Terjadi Lagi, Siswi Kelas III SD Umur 8 Tahun Dicabuli Gurunya, Bikin TRAUMA dan Ketakutan
Sementara, keterangan awal dari korban bahwa oknum guru melakukan pelecehan sejak dirinya duduk dibangku kelas III di sekolah tersebut.
Terjadi Lagi, Siswi Kelas III SD Umur 8 Tahun Dicabuli Gurunya, Bikin TRAUMA dan Ketakutan
"Siswi itu diduga dilecehkan oleh gurunya yang masih mengenyam pendidikan di sebuah sekolah dasar di pedalaman Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur," kata Kapolres Manggarai Barat, AKBP Julisa Kusumowardono, melalui pesan WhatsApp kepada Kompas.com, Selasa (5/11/2019).
LABUAN BAJO - Seorang siswi berinisial ASP (8) di sebuah sekolah dasar di Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT, diduga dilecehkan oleh gurunya sendiri berinisial RH.
"Siswi itu diduga dilecehkan oleh gurunya yang masih mengenyam pendidikan di sebuah sekolah dasar di pedalaman Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur," kata Kapolres Manggarai Barat, AKBP Julisa Kusumowardono, melalui pesan WhatsApp kepada Kompas.com, Selasa (5/11/2019).
Kusumawardono mengatakan, kasus tersebut ditangani oleh pihak Kepolisian Resor Manggarai Barat dengan nomor surat tanda penerimaan laporan STPL/147 /XI/2019/NTT/ Res Mabar.
• Betrand Peto Mulai Puber, Prilakunya ke Perempuan Diungkap ke Ruben Onsu, Apa Tanggapan Sarwendah?
• Pertanyakan Pacul Impor, Jokowi: Kamu Buat Pacul Tahun Depan, Saya Beli Ini Puluhan Ribu Cangkul
• Aksi Heroik Bocah 11 Tahun di Zimbabwe, Bertaruh Nyawa untuk Congkel Mata Buaya, Selamatkan Teman!
• Gerindra Pilih Ahmad Dhani Jadi Wagub DKI Dampingi Anies? Ini Jawaban Ketua DPD Gerindra Jakarta
"Polres Manggarai Barat menerima laporan dari korban dan pelaku ditindak tegas. Pelaku yang diduga seorang oknum guru itu siap dipanggil dan diperiksa," ujar dia.
Kasus dugaan pelecehan anak di bawah umur seperti ini, lanjut Kusumawardono, ditangani serius oleh bagian reserse dan kriminal dan oknum pelaku diberi hukuman agar tidak mengancam keamanan anak-anak lain di lembaga pendidikan tersebut.
Kronologis kejadian menurutnya akan diketahui setelah terduga pelaku dan para saksi memberikan keterangan.
Sementara, keterangan awal dari korban bahwa oknum guru melakukan pelecehan sejak dirinya duduk dibangku kelas III di sekolah tersebut.
Terpisah Direktur Perlindungan dan Pendampingan anak JPIC Flores Barat, Suster Yosefina, SSPS menuturkan, JPIC bersama orangtua dari siswi itu sudah dua hari ke kantor Kepolisian Resor Manggarai Barat di bagian Kanit PPA untuk mendampingi korban.
Kondisi korban saat ini masih trauma, minder dan sedikit takut.
"Saat ini korban ada di rumah perlindungan perempuan dan anak JPIC SSPS Flores Barat," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Oknum Guru Diduga Lecehkan Murid SD",
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Bocah SD Berusia 8 Tahun Ini Trauma dan Ketakutan Gara-gara Dilecehkan Oknum Gurunya
*Terjadi Lagi, Siswi Kelas III SD Umur 8 Tahun Dicabuli Gurunya, Bikin TRAUMA dan Ketakutan
==========
UPDATE! Bocah yang Dikabarkan 3 Jam Disembunyikan Wewe Gombel: Dibawa Orang Besar Mandi di Kali
TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang anak di Tegal bernama Sri Wahyuning (5), dikabarkan hilang sekira tiga jam diduga disembunyikan kalong wewe atau wewe gombel.
Yuni dikabarkan hilang sepekan lalu, pada Senin (28/10/2019) ba'da maghrib di depan rumahnya.
Ia hilang sekira pukul 18.00 WIB kemudian ditemukan di belakang pintu rumah pukul 20.30 WIB.
Tidak hanya orang tuanya, Darwati (50) dan Rosidin (56) yang mencari, warga sekampung pun ikut mencari dengan memukul alat dapur.
Ada sekira 50 orang tetangga yang ada di Jalan Temanggung RT 2 RW 5 Kelurahan Margadana, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, ikut mencari.
Seorang warga Tanti (40) mengatakan, mulanya ia tidak percaya jika Yuni hilang dibawa wewe gombel.
Ia mengira, suami Darwati yang merupakan ketua RT, pura-pura menyembunyikan Yuni untuk mengerjai.
Namun sampai sekampung mencarinya, Yuni tidak juga ditemukan.

"Semua tetangga ikut nyari. Mereka bawa alat dapur dan senter. Kampung diputari sambil memukul alat dapur. Saya juga nyari di rumah di kebun, tapi tidak ada," kata Tanti kepada tribunjateng.com, Senin (4/11/2019).
Tanti mengaku, ia orang pertama yang melihat Yuni tiba-tiba ada di dalam rumah.
Setelah ia mencari di dalam rumah Darwati, Tanti, suaminya, dan beberapa warga menunggu di depan rumah.
Menurut Tanti, ketika itu Darwati sedang melakukan ritual buka baju di kebun samping rumah.
Saat itu terlintas juga dalam pikiran Tanti.
Rumah sepi, ini bisa jadi kesempatan maling untuk mencuri.
"Itu saat orang lagi sibuk-sibuknya nyari. Tahu-tahu srong, seperti ada orang mendorong Yuni. Orangnya masuk ke dalam rumah. Aku kejar sampai di depan lemari atum (plastik), malah orangnya hilang," ungkapnya.
Tanti mengaku, orang yang mendorong Yuni, hanya terlihat tangannya saja berwarna hitam.
Karena tidak ada, ia kembali lalu mendekap Yuni.
Menurut Tanti, Yuni awalnya ketakutan melihatnya.

Yuni melihat ke belakang sembari menengokkan kepalanya perlahan.
"Yuni seperti ketakutan. Kaya lihat hantu. Dia lihat aku sedikit-sedikit. Trus aku bilang, 'Ini Mba Tanti, kamu itu dari mana sih?" kata Tanti sembari mengingat malam itu.
Resi (24), warga di RT lain, di RT 3 RW 5, juga ikut mencari keadaan Yuni.
Ia mengatakan, saat itu kampung memang ramai.
Warga berkumpul di rumah Yuni kemudian berpencar mencarinya.
Resi mengatakan, saat Maghrib Yuni ada di depan rumah.
Ada juga warga yang melihat, Yuni digandeng seseorang ke pasar malam yang tidak jauh dari rumahnya.
Namun, saat dicari pasar malam ia tidak ditemukan.
"Ada yang lihat, Yuni duduk di depan rumah saat Maghrib. Tapi ada juga yang lihat, dia digandeng orang ke arah pasar malam," katanya.
Sementara, Bhabinkamtibmas Kelurahan Margadana Aipda Alimudin mengatakan, dari keterangan warga kabarnya Yuni hilang dibawa wewe gombel.
Ia menanyakan beberapa warga, Yuni dicari di mana saja tidak ditemukan.
Menurutnya, dalam kejadian itu juga tidak ada indikasi penculikan atau percobaan penculikan.
"Dia itu hilang habis dimandikan. Ibunya jualan soto. Habis maghrib, ada pembeli lalu ibunya melayani. Selesai melayani, tahu-tahu anaknya sudah tidak ada," katanya.
Aipda Ali pun awalnya tidak percaya.
Saat mendapat kabar, ia sedikit tertawa.
Menurutnya, masa zaman sekarang masih ada hal-hal seperti itu.
Namun saat semua tetangga ikut mencari, menurutnya hal itu mungkin saja terjadi.
"Warga sampai seperti orang dulu, menyembunyikan alat-alat rumah. Sempat saya mengarah, mungkin itu tindak pidana, ternyata tidak," jelasnya.
Menurut Aipda Ali, setelah ditemukan di belakang pintu rumah, Yuni dalam keadaan menggigil kedinginan.
Ia mengatakan, menurut pengakuan si anak, Yuni dibawa orang besar mandi di kali.
Tapi saat ditanya kali mana, Yuni tidak tahu.
Keesokan harinya saat dikunjungi, Selasa (29/10/2019), Yuni sudah ceria dan sehat.
"Selama menjadi Bhabinkamtibmas di Kelurahan Margadana, ini baru pertama kali ada anak hilang yang kabarnya dibawa wewe gombel," ungkapnya. (fba)