Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Keberadaan Keraton Agung Sejagat Sudah Lama Terpantau BIN, Mengapa Baru Sekarang Ditertibkan?

Ternyata BIN sudah lama mendeteksi keberadaan Keraton Agung Sejagat. Namun mengapa baru sekarang aktifitas mereka ditertibkan

Editor: Budi Rahmat
Instagram @fanniaminadia
Keberadaan Keraton Agung Sejagat Sudah Lama Terpantau BIN, Mengapa Baru Sekarang Ditertibkan? 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Keraton Agung Sejagat ternyata sudah lama terpantau oleh Badan Intelijen Negara (BIN).

Namun mengapa baru sekarang keberadaan mereka ditertibkan.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.

Dikatakannya BIN telah mendeteksi keberadaan “ Keraton Agung Sejagat” dan “ Sunda Empire” sejak lama.

Namun kedua kelompok tersebut baru dibahas khalayak belakangan ini setelah viral di media sosial.

“Itu kami sudah lama mendeteksinya, tetapi baru muncul (ramai),” ujar Budi, kepada wartawan selepas acara pelantikan PB e-Sports, di Hotel Kempinski, Jakarta, Sabtu (18/1/2020), seperti dikutip Antara.

Budi menuturkan, aparat kepolisian akan memproses secara hukum jika ditemukan unsur pidana dalam kegiatan dua komunitas tersebut.

“Yang penting ada memang keraton-keraton yang tergabung dalam kerajaan Nusantara. Lain hal kalau ada unsur pidananya di dalamnya. Di antaranya sekarang yang dikembangkan masalah penipuan dan lain-lain, itu yang ditelusuri,” katanya.

Sebelumnya, keberadaan “Keraton Agung Sejagat” di Purworejo, Jawa Tengah, membuat heboh masyarakat. 

Polisi menersangkakan Totok Santosa dan Fanni Aminadia yang mengaku raja dan ratu keraton tersebut.

Kedua tersangka dijerat pasal penipuan. Sejumlah barang bukti disita, termasuk dokumen yang diduga dipalsukan pelaku.

Sementara itu, polisi masih menelusuri dan menyelidiki keberadaan “Sunda Empire” di Bandung, Jawa Barat.

Direskrimum Polda Jabar Kombes Hendra Suhartiyono mengatakan, pihaknya saat ini sudah memonitor kegiatan tersebut.

"Saya sudah memonitor itu, tapi kami masih pantau dan dalami apakah serupa dengan Keraton Agung Sejagat di Purwarejo, kan beda-beda ini. Memang sudah memonitor itu giat yang dimaksud," kata Hendra, Jumat (17/1/2020).

 Pengakuan Pengikut Keraton

Seorang buruh tani asal Dusun Conegaran, Desa Triharjo, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kasnan (40) menceritakan pengalamannya menjadi pengikut Keraton Agung Sejagat (KAS) pimpinan Raja Totok Santosa Hadiningrat dan Ratu Fanni Aminadia.

Kasnan mengakui dirinya harus bersembunyi-sembunyi demi mengikuti kegiatan KAS yang berlokasi di Purworejo tersebut.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Sabtu (18/1/2020), Kasnan mulanya mengakui dirinya telah mengeluarkan uang sebesar Rp 2 juta untuk membeli seragam pengikut KAS sekaligus sebagai syarat pendaftaran menjadi anggota KAS.

Selama mengikuti kegiatan tersebut, Kasnan mengakui melakukannya secara diam-diam tanpa diketahui warga sekitar rumahnya, bahkan tak diketahui oleh istrinya sendiri.

"Istri belum tahu waktu itu. Saya dapat pakaian Kamis, saya pakai di sana (sebelum kirab). Kalau saya pakai sejak dari sini (Conegaran), bisa heboh kampung," kata Kasnan kepada Kompas.com, Jumat (17/1/2020).

Saat mengikuti kirab KAS, Kasnan bertugas mengangkat sebuah panji yang berisi tulisan aksara Jawa.

Kasnan sendiri mengakui tidak mengerti apa arti dari tulisan tersebut.

Ketika mengikuti kirab, Kasnan mengakui merasa sakit dan lelah.

"Saya jalan 3 kilometer sambil bawa bendera. Itu jauh sekali. Katanya 1 kilo saja, ternyata jauh. Kaki saya mudah sakit kalau jalan jauh. Waktu itu rasanya ingin lepas saja dari barisan. Habis jalan, saya langsung tidur di mobil," kata Kasnan.

Tidak hanya mengikuti kirab, Kasnan juga mengikuti berbagai acara lain yang diadakan oleh KAS.

Ia mengakui dirinya bukan orang yang gampang terbujuk dengan komunitas-komunitas yang tak jelas asal usulnya.

Namun ketika kerajaan fiksi tersebut mengadakan acara kemanusiaan, Kasnan semakin yakin untuk bergabung dengan KAS.

Kini seusai Kasnan mengetahui Raja dan Ratu panutannya hanya seorang penipu, ia tak ingin mengambil pusing soal uang, waktu dan tenaga yang telah ia keluarkan.

Kasnan memilih untuk melupakan pengalamannya menjadi pengikut KAS.

"Saya sudah putuskan semalam untuk melupakan," kata Kasnan.

"Ini jadi ujian bagi keluarga kami. Saya menerima semua masukan dari istri dan anak-anak. Kalau keluarga tidak ada yang piye piye (mempermasalahkan -red), (hati) saya jadi tenang. Kalau keruh ya malah tidak enak," tambahnya.

Dirinya juga mengatakan tidak terpancing emosi dan menyerang Totok serta Fanni.

"Saya memilih diam saja. Kalaupun ada yang mem-bully, saya juga tetap diam saja. Mem-bully berarti perhatian. Saya tidak benci. Biarlah. Saya ini orang santai. Saya berdoa saja," kata Kasnan.

Sebelumnya diberitakan, Totok dan Fanni telah ditangkap oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah pada Selasa (14/1/2020).

Kemudian keduanya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh pihak berwajib atas kasus Keraton Agung Sejagat.

Mereka dikenakan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 1 tentang 1946 tentang menyiarkan kabar bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran dan Pasal 378 KUHP tentang penipuan.

Keduanya terancam hukuman penjara selama 10 tahun.

Keraton Agung Sejagat Pasca Penangkapan Raja dan Ratu

Pemimpin tertinggi Keraton Agung Sejagat (KAS), Totok Santosa (41) dan Fanni Aminadia (42) kini telah ditahan kepolisian, pada Rabu (15/1/2020).

Seusai ditangkapnya raja dan ratu KAS, suasana KAS tampak sepi dari pernak-pernik simbol kerajaan.

Dikutip TribunWow.com dari TribunJateng.com, Rabu (15/1/2020), meski demikian masih banyak warga yang penasaran ramai mengerumuni area Keraton Agung Sejagat.

Meskipun dipadati pengunjung, Keraton Agung Sejagat kini sudah tidak bisa lagi dimasuki oleh masyarakat umum karena telah dipasangi oleh garis polisi dan dijaga langsung oleh pihak berwajib.

Walau tidak lagi terlihat umbul-umbul, bendera maupun simbol-simbol Keraton Agung Sejagat, prasasti batu raksasa masih berada di dalam area KAS.

Bripda Wahid Prabowo yang ditugaskan menjaga area tersebut menjelaskan masyarakat tidak diperkenankan untuk masuk karena hingga kini polisi masih melakukan penyelidikan.

"Memang sengaja kita batasi karena takutnya ada orang masuk, sedangkan lokasi masih ada pemeriksaan yang mungkin ada barang bukti," katanya.

"Ada tiga orang petugas yang berjaga dan akan bertugas bergiliran selama 24 jam," tambah Wahid.

Seorang warga asal Magelang, Aslan (59), mengatakan dirinya merasa penasaran dan sengaja datang untuk melihat langsung Keraton Agung Sejagat.

"Kebetulan saya punya keluarga disini di Purworejo sehingga sekalian saya datang karena penasaran," katanya kepada Tribunjateng.com, Rabu (15/1/2020).

Aslan mengatakan adanya Kerajaan seperti KAS ditakutkan dapat menyesatkan masyarakat.

Sebelumnya diberitakan, raja dan ratu Keraton Agung Sejagat, yakni Totok dan Fanni telah diamankan oleh polisi pada Selasa (14/1/2020) sekitar pukul 17.00 WIB.

Dikutip dari Tribunnews.com, Senin (14/1/2020), Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iskandar Fitriana Sutisna menjelaskan raja dan ratu tersebut ditangkap karena diduga menyebarkan berita bohong.

"Dugaan sementara pelaku melakukan perbuatan melanggar pasal 14 UU RI No.1 th 1946 tentang peraturan hukum pidana terkait penipuan," jelas Iskandar. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved