Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pernah Diklaim China, Rencana Pulau Natuna Bakal Jadi Tempat Karantina WNI Dari Wuhan Ditolak Warga

Ratusan warga yang resah atas kabar Pulau Natuna jadi tempat karntina Corona langsung mendatangi Gedung DPRD Natuna pada Jumat (31/1/2020)

Tangkap Layar Youtube Kompas TV
Pernah Diklaim China, Rencana Pulau Natuna Bakal Jadi Tempat Karantina WNI Dari Wuhan Ditolak Warga 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Nama Pulau Natuna, Kepri kembali mencuat ke publik. Setelah pernah diklaim oleh China, pulau terluar tersebut kini dikabarkan bakal menjadi tempat karantina. 

Informasi Pulau Natuna menjadi tempat karantina bagi 243 WNI dari Wuhan, China membuat heboh warga Natuna.

Mereka khawatir, WNI yang dievakuasi tersebut membawa virus Corona dan menyebar ke seluruh pulau.

Kekhawatiran tersebut diungkapkan oleh para warga ke DPRD Natuna

Ratusan warga yang resah atas kabar Pulau Natuna jadi tempat karntina Corona langsung mendatangi Gedung DPRD Natuna pada Jumat (31/1/2020) malam kemarin.

Mereka berharap agar rencana Pulau Natuna dijadikan tempat karantina WNI dari China dibatalkan.

Agus, pemuda Natuna yang dihubungi melalui telepon mengatakan pada dasarnya warga Natuna meminta agar lokasi karantina tidak dilakukan di Natuna.

"Kami sepakat menolak keras rencana pemerintah pusat ini," kata Agus.

Agus menilai, Natuna merupakan pulau kecil dan padat penduduk, hal itulah yang menjadi kekhawatirannya jika dilakukan proses karantina di Natuna.

Senada juga diungkapkan anggota DPRD Provinsi Kepri asal Natuna, Hadi Chandra yang juga meminta agar kebijakan pemerintah pusat untuk menjadikan Natuna sebagai wilayah karantina ditinjau ulang.

"RSUD di Natuna fasilitas medis dan sarana pendukung tidak memadai, jadi bagaimana bisa RSUD Natuna dijadikan sebagai tempat untuk karantina WNI dari Wuhan," ujar dia.

Di bagian lain, Kabag Humas Pemkab Natuna, Deprizal yang dihubungi membenarkan adanya dua menteri dan Kepala BNPB di Natuna, Jumat (31/1/2020) sore kemarin.

Hanya saja, dirinya mengaku tidak mengetahui secara pasti kehadiran dua menteri dan Kepala BNPB tersebut, karena memang tidak ada pemberitahuan surat resmi ke Pemkab Natuna.

"Sampai saat ini belum ada surat masuk, tapi kami hanya mendapat kabar kehadiran para menteri dan Kepala BNPB ke Natuna," kata Defrizal, Sabtu (1/2/2020).

Diketahui, surat pemberitahuan dari Kemenkes terkait Natuna akan dijadikan lokasi isolasi beredar.

Selain RSBP Batam, RSUD Embung Fatimah, RSUD Natuna juga ditunjuk sebagai lokasi karantina sementara para WNI.

Untuk karantina di RSUD Natuna, beredar surat yang ditandatangani pejabat dari Kemenkes.

Sebelumnya, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto mengatakan jika 243 WNI tersebut tidak akan dibawa ke arah Jakarta. 

Para WNI yang dievakuasi dari Wuhan tersebut akan dibawa ke Batam atau Natuna.

"Yang pasti kami tidak akan merencanakan untuk dibawa ke arah Jakarta, nantinya Batam atau Natuna," ungkapnya dalam siaran langsung Metro TV, Sabtu (1/2/2020).

Sekretaris Ditjen P2P Achmad Yurianto saat ditemui wartawan di Kantor Kemenkes, Jalan H.R Rasuna Said, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (24/1/2020).
Sekretaris Ditjen P2P Achmad Yurianto saat ditemui wartawan di Kantor Kemenkes, Jalan H.R Rasuna Said, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (24/1/2020). (KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari)

Achmad Yurianto mengungkapkan masyarakat untuk tidak terlalu mengkhawatirkan secara berlebihan.

Sebab, seluruh WNI yang nantinya dipulangkan kondisinya sehat.

"Ini bukan mengisolasi orang sakit. Mereka sehat, kami hanya perlu mengobservasi," ujarnya.

Achmad mengungkapkan jika mereka sakit, tidak akan mungkin bisa meninggalkan China.

"Kita meyakini bahwa mereka sudah melalui dua kali screening. Dari Wuhan screening, dari China juga screening," ungkapnya.

Sementara itu lama karantina yang harus dijalani WNI yang pulang dari China akan berlangsung selama dua minggu.

"Begitu sampai di Indonesia kita harus mengawasi selama 14 hari tersebut," ujarnya.

Para WNI yang pulang dari China juga telah menjalani isolasi, seperti di Wuhan.

"Di sana mereka sudah berada di asrama dan tidak berinteraksi dengan orang yang terkonfirmasi terkena corona," ujarnya.

Nantinya, para WNI ditempatkan pada satu lokasi karantina.

"Mereka bebas melakukan apapun, hanya kita batasi untuk melakukan kontak dengan orang lain," ujarnya.

Sementara itu komunikasi juga tidak dilarang.

Kemenkes juga disebut telah melakukan persiapan.

"Kita menyiapkan akomodasi baik kamar, kamar mandi, ruang makan, menu makan, harus kami siapkan dengan baik termasuk komunikasi," ujarnya.

(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved