Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Selamat Jalan Mien Sugandhi, Sosok Menteri Perempuan yang Terkenal Kritis dan Pemberani

Jenazah Mien Sugandhi, mantan Menteri Urusan Peranan Wanita di era Soeharto dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Senin siang.

Editor: Nurul Qomariah
istimewa
Mien Sugandhi meninggal dunia. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA- Mien Sugandhi,mantan Menteri Urusan Peranan Wanita di era Presiden Soeharto tutup usia Minggu malam (5/1/2020) pada usia 85 tahun

Jenazah Mien Sugandhi dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Senin (6/1/2020) siang. Sebelumnya digelar prosesi penghormatan terakhir di Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA).

Peti jenazah Mien Sugandhi diselimuti bendera merah putih dan diusung sejumlah personel TNI saat masuk ke TMP Kalibata diiringi tabuhan drum band. Terlihat keluarga Mien Sugandhi dan para pelayat hadir dalam prosesi pemakaman. Selain itu, anggota-anggota ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) turut hadir dan kompak mengenakan kemeja batik coklat.

Lalu, Politisi senior Partai Golkar Akbar Tanjung. Pemakaman dipimpin Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmavati atau Bintang Puspayoga.

Prosesi penurunan jenazah ke liang lahat dibantu pasukan TNI dan pihak keluarga.

Mien Sugandhi yang terlahir dengan nama Siti Aminah Sugandhi lahir pada 28 Juli 1934. Mien menjabat sebagai Menteri Urusan Peranan Wanita pada era Presiden Soeharto, yaitu mulai 1993 hingga 1998. Sebelumnya, pada tahun 1977 hingga 1993, ia merupakan anggota DPR dan juga pernah menjadi komisaris independen Mitra Adiperkasa Tbk pada tahun 2004.

Mien Sugandhi dikabarkan. Saat menjadi pejabat, sosoknya terkenal kritis, pemberani, gaya bicaranya yang meledak-ledak dan kontroversial.

Pada masa reformasi, ia memimpin salah satu kelompok di MKGR menjadi Partai MKGR, dengan memisahkan diri dari Golkar.

Ia memperoleh gelar Doktor dari Northern California Global University, Amerika Serikat, pada tahun 2001. Mien juga menerima anugerah “Bintang Mahaputera Adipradana” dari Pemerintah RI pada tanggal 17 Agustus 1996 saat masih menjabat sebagai Menteri.

Saat menjabat sebagai Menteri, Mien Sugandhi pernah melontarkan pernyataan kontroversial berupa deportasi Istri Sukarno, Ratna Sari Dewi kembali ke Jepang.

Seruan ini karena buku Ratna Sari Dewi berjudul Madame de Syuga,yang berisi foto telanjang, dianggap mempermalukan citra Indonesia.

Namun, menurut catatan Wikipedia, hal ini kemudian diralat oleh Menteri Kehakiman, Oetoyo Oesman, bahwa yang dilarang hanyalah buku tersebut, bukan orangnya.

Mien juga menentang keikutsertaan Indonesia di ajang Miss Universe. Pada tahun 1996, ia berseteru dengan Ketua Yayasan Putri Indonesia, Mooryati Sudibyo, karena pengiriman Alya Rohali sebagai wakil Indonesia di ajang Miss Universe.

Dalam pandangan Mien Sugandhi, ajang Miss Universe lebih dominan mengesploitasi kemolekan fisik wanita dibanding sisi-sisi kompetisi aspek edukasinya.

Sebenarnya Alya Rohali hanya datang sebagai participating observer, tetapi ternyata ikut berfoto mengenakan baju renang sehingga mengundang kemarahan Menteri Urusan Peranan Wanita sehingga sempat mengancam akan memanggil Yayasan Putri Indonesia ke DPR.

Ia menyatakan sangat keberatan karena awalnya hal ini dianggap koleksi secara pribadi, tetapi kemudian bocor ke media massa.

Dekat dengan Soeharto

Mien dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Soeharto dan istrinya, Tien Soeharto. Bahkan, sebelum meninggal dunia pada tahun 1996, Tien menyampaikan pesan melalui Mien supaya Soeharto tak lagi maju sebagai presiden.

Mien menyebut bahwa pesan dari mantan Ibu Negara itu disampaikan dalam suatu acara Golkar. "Tiba-tiba Ibu Tien berkata kepada saya, tolong katakan kepada... (Ibu Tien menyebut salah seorang petinggi Golkar), agar Pak Harto jangan menjadi presiden lagi. Sudah cukup, sudah cukup, beliau sudah tua," kata Mien mengingat ucapan Tien. Mien mengaku terkejut dan seketika berkata, "Lho Bu, kalau begitu siapa yang mumpuni untuk menggantikan beliau?"

"Biarlah itu diserahkan dan ditentukan oleh pemilu saja. Aku sudah tidak mau lagi. Aku mau pergi, aku lungo (pergi), pokok'e aku lungo," kata Tien.

Atas pesan itu, Mien lantas menyampaikannya ke politisi Golkar yang dimaksud Tien. Namun, politisi tersebut tak percaya Tien berpesan demikian.

"Saya pun bersikeras, masak saya berani berbohong? Mengubah kata-kata Ibu Tien saja saya tidak berani," ujar Mien. "Tetapi mereka tidak percaya, ya sudah. Mereka malah mengatakan bahwa lebih dari seratus juta rakyat Indonesia tetap menginginkan Pak Harto menjadi presiden," lanjutnya.

Akhirnya, Tien mengembuskan napas terakhir pada 28 April 1996. Kemudian, setahun setelahnya, Soeharto kembali terpilih sebagai presiden dan dilantik untuk ketujuh kalinya pada 11 Maret 1998. Namun, tak lama setelah itu situasi politik menjadi tidak kondusif dan Soeharto menyatakan mundur dari jabatannya.

"Ah, seandainya orang-orang diberi pesan oleh Ibu Tien itu dulu itu mau merenungkannya," kata Mien dalam buku Pak Harto, The Untold Stories.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fakta Mien Sugandhi Saat Jadi Menteri Soeharto, 'Usir' Dewi Sekarno Hingga 'Haramkan' Miss Universe.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved