Riau Siaga Banjir dan Longsor
BREAKING NEWS: Resmi! Status Riau Siaga Banjir dan Longsor, 8.789 Unit Rumah Warga Terendam
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau resmi menetapkan status siaga banjir dan longsor untuk tingkat provinsi, Jumat 20 Desember 2019.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Ariestia
PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau resmi menetapkan status siaga banjir dan longsor untuk tingkat provinsi, Jumat 20 Desember 2019.
Penetapan status ini atas dasar pertimbangan kondisi bencana alam yang kini sudah terjadi di beberapa daerah di Riau..
Penetapan status ini di mulai hari ini, 20-31 Desember 2019.
Dalam catatan Pemprov Riau, saat ini sudah ada 216 desa terendam banjir dari enam kabupaten/kota, yakni Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kampar, Kuansing, Indragiri Hulu dan Pelalawan.
Sekdaprov Riau Yan Prana Jaya mengatakan, selain Riau rawan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Provinsi Riau juga rawan bencana banjir dan longsor dengan adanya empat sungai besar yang mengalir membelah Provinsi Riau.
Empat sungai ini pun sering meluap seiring tingginya curah hujan di Riau.
Dampak bencana banjir yang terjadi tahun ini, ribuan rumah di sejumlah kabupaten terendam air.
"Bencana banjir tahun 2019 periode Oktober hingga Desember, telah menggenangi 216 desa dan kelurahan di 43 kecamatan dari 6 kabupaten,diantaranya kabupaten Rohul, Rohil, Kampar, Pelalawan, Kuansing dan Inhu," katanya.
Selain itu, banjir yang terjadi diakhir 2019 ini juga merendam sebanyak 8.798 rumah,11 TK/Paud, 47 SD/MDA,19 SMP dan 17 SMA serta menelan jiwa sebanyak 3 orang.
Tak hanya kerugian materil, bencana banjir dan longsor yang terjadi di Riau juga menyebabkan korban jiwa.
Termasuk mengganggu aktivitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
"Sedangkan bencana longsor di Rokan Hulu (Rohul), telah menelan 3 korban jiwa, serta mengancam mengisolir 8 desa dikecamatan Kampar Kiri Hulu, yang mana longsor menutupi ruas jalan akses utama yang menghubungkan 8 desa tersebut dengan daerah luar," katanya.
Selain akibat curah hujan yang tinggi, bencana banjir yang terjadi di Riau juga di sebabkan oleh beberapa hal.
Di antaranya perusakan dan penggundulan hutan atau kawasan tangkapan hujan di hulu, perubahan sistem drenase pembuangan air, saluran air got yang mampet akibat sampah, membuang sampah sembarangan, tanah yang tertutup semen dan aspal secara meluas dan masif sehingga menyebabkan air hujan sulit menfilterasi air ke tanah.
"Kemudian pembukaan pintu pelimpah (waduk PLTA) dan menyebabkan tingginya debit air yang masuk dan dapat juga menyebabkan banjir," kata Yan Prana.
