Prajurit TNI Kembali Gugur di Intan Jaya Papua, Namun Bukan Lantaran Baku Tembak Dengan KKB OPM
Pada hari ke-5 dalam perjalanan tugas patroli di hutan, kondisi fisik RM mulai menurun.
Pada hari ke-5 dalam perjalanan tugas patroli di hutan, kondisi fisik RM mulai menurun. Serda RM tidak mampu bertahan dan menghembuskan nafas terakhirnya.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto mengatakan, seorang prajurit kembali meninggal di Intan Jaya, Papua.
Prajurit Serda RM meninggal dunia karena terserang penyakit malaria.
"Hari ini Jumat pukul 08.00 WIT seorang prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Penegakan Hukum (Satgasgakkum) TNI-Polri di Papua atas nama Serda RM akhirnya menghembuskan nafas terakhir, " ujar Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto, Jumat (20/12/2019).
"Serda RM gugur sebagai syuhada setelah berjuang melawan penyakit melaria tropicana saat sedang patroli dalam rangka operasi penegakan hukum memback-up Polri di wilayah hutan Distrik Ugimba Kabupaten Intan Jaya Papua. Informasi tersebut diperoleh melalui laporan radio oleh tim Patroli," kata Kolonel Cpl Eko Daryanto.
Atas dasar informasi tentang keberadaan KKSB, satu Tim Patroli kekuatan 12 orang melaksanakan penyisiran ke wilayah hutan Distrik Ugimba Kabupaten Intan Jaya.
"Kondisi hutan Ugimba yang sangat lebat, medan geografis yang sangat berat terdiri dari medan pegunungan terjal dan jurang yang curam serta cuaca yang sangat dingin menjadi tantangan terberat bagi prajurit dalam pelaksanaan tugas demi menegakkan kedaulatan negara.
Serda RM dikenal sebagai salah seorang prajurit yang memiliki kemampuan fisik yang prima, sehingga tidak jarang dalam pergerakannya Serda RM selalu bergerak di depan sebagai pengintai depan," jelasnya.
Namun pada hari ke-5 dalam perjalanan tugas patroli di hutan, kondisi fisik RM mulai menurun karena penyakit Malaria Tropicana yang menggerogoti tubuhnya sejak beberapa bulan yang lalu ternyata kambuh lagi.
"Sekitar tiga hari lamanya Serda RM bertahan melawan serangan malaria, sementara perjalanan harus tetap dilanjutkan sehingga seluruh beban ransel di punggungnya terpaksa harus dibawakan oleh rekan seperjuangannya," kata Kolonel Cpl Eko Daryanto.
"Sementara terbatasnya obat dan sarana kesehatan karena hanya membawa sesuai kemampuan sebagai bekal perjalanan. Pada hari Jumat (20/12/2019) sekitar pukul 08.00 WIT Serda RM rupanya tidak mampu bertahan lagi dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya gugur sebagai syuhada di tengah-tengah kerumunan rekan seperjuangannya," terangnya.
Saat ini pihak TNI melaksanakan proses evakuasi jenazah menggunakan Helly Bel 412 milik penerbad TNI AD.
"Jenazah akan dievakuasi ke RSUD Timika untuk perawatan danauotopsi, belum ada keterangan tentang kelanjutan jenazah akan dibawa," ujarnya.
Jazad RM telah pergi menghadap Sang Khalik tapi tekad dan semangatnya untuk membela dan menegakkan Kedaulatan NKRI dari rongrongan para pemberontak separatis akan terus menjalar dan menggelora di rongga dada setiap prajurit.
OPM Bertanggung Jawab Atas Gugurnya Anggota TNI
Dua anggota TNI yakni Lettu Reski Sidabutar dan Sertu Rizky tewas dalan insiden kontak senjata di sekitar Sugapa Intan Jaya, Selasa (17/12/2019) lalu.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/ilustrasi-kebal-benda-tajam.jpg)