Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Disebut Tak Pantas Jadi Bos Pertamina, Ahok Hanya Dijadikan Tumbal & Jadi Sasaran Mafia Migas?

Penunjukan Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama menjadi Komisaris Utama Pertama kini masih menjadi polemik oleh sejumlah pihak.

Editor: Muhammad Ridho
Instagram BTP
Basuki Tjahaja Purnama 

Disebut Tak Pantas Jadi Bos Pertamina, Ahok Hanya Dijadikan Tumbal & Jadi Sasaran Mafia Migas?

====

TRIBUNPEKANBARU.COM - Penunjukan Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama menjadi Komisaris Utama Pertama kini masih menjadi polemik oleh sejumlah pihak.

Meskipun menuai Pro dan Kontra, namun Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri BUMN Erick Thohir tetap memilih Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina.

Peneliti Alpha Research Database Indonesia Ferdy Hasiman bahkan berpendapat, Ahok yang notabene-nya adalah seorang eksekutor lebih cocok menjadi Direktur Utama bukan komisaris utama.

Sementara tugas komisaris bukan di operasional, tetapi melakukan pengawasan terhadap direksi dan mengevaluasi program kerja.

Meski demikian, Ferdy menyebut bahwa nama Ahok tetap bisa menggentarkan para mafia.

"Meskipun komut, para mafia harus hati-hati, karena penunjukan Ahok adalah upaya Jokowi berperang melawan mafia migas yang sudah lama bercokol di Pertamina," kata Ferdy dalam siaran pers, Minggu (24/11/2019).

Menurut dia, posisi komut bagi Ahok penting untuk mencegah intervensi non-korporasi, intervensi politik, maupun intervensi mafia ke Pertamina. Sebab Komut lah yang akan mengevaluasi dan mengawasi kerja direktur utama.

Oleh karena itu, para direktur juga disarankan untuk bekerja dengan baik, mengingat Ahok berani mengeksekusi.

"Direktur-Direktur Pertamina juga harus bekerja dengan baik, karena Ahok itu berani menelanjangi Dirut berkinerja buruk ke publik. sama seperti ia menelanjangi para koruptor ke publik," ucapnya.

Di sisi lain kata Ferdy, dipilihnya Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina karena Jokowi belajar dari kegagalan Pertamina melakukan peremajaan kilang Balongan, kilang Cilacap, Kilang Duri, dan beberapa kilang lainnya untuk mengurangi impor.

"Jokowi juga belajar, percuma saja menempatkan komisaris mantan petinggi militer dan mantan menteri BUMN di Pertamina, tetapi tidak bisa membantu dalam proses pengawasan," tutur Ferdy.

Direktur-direktur yang sebelumnya pernah menjabat, belum menunjukkan kinerja apik karena produksi minyak dan gas turun. Padahal, Presiden telah memberikan hak kelola Blok Mahakam dari total E&P. Begitu pun Blok Rokan dari Chevron Indonesia dan beberapa blok Migas yang dioperatori pihak asing ke Pertamina.

Foto Ahok Berseragam Petugas SPBU.
Foto Ahok Berseragam Petugas SPBU. (Screenshot Instagram)

"Untuk itulah, Ahok yang menjadi tangan kanan Presiden Jokowi di Pertamina wajib hukumnya berperang melawan mafia," sebutnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved