Siapa RB dan RM, Polisi Pelaku Penyiraman Novel Baswedan yang Bikin Novel Cacat Seumur Hidup?
Lama mengendap, berikut Kabar Baru kasus penyiraman terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK), Novel Baswedan.
Siapa RB dan RM, Polisi Pelaku Penyiraman Novel Baswedan yang Bikin Novel Cacat Seumur Hidup?
Presiden Joko Widodo juga sempat memberi target ke Kapolri terdahulu, Jenderal Pol Tito Karnavian, untuk mengungkap kasus Novel dalam tiga bulan.
Target itu diberikan Jokowi pada 19 Juli, setelah tim gabungan pencari fakta yang dibentuk Tito gagal mengungkap kasus tersebut.
===
TRIBUNPEKANBARU.COM - Lama mengendap, berikut Kabar Baru kasus penyiraman terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK), Novel Baswedan.
Pelaku yang diduga melakukan aksi penyiraman keji tersebut tertangkap.
Hal ini terkonfirmasi melalui konferensi pers yang disampaikan oleh Karopenmas Mabes Polri Brigjen Argo Yuwono.
Dikutip dari tayangan Breaking News Kompas TV, Argo Yuwono menyebut pelaku penyiraman Novel Baswedan sudah diamankan.
Jangan kaget saat tahu sosok dan pekerjaannya.
Dari pengembangan penyelidikan yang dilakukan, kepolisian telah menangkap dua pelaku penyiraman air keras terhadap Novel.
"Dua orang diduga penyiraman terhadap Novel Baswedan sudah tertangkap."
"Ini diperoleh setelah melalui penyelidikan yang panjang, melakukan olah TKP, memeriksa deretan 73 saksi," ujar Argo Yuwono.
Argo menyebut, dua pelaku penyiraman air keras kepada Novel merupakan anggota Polri aktif.
Inisial kedua pelaku penyiraman kepada Novel diketahui RB dan RM.
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui biodata pelaku lebih detail.
Untuk saat ini, pelaku telah diamankan ke Polda Metro Jaya.
Polisi masih akan melakukan investigasi kedua pelaku.
Diketahui, Novel Baswedan diserang pada 11 April 2017 saat berjalan menuju kediamannya, setelah menunaikan ibadah salat Subuh di Masjid Al Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Akibat penyiraman air keras ini, kedua mata Novel terluka parah.
Dia sempat menjalani operasi mata di Singapura.
Berbagai upaya telah dilakukan sebelumnya, tapi polisi mengaku kesulitan menangkap pelaku atau dalang penyerangan terhadap Novel Baswedan.
Polisi bahkan telah membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta pada tahun ini.
Namun, hingga masa kerja tim itu berakhir, pelaku saat itu tidak berhasil ditangkap.
Presiden Joko Widodo juga sempat memberi target ke Kapolri terdahulu, Jenderal Pol Tito Karnavian, untuk mengungkap kasus Novel dalam tiga bulan.
Target itu diberikan Jokowi pada 19 Juli, setelah tim gabungan pencari fakta yang dibentuk Tito gagal mengungkap kasus tersebut.
Namun hingga tenggat waktu yang diberikan berakhir, kasus Novel belum juga terungkap.
Jokowi justru mengangkat Tito Karnavian menjadi menteri dalam negeri.
Kini, pelaku penyerangan dan teror terhadap Novel Baswedan baru berhasil diungkap Polri setelah kasus itu terjadi lebih dari 2,5 tahun.
Detik-detik Dewi Tanjung Debat Panas dengan Presenter saat Bahas Tangan Penyiram Novel Baswedan
Masih soal misteri pelaku penyiram air keras ke wajah mantan penyidik KPK, Novel Baswedan.
Hingga dirinya kini cacat seumur hidup dan mulai beraktivitas, pelaku belum ditemukan.
Beberapa tahun berlalu, seorang politis malah menyangsikan kasus Novel Baswedan.
Yap, politisi PDIP atau Pelapor Novel Baswedan, Dewi Tanjung menilai kasus penyidik KPK itu hanya rekayasa.
Hal itu disampaikan saat menjadi bintang tamu di acara Sapa Indonesia Malam paa Kamis (7/11/2019).
Namun pada acara tersebut, Dewi Tanjung justru sempat terlibat perdebatan dengan sang presenter Aiman Witjaksono.
"Saya tidak mengatakan berbohong, jadi dugaan merekayasa jadi itu bahasa pasal menyebarkan berita bohong dan hoaks," ucap Dewi dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Jumat (8/11/2019).
Dewi menegaskan bahwa dirinya telah mempelajari kasus ini sejak 2017.
Menurutnya banyak hal yang janggal dan tidak masuk logika.
"Jadi begini saya kan mempelajari sekian lama kasus ini, lalu saya lihat ada keanehan ada kejanggalan yang itu enggak masuk logika saya," katanya.
Apalagi, reaksi Novel Baswedan setelah disiram air keras juga cukup aneh.
"Dari rekaman CCTV, dari rekaman CCTV itu saya heran kenapa reaksi pertama kali diserang itu dia hanya seperti bergerak kanan kiri lalu mungkin dia katanya nabrak tiang atau nabrak pohon sampai dia benjol."
"Tapi reaksi itu tidak semestinya si korban penyerangan air keras harusnya dia begitu diserang dia itu ada reaksi terduduk dan terguling-guling karena reaksi air keras," jelas Dewi.
Sedangkan, jika terkena air keras, menurutnya seluruh mukanya meleleh.
"Gini kan sifat air keras itu, sifatnya panas, panas sekali kena kulit itu melepuh dan meleleh, pernah lihat kasus Krisna di Surabaya, 14 tahun dia melakukan 17 kali feshov. Matanya meleleh, mukanya meleleh," ujar Dewi kemudian.
Selain itu, Dewi juga menduga bahwa penyerang Novel Baswedan menggunakan tangan kiri saat menyiramkan air keras.
Jika benar menggunakan tangan kiri, Dewi menilai itu merupakan hal yang sulit dilakukan.
"Saya melihat reaksi Novel saat itu tapi saya masih okey, lalu si penyerang dari kanan berarti dia pakai tangan kiri, pakai tangan kiri berapa kuat sih tangan ini kalau tidak kidal, kalau dia normal tidak sekuat tangan kanan."
"Begitu disiramkan si air ini, ini judulnya penyiraman air bersifat cair," ungkap Dewi.
"Bagaimana Anda tahu tangan kiri itu," sela Aiman.
"Kan dia disiram dari sebelah kanan," ujar Dewi lagi.
Seakan tak percaya, Aiman terlihat berulang kali mendebat ungkapan Dewi soal pelaku penyiramana menggunakan tangan kiri.
"Kan bisa saja dari sebelah kanan dengan tangan kanan, dengan tangan kiri," kata Aiman.
"Kita lihat dari CCTV," balas Dewi.
"Kan CCTV enggak jelas," ujae Aiman lagi.
"CCTV, kan saya lihat dari CCTV jadi Pak Novel," balas Dewi kemudian.
"Waktu penyiraman tidak ada CCTV," bantah Aiman lagi.
"Ada rekaman CCTV," ungkap Dewi.
Demi membuktikkan pernyataanya, Aiman menegaskan bahwa tim Kompas TV sebelumnya pernah melakukan investigasi soal penyiraman Novel Baswedan itu.
Aiman menegaskan tidak ada rekaman CCTV saat Novel Baswedan disiram.
"Pada waktu penyiraman saya melakukan investigasi atas kasus ini pada waktu penyiraman tidak tertangkap CCTV, kalau sudah tertangkap pasti sudah berbeda," ujar Aiman.
"Tapi ada di CCTV yang tersebar," ungkap Dewi lagi kekeh,
"Bukan pada penyiraman, setelah penyiraman," ujar Aiman memperjelas.
"Bagaimana adagen penyiraman?," ucap Dewi lagi.
Kemudian, Aiman memutar lagi rekaman CCTV pada detik-detik penyiraman Novel Baswedan.
Namun, rekaman CCTV hanya menunjukkan sesudah penyiraman.
"Saya punya videonya Kompas TV bahwa yang ini malam hari bukan siang hari. Tidak ada proses penyiraman mbak Dewi, pasca peyiraman Mbak Dewi," tegas Aiman.
Sehingga Aiman meminta agar Dewi jangan menyimpulkan begitu saja soal penggunaan tangan pelaku saat menyiram air keras ke muka Novel Baswedan.
"Artinya pada pas penyiraman Anda tidak bisa menyimpulkan pakai tangan kanan atau tangan kiri Mbak Dewi," ungkap Aiman.
Lihat videonya sejak menit awal:
(
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penyerang Novel Baswedan Ditangkap, Pelaku Anggota Polri Aktif"
