Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Khawatir Balasan Iran, Trump Kirim Pasukan Tambahan ke Timur Tengah, Warga AS Gelar Demo Antiperang

AS mengirimkan 3.500 prajurit yang akan ditempatkan di Kuwait. Sementara di sejumlah kota di AS, warga turun ke jalan menentang perang.

Penulis: rinaldi | Editor: rinaldi
internet
Aktivis antiperang Amerika Serikat (AS) membentang menggelar demo dan meminta Trump keluar dari Timur Tengah. 

tribunpekanbaru.com - Ancaman balas dendam Iran ditanggapi Amerika Serikat (AS) dengan mengerahkan pasukan tambahan ke Timur Tengah. Pasukan ini dimobilisasi dari Fort Bargg, North Carolina. Pasukan ini akan ditempatkan di Kuwait, menyusul meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah AS membunuh jenderal Iran.

Juru bicara Divisi Penerjun 82 AS, Letkol Mike Burns mengatakan, Minggu (5/1) mengatakan, 3.500 pasukan dikirim dalam beberapa hari ke depan ke Kuwait. Pasukan itu anggota brigade divisi Immediate Response Force atau Pasukan Cepat Tanggap.

Burns mengatakan, satu grup akan bergabung dengan 700 pasukan yang sudah berada di Kuwait awal pekan ini. Selain pasukan, AS juga memobilisasi beragam peralatan tempur.

Pengerahan pasukan tambahan ini, dinilai banyak pengamat telah menunjukkan Washington sangat khawatir dengan potensi balasan dari Iran.

Demo Antiperang
Sementara itu, massa turun ke jalan di Washington dan sejumlah kota lain di AS. Mereka mengecam serangan udara di Irak yang menewaskan Soleimani. Peserta aksi juga mendesak pemerintah AS tidak lagi membawa negara dalam perang, terutama di Timur Tengah.

"Tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian. AS angkat kaki dari Timur Tengah!" teriak ratusan demonstran di depan Gedung Putih sebelum menuju Trump International Hotel yang tak jauh dari lokasi tersebut.

Aksi serupa terjadi di New York, Chicago, dan beberapa kota lain. Penyelenggara Code Pink, kelompok antiperang kaum perempuan, menyebut aksi protes dijadwalkan di sejumlah kota besar dan kecil di AS. "Jangan ada perang atau sanksi terhadap Iran!." "Pasukan AS keluar dari Irak!" tulis pendemo di poster yang mereka usung.

Di Washingtong, demo diikuti aktris sekaligus aktivis, Jane Fonda. "Generasi muda harus tahu bahwa semua perang yang terjadi sejak Anda lahir karena memperebutkan minyak. Kita tidak bisa lagi kehilangan nyawa dan membunuh orang serta merusak lingkungan gara-gara minyak," kata Fonda (82) di hadapan massa. (rol/ant)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved