Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Natuna Diklaim China, Ini Deretan Pulau Indonesia yang Diklaim dan Sudah Lepas Dari Indonesia

Rupanya sudah dua pulau milik Indonesia yang lepas ke tangan negara asing. Saat ini kedua pulau tersebut dikelola baik oleh negara tersebut.

Via Tribun Jogja
Natuna Diklaim China, Ini Deretan Pulau Indonesia yang Diklaim dan Sudah Lepas Dari Indonesia 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Saat ini hubungan Indonesia dan China tengah memanas akibat klaim China atas wilayah Indonesia, Natuna di Kepri. 

Klaim China atas laut China Selatan berdasar pada garis demarkasi yang disebut sebagai sebut sebagai "eleven-dash line" dibuat oleh pemerintahan Kuomintang, pimpinan partai komunis.

Akibatnya, sebagian wilayah di 5 negara, Brunei Darussalam, Taiwan, Vietnam dan Malaysia dan Indonesia masuk dalam peta yang dikelaurkan pihak China.

Berbicara terkait pencaplokan dan klaim wilayah Indonesia di Natuna oleh China, sebenarnya banyak pulau Indonesia yang dikalim oleh negara lain selain China. 

Bahkan, pulau yang sebelumnya masuk dalam wilayah Indonesia itu saat ini sudah ada yang lepas ke tangan negara lain. 

Mirisnya, Indonesia terkesan tak berdaya untuk mempertahankan wilayahnya saat direbut oleh negara lain. 

Berikut pulau di Indonesia yang diklaim oleh negara lain:

1. Pulau Sipadan

Sipadan adalah sebuah pulau di negara bagian Sabah, Malaysia. Letaknya tak jauh dari pulau Kalimantan, tepatnya di Kalimantan Timur.

Status kepemilikan Pulau Sipadan dipersoalkan oleh Malaysia sejak tahun 1989, namun pada zaman Presiden Soeharto, persoalan tersebut vakum.

Masalah pembahasan Sipadan kembali mengemuka sejak tahun 2000an.

Pembahasan diplomatik soal kepemilikan Sipadan awalnya dibahas oleh Indonesia-Malayasia secara bilateral dan di ASEAN.

Namun, Malaysia tidak mau melanjutkan pembahasan ke tingkat Asean lantaran sudah tau bakal kalah.

Hal itu akibat dari ketamakan Malaysia yang juga memiliki masalah perbatasan dengan dua negara lain yang merupakan anggota Asean.

Akhirnya Indonesia dan Malaysia sepakat menyelesaikan kasus dua pulau itu secara hukum, bukan politik (Asean) setelah sebelumnya dilakukan lobi antarkedua negara.

Kedua negara pun sepakat membawa masalah tersebut ke sidang International Court of Justice (ICJ) pada tahun 2002 silam.

Dalam sidang di ICJ, Indonesia kalah atas klaim kepemilikan Sipadan lantaran lemahnya dasar sejarah dan kedaulatan. 

Malayasia menang karena Inggris pernah melakukan penarikan pajak di pulau tersebut jauh sebelum adanya perjanjian Juanda yang menjadi dasar Indonesia terhadap klaim kepemilikan Sipadan. 

Pada tahun 2002, Sipadan resmi menjadi bagian wilayah Malaysia.

Namun ICJ gagal dalam menentukan batas di perbatasan laut antara Malaysia dan Indonesia di selat Makassar.

2. Pulau Ligitan

Ligitan adalah adalah sebuah pulau di negara bagian SabahMalaysia seluas 7,9 hektare.

Pulau ini terletak berdekatan dengan Sipadan di ujung timur Pulau Kalimantan.

Sama dengan Sipadan, Pulau Ligitan juga merupakan pulau yang masalahnya satu paket dengan Sipadan. 

Permasalahan kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan dibawa oleh Indonesia-Malayasia ke ICJ dalam waktu yang bersamaan. 

3. Blok Ambalat

Lagi-lagi pulau Indonesia diklaim oleh negara serumpun, Malaysia.

Setelah berhasil merebut Sipadan dan Ligitan, negara tetangga Indonesia ini mengkaim Ambalat sebagai wilayahnya. 

Blok Ambalat adalah sebuah wilayah yang terletak di Selat Makassar dan Laut Sulawesi seluas 15.235 km persegi.

Malaysia kerap memasuki pulau tersebut, bahkan tak segan-segan memprovokasi militer TNI yang bertugas di sana.

Pada 2005, 17 warga Indonesia ditangkap kapal perang Malaysia yang sedang menangkap ikan di kawasan perairan Ambalat.

Bahkan kapal perang Malaysia kerap diusir oleh Kapal Perang Indonesia ya ng berjaga di sana.

Hingga saat ini, militer Malaysia masih berusaha memprovokasi militer Indonesia di wilayah tersebut. 

4. Natuna

Pesona Pulau Natuna
Pesona Pulau Natuna (Via Tribun jogja)

Baru-baru ini, Pulau Natuna diklaim China sebagai wilayah negaranya.

Hingga saat ini, masalah kedua negara masih memanas pasca China mengklaim Natuna secara terang-terangan oleh Menlu China.

Dikutip dari Kompas.com, menurut data dari pemerintah AS, Laut China Selatan memiliki potensi ekonomi yang sangat luar biasa.

Laut ini merupakan lalu lintas perdagangan internasional yang bernilai tak kurang dari 5,3 triliun dolar AS setiap tahunnya.

Selain itu, menurut data Badan Informasi Energi AS, di kawasan ini tersimpan cadangan minyak bumi sebesar 11 miliar barel serta gas alam hingga 190 triliun kaki kubik.

Tak hanya itu, 90 persen lalu lintas pengangkutan minyak bumi dari Timur Tengah menuju Asia pada 2035 akan melintasi perairan tersebut. 

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved