Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ini Total Prajurit TNI & Polri yang Gugur di Papua Akibat Baku Tembak Dengan KKB OPM Sepanjang 2019

Jumlah prajurit TNI dan anggota Polri yang gugur akibat baku tembak dengan KKB OPM tak sebanyak yang diklaim oleh KKB.

Kolase Tribun Jambi dan Kompas.com/Kristian Erdianto
Ini Total Prajurit TNI & Polri yang Gugur di Papua Akibat Baku Tembak Dengan KKB OPM Sepanjang 2019 

Jumlah prajurit TNI dan anggota Polri yang gugur akibat baku tembak dengan KKB OPM tak sebanyak yang diklaim oleh KKB.

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kekejaman kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua membuat propaganda bohong kepada masyarakat Papua dan juga Indonesia, bahkan internasional.

Propaganda bohong mereka seperti korban jiwa yang berasal dari prajurit TNI dan anggota Polri saat terjadinya kontak senjata dengan KKB.

Korban jiwa memang tak bisa terelakkan setelah terjadi beberapa kali kontak senjata di sepanjang tahun 2019 di wilayah tersebut.

Dari data Polda Papua, ada puluhan kasus penembakan dan puluhan korban jiwa akibat kekejaman KKB Papua selama setahun terakhir

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyebut telah terjadi 23 kasus penembakan yang dilakukan KKB Papua di sejumlah wilayah, seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Selama 2019 Terjadi 23 Kasus Penembakan oleh KKB di Papua'

Total dari kasus-kasus tersebut jatuh 20 korban meninggal dunia, baik dari masyarakat sipil maupun aparat TNI/Polri.

"Anggota TNI meninggal dunia sebanyak 8 orang, anggota Polri 2 orang, dan masyarakat 10 orang," kata dia.

Paulus mengungkapkan pada 2019 muncul kelompok KKB Papua baru yang mulai beraksi mengganggu situasi keamanan.

Nama Egianus Kogoya ia sebut sebagai kelompok baru yang muncul pada akhir 2018 dan semakin sering melakukan aksinya di 2019.

"Muncul muka-muka baru, Egianus Kohoya kita kategorikan muka baru yang bisa mengorganisir kekuatan sedemikian rupa yang hingga kini kita tengah berupaya atasi," tutur Paulus.

Pada 2020, ia memastikan Polda Papua akan terus meningkatkan sinergitas dan keterpaduan dengan stakeholder dan para tokoh guna menciptakan situasi keamanan yang kondusif.

Kasus penembakan oleh KKB Papua yang terbaru menewaskan Hendrik Lokbere, ajudan Wakil Bupati Nduga

Tertembaknya Hendrik Lokbere sekaligus sopir pribadi Wakil Bupati Nduga Wentius Nemiangge marah dan mundur dari jabatannya.

Berikut kronologi ajudan Wakil Bupati Nduga tewas ditembak KKB Papua :

Wakil Bupati Nduga Wentius Nemiangge mengatakan, Hendrik Lokbere ditembak saat berjalan di Kampung Yosema, Distrik Kenyam, Nduga, Papua.

Menurut Wentius, keadaan di Kampung Yosema relatif kondusif dan tidak ada kontak senjata, seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Wakil Bupati Nduga Putuskan Mundur Setelah Sopirnya Tewas Tertembak'

"Tidak ada kontak senjata, itu di tengah jalan dia dapat tembak," kata Wentius yang mengaku sedang berada di Distrik Kenyam, saat dihubungi, Jumat (27/12/2019).

Wentius pun terpukul dan memutuskan mengundurkan diri setelah mengetahui Hendrik tewas.

Foto Kiri Wakil Bupati Nduga, Wentius : Nemiangge. Foto kanan : Asisten I Sekda Papua Doren Wakerkwa.
Foto Kiri Wakil Bupati Nduga, Wentius : Nemiangge. Foto kanan : Asisten I Sekda Papua Doren Wakerkwa. (Kolase Istimewa/KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI)

Wentius kemudian membuat pernyataan mengejutkan di hadapan massa di Bandara Kenyam pada 24 Desember 2019.

Dia menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Bupati Nduga. Wentius pun melepaskan seragam wakil bupati di samping jenazah Hendrik.

"Saya kecewa terus, lebih baik saya (jadi) masyarakat biasa dari pada saya pusing terus," sebut Wentius.

Ia berhadap, pengunduran dirinya bisa membuat pihak-pihak yang bertikai di Nduga sadar sudah banyak rakyat menjadi korban konflik bersenjata ini.

"(Pemerintah) harus perhatikan dulu masalah ini karena rakyat terus jadi korban.

OPM juga tidak mau kalah, anggota terus bertambah, rakyat yang korban," katanya.

Wentius juga meminta Presiden Joko Widodo berkunjung ke Nduga untuk menuntaskan konflik.

"Pokoknya Jokowi harus turun tanggung jawab," kata dia.

Kabar pengunduran diri Wakil Bupati Nduga, Wentius Nimiangge, dikicaukan oleh pengguna Twitter Timur Matahari melalui akun @jayapuraupdate.

Dalam unggahannya, akun tersebut menulis, "Wakil Bupati NdugaWentius Nimiangge, menyatakan mundur dari jabatannya.. di hadapan masyarakat".

Unggahan itu juga disertai tiga foto.

Di tiga foto itu, terlihat seorang pria berkemeja batik hitam dan celana warna senada, bicara di hadapan banyak orang di sebuah tempat yang lapang.

Pria itu terlihat bertelanjang kaki dan menggunakan pengeras suara.

Dirjen Pusat Penerangan (Puspen) Kementerian Dalam Negeri ( Kemendagri) Bahtiar mengatakan, pihaknya belum mengetahui secara pasti kabar pengunduran diri Wakil Bupati Nduga, Wentius Nimiangge.

Daftar Kebohongan KKB Papua

Selain menebar teror, KKB Papua juga melakukan sejumlah kebohongan untuk propaganda di masyarakat

Dirangkum SURYA.co.id dari berbagai sumber, berikut daftar kebohongan KKB Papua beserta klarifikasi dari TNI

1. Bohong soal Jumlah Korban & Senjata Rampasan

Akun facebook TPNPB menyebut KKB Papua berhasil merebut 4 pucuk senjata anggota TNI dan 5 anggota TNI gugur, Senin (11/3/2019)

Di samping itu, Lekagak Telenggen yang mengaku sebagai Komandan operasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat menyatakan bahwa pihaknya tidak takut akan tindakan yang diambil TNI.

Di salah satu pernyataannya, Lekagak Telenggen mengaku bahwa dirinya siap bertanggung jawab atas peristiwa perebutan 4 pujuk senjata TNI.

"Hari ini 11/3/2019 PERNYATAAN SIKAP KOMADAN OPERASI UMUM TPNPB se Tanah Papua, Mayjend. Lekagak Telenggen Terkait Peristiwa 7 Maret 2019 di Kampung Windi Distrik Derakma, Bahwa :

1. Saya selaku Komadan Operasi umum 30 Kodap TPNPB Se Tanah Papua sudah menerima Laporan Resmi bahwa Brigjend. Egianus Kogeya dan Pemne Kogeya pimpinan KODAP III Ndugama telah merebut 4 pujuk senjata dan menewaskan 5 anggota TNI di Distrik Derakma Kab Nduga _Papua.

2. Maka saya siap Bertanggung Jawab atas Peristiwa Perebutan 4 pujuk senjata dan menewaskan 5 anggota di Distrik Derakma tersebut.

3. Saya dengar Presiden Yokowi Mengirim 7.000 Personil Ke Nduga untuk Pengejaran 4 pujuk senjata itu kami tidak takut kami TPNPB siap jemput kedatangan 7000 Personil itu.

4. Presiden Jokowi sudah tanda tangan TNI perang melawan TPNPB itu Kami sudah ketahui siap menyemput kedatangn tamu," tulis akun Facebook TPNPB seperti dikutip.

Dalam foto yang diunggah, nampak 4 pucuk senjata yang disebut oleh akun TPNPB merupakan hasil rampasan dalam insiden pembantaian anggota TNI di Nduga pada 7 Maret 2019 lalu.

Terbongkar Kebohongan KKB Rampas Senjata TNI. Foto senjata yang diklaim KKB rampasan dari TNI. Padahal senjata ini sudah tidak pakai TNI
Terbongkar Kebohongan KKB Rampas Senjata TNI. Foto senjata yang diklaim KKB rampasan dari TNI. Padahal senjata ini sudah tidak pakai TNI (facebook/TNPPB)

Namun foto senjata yang diunggah bukanlah senjata standar TNI, terutama yang ditugaskan ke daerah operasi

Tak hanya itu, akun Fajar Merah membongkar jenis senjata yang diunggah.

''Itu cuma propaganda, senjata di foto tersebut jelas bukan standar TNI yang bertugas saat ini di Papua. Pada foto itu 1 pucuk SS1-V1 hanya digunakan di Yonif teritorial dan Satuan Terr, 1 Pucuk Thomson USA senjata PD-II, 1 pucuk M-16A1 hanya dipakai di Satuan Pendidikan dan Terr, AK47 Hanya dipakai di Satuan Pendidikan biasanya utk materi dopper. Jadi kabar tersebut jelas Kebohongan nyata Teroris OPM. Senjata standart Satuan Penugasan Operasi saat ini, SS2 All Variant, Sig Sauer, SPR-1/2,'' tulis Fajar Merah.

TNI melalui Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kol. Inf. Muhammad Aidi membantah klaim KKB Papua tersebut

“Pernyataan itu tidak benar. TNI tidak mungkin menutup-nutupi jika ada personel yang gugur karena pihak keluarga bisa menuntut institusi TNI,” kata Aidi di Timika, Kabupaten Mimika, Jumat (8/3/2019).

 Kapendam menegaskan  juga bahwa tidak mungkin ada perampasan senjata  karena penyerangan dilakukan dari jarak yang cukup jauh dari arah perbukitan.

“Bagaimana mungkin mereka merampas senjata TNI sedangkan mereka menyerang pasukan TNI dari arah ketinggian dengan jarak yang cukup jauh,” ujar Aidi

2. Mengaku Tembak Mati 2 Prajurit TNI

Terungkap kebohongan kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua tentang kontak senjata di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua, Jumat (29/11/2019)

KKB Papua yang menamakan diri sebagai Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB- OPM), mengaku telah menembak mati dua prajurit TNI dalam baku tembak tersebut

Melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Baku Tembak dengan OPM, Ini Penjelasan Kapendam Cenderawasih', klaim itu dibantah oleh Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII Cenderawasih Kolonel CPL Eko Daryanto

Eko Daryanto mengatakan pernyataan yang dikeluarkan KKB Papua itu tidak benar.

"Tidak ada, kita tidak ada korban," ujar dia saat dihubungi melalui telepon, Minggu (1/12/2019).

Menurut dia, sesuai pernyataan Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakti Kolonel Infantri Binsar Sianipar bahwa dalam kontak senjata yang berlangsung selama 15 menit tersebut, justru dari pihak KKB Papua yang menjadi korban.

"Kita dengar dari yang berkompeten saja, Danrem kan sudah menegaskan itu," kata dia.

Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel CPL Eko Daryanto
Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel CPL Eko Daryanto (ANTARANEWS.COM)

Sebelumnya, aparat keamanan memang sempat terlibat kontak senjata dengan KKB Papua di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua.

"Betul ada kontak senjata di Mugi," ujar Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto, saat dihubungi melalui telepon, Jumat (29/11/2019).

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 09.25 WIT tersebut, terjadi karena KKB yang diyakini merupakan kelompok Egianus Kogoya, ingin mengganggu helikopter TNI yang akan melakukan pendorongan logistik (dorlog) dari Kabupaten Mimika.

Namun, prajurit TNI AD anggota Yonif Raider 514/Sabbada Yudha yang tengah bersiap melakukan pengamanan mengetahui keberadaan kelompok tersebut.

"Tadi ada anggota yang mau pengamanan heli yang mau dorlog, terus mereka melihat ada 5 orang membawa senapan serbu.

Kemudian ditembak tapi tidak kena, akhirnya baku tembak sekitar 15 menit," kata Candra.

Dalam kejadian tersebut, Candra memastikan tidak ada prajurit TNI yang menjadi korban.

3. Mengaku bunuh 13 prajurit TNI

Dan yang terbaru, KKB Papua kembali membuat propaganda terkait jumlah prajurit TNI yang gugur akibat kebrutalan mereka.

Lewat akun Facebook Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat (TPNPB), KKB mengeluarkan pernyataannya.

Komandan lapanga TPNPB Gusby Waker mengklaim KKB telah melakukan serangan kepada anggota TNI di Utigapa, Kabupaten Intan Jaya, Rabu (18/12/2019).

Ia menyebut baku tembak terjadi selama 12 jam hingga mengakibatkan 13 prajurit TNI tertembak mati dan 6 anggota lainnya luka-luka. 

KKB Papua menuding pimpinan TNI dan POLRI telah menyembunyikan informasi soal insiden yang terjadi di Utigapa.

KKB Papua
FB TPNPB, KKB Papua

"Admin TPNPBNews: "INTAN JAYA BERDARAH" & "DARURAT PERANG" ANGGOTA TNI MENGALAMI BANJIR KEMATIAN.

Hari ini tanggal 20 Desember 2019, AdminTPNPBNews telah menerima laporan resmi langsung dari Komandan Operasi Kodap TPNPB Intan Jaya;

Gusby Waker melalui telepon seluler bahwa prajurit TPNPB telah melakukan serangan di KEM TNI pada tanggal 18 Desember di Utigapa.

Pada hari yang sama juga yakni 18 Desember, ada tiga pasukan TNI menjadi korban akibat pasukan TPNPB mengulingkan batu dari ketinggian gunung ke tempat dimana anggota TNI berada, hingga saat ini masih ada mayatnya karena terseret ke jurang yang dalam.

Kami TPNPB Kodap Intan Jaya tegaskan kepada pimpinan TNI dan POLRI jangan sembunyikan fakta ini, hargai nyawa anggota yang gugur dimedan perang dan hargai keluarga para korban, jangan hilangkan pengorbanan mereka, harus terus terang umumkan segera.

Tiga anggota yang ada busuk di jurang segera datang evakuasi lalu umumkanlah kepada dunia.

Menurut Gusby Waker bahwa Dunia sudah tau, ini perang pembebasan, perang perjuangan kemerdekaan diatas tanah air kami, kami akan gunakan segala kekuatan membunuh TNI dan POLRI.

Kalau tidak mau korban lagi silahkan kembalikan kemerdekaan dan mengakui deklarasi negara Republik Papua Barat 1971, titik," tulis Facebook TPNPB, Jumat (20/12/2019).

Mengatahui pernyataan KKB Papua, Pusat Penerangan TNI melalui akun resmi @Puspen_TNI di Twitter memberikan klarifikasi, Minggu (22/12/2019). 

Kapuspen TNI menyatakan bahwa pernyataan yang dibuat Gusby Waker tentang KKB membunuh 13 anggota TNI tidaklah benar. 

Kapuspen TNI menyatakan bahwa berita itu tidak benar. Itu adalah propaganda KKB Papua.

"Pada era digital, institusi TNI tidak mungkin menutup-nutupi informasi," tulisnya. 

"TNI bukan organisasi liar seperti KKB. TNI adalah organisasi besar yang dikelola dengan sistem manajemen modern yang terpadu."

Pasalnya, data personel selalu dicatat secara tertib sehingga pimpinan TNI dapat mengetahui kondisi setiap prajuritnya.

"Apabila seorang prajurit meninggal dunia, datanya dicatat untuk proses pengurusan pembayaran hak-hak ahli waris serta untuk keperluan penyusunan sejarah dan doktrin."

"Setiap pimpinan TNI di semua tingkatan tidak mungkin menyembunyikan data prajuritnya yang meninggal dunia, baik di asrama, di rumah sakit, apalagi prajurit yang gugur di medan tugas pertempuran," pungkasnya.

(*)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved