Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kabut Akibat Karhutla Australia Melintasi Laut Pasifik Sampai ke Cile

Karhutla yang melanda Australia juga mengirimkan asapnya jauh sampai melintasi laut, dan terpantau berada di udara Cile di Amerika Latin.

Penulis: rinaldi | Editor: rinaldi
internet
Asap karhutla di Australia dikabarkan dibawa angin melintasi laut Pasifik dan sampai ke Cile di Amerika Latin. 

tribunpekanbaru.com - Gumpalan asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di berbagai wilayah Australia, mulai menyebar hingga melintasi lautan. Asap tersebut diketahui bergerak dari Selandia Baru, melintasi Pasifik dan masuk ke negara Cile di Amerika Latin.

Berdasarkan gambar satelit seperti dilaporkan portal berita Australia, NEWS, menunjukkan gumpalan asap tebal menyelimuti Pasifik setelah angin dari tenggara mendorongnya ke Selandia Baru. Gambar dari NASA menunjukkan bahwa asap telah menciptakan awan yang lebih besar dari luas wilayah Amerika Serikat (AS).

Meteorologi saluran Sky News Weather, Alison Osborne mengatakan, saat ini bisa terlihat asap yang bergerak melintasi Pasifik lalu ke Cile. Polisi Selandia Baru pun dibanjiri telepon tentang langit berwarna oranye dan kuning di Auckland.

Rey, perempuan Australia yang tinggal di Wellington, mengambil foto asap karhutla Australia yang berbentuk seperti salju berwarna kecoklatan laiknya karamel. Asap berwarna coklat itu disebabkan debu di dekat Gletser Franz Josef di Pulau Selatan.

Minggu (5/1) lalu, Menteri Pertahanan Selandia Baru, Ron Mark, mengonfirmasi bahwa negaranya akan mengirim dukungan militer ke Australia untuk membantu karhutla. Bantuan mencakup personel dan tiga helikopter yang akan dikerahkan ke Pangkalan AU Australia Royal Edinburgh di Adelaide. Personel militer itu akan tetap di Australia setidaknya sampai akhir Januari.

Setelah karhutla di pantai selatan New South Wales, Dataran Tinggi Selatan dan Pegunungan Snowy, masih ada 136 titik kebakaran di negara bagian tersebut. Di Australia Selatan, konvoi kendaraan militer dengan 100 lebih tentara cadangan sedang menuju ke Pulau Kangguru.

Api yang telah membakar lebih dari 155.000 hektare lahan itu masih aktif di beberapa daerah. Di Victoria, hujan yang turun cukup membantu petugas pemadam, tapi kondisi panas diperkirakan akan kembali terjadi akhir pekan ini.

Asap tebal menyelimuti Canberra, menutup sejumlah toko, restoran, museum, dan departemen pemerintah. Kualitas udara di Ibukota Canberra pekan ini menjadi yang paling buruk di dunia. Ratusan rumah hancur dan langit di pinggir kota berwarna merah menyala, abu dan asap pun memenuhi udara. (rin/rol)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved