasus DBD yang juga tinggi.

Fahri mengatakan bahwa hampir rata-rata kasus DBD terjadi pada anak.

"Pada anak hampir 90 persen," ujar Fahri.

 FOTO: Anak Imigran di Pekanbaru Mendapatkan Vaksin MR di SDN

 Sempat Tak Percaya Anaknya Dicabuli, Seorang Ayah di Riau Akhirnya Terpana Lihat Bukti CCTV

Hal ini juga dikatakan Fahri karena kasus DBD memang rentan terjadi pada anak usia 0 hingga 17 tahun.

"Tergantung daya tahan tubuh. Kemudian dilihat juga virusnya, kalau virusnya hebat dan orang dewasa juga bisa tumbang," ujar Fahri.

Ditambahkan Fahri tempat terbanyak terjadinya kasus DBD berada di Daerah Selatpanjang dan Alah Air.

Untuk mengantisipasi kasusu DBD, Fahri mengatakan hingga saat ini pihaknya secara rutin membagikan bubuk abate dan mensosialisasikan pencegahan penyebaran nyamuk pembawa virus DBD melalui puskesmas di seluruh Kepulauan Meranti.

"Kita masih melakukan pembinaan dan penyebaran bubuk abate, bubuk abate kita juga masih mencukupi hingga tahun ini. Selain itu kita juga akan kembali menggalakan satu rumah satu Jumantik." Pungkas Fahri. (Tribun Pekanbaru.com/Teddy Tarigan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved