Kasus Pembunuhan Ayah & Anak, Aulia Kesuma Sempat Temui 3 Dukun, Bayar Rp 45 Juta untuk Santet
Keduanya merupakan orang yang disewa Aulia Kesuma untuk menghabisi nyawa Edi Candra Purnama alias Pupung beserta anaknya M Adi Pradana
Kasus Pembunuhan Ayah & Anak, Aulia Kesuma Sempat Temui 3 Dukun, Bayar Rp 45 Juta untuk Santet
Rencana berjalan, Aulia Kesuma sudah mendapatkan eksekutor dan menjanjikan uang Rp 500 juta kepada pembunuhan Pupung dan Dana.
Namun terdakwa Sugeng, satu dari dua eksekutor membantah dijanjikan Rp 500 juta oleh Aulia Kesuma.
===
TRIBUNPEKANBARU.COM - Kasus pembunuhan ayah dan anak di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, memasuki babak baru.
Sebelumnya, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah menggelar sidang perdana kasus pembunuhan ayah dan anak, Kamis (6/2/2020) kemarin.
Dua terdakwa dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU), yakni Kusmawanto alias Agus dan Muhammad Nursahid alias Sugeng.
Keduanya merupakan orang yang disewa Aulia Kesuma untuk menghabisi nyawa Edi Candra Purnama alias Pupung beserta anaknya M Adi Pradana alias Dana.
Sementara Aulia Kesuma, dikabarkan akan menjalani sidang perdananya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (10/2/2020).
Dalam sidang pembacaan dakwaan tersebut terungkaplah rencana awal Aulia Kesuma sebelum menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi Pupung dan Dana.
Aulia Kesuma ternyata sempat menyewa dukun untuk menghabisi nyawa suami dan anak tirinya.
Tak hanya satu, Aulia bahkan sampai gonta-ganti dukun untuk mencari cara menghabisi sang suami dan anak tiri.
Awalnya ia menghubungi mantan pembantu infalnyanya, Karsini aliat Tini.
Tini diminta Aulia Kesuma untuk mencarikannya dukun.
Tini kemudian mengenalkan Aulia Kesuma dengan suaminya, Rody Syahputra Jaya, alias Rody yang akan mencarikan dukun untuk membunuh Pupung.
Namun kepada Aulia, Rody meminta uang sebesar Rp 45 juta sebagai biaya ritual santet dan imbalan dirinya.
Tanpa beprikir panjang, Aulia langsung memenuhi permintaan Rody.
Setelahnya, Rody mengajak Supriyanto alias Alpat mencari dukun di Parangtritis, Yogyakarta.
Namun sayang, ritual santet yang dilakukan sang dukun tidak berhasil.
Rody kemudian menyarankan Aulia Kesuma untuk membunuh Pupung dengan cara ditembak.
"Cara itu gagal lagi karena Pupung jarang keluar rumah," ujar Jaksa.
Aulia kemudian mencari dukun santet yang lain.
Dukun santet selanjutnya yang disewa Aulia adalah Mbah Borobudur.
Namun upaya Aulia menyantet suami dan anak tirinya lagi-lagi tak berhasil.
Aulia kemudian mencari dukun santet lainnya dengan bantuan asisten rumah tangganya bernama Teti.
Teti mengenalkan Aulia dengan dukun bernama Aki.
Namun, Aki tidak menyanggupi permintaan Aulia untuk menyantet Pupung hingga tewas.
Meski begitu Aki menawarkan cara lain, yakni menyewa pembunuh bayaran.
Dari situlah awal kisah Aulia dengan 2 pembunuh bayaran bernama Agus dan Sugeng dimulai.
2 Eksekutor Merasa Ditipu
Saat menjalani sidang pembacaan dakwaan, dua eksekutor sewaan Aulia Kesuma, Kusmawanto alias Agus dan Muhammad Nursahid alias Sugeng, merasa ada dakwaan jaksa yang tak sesuai kenyataan.
Mulanya, Agus bercerita merasa ditipu oleh Aki, dukun yang dikenalkan oleh Aulia Kesuma.
"Saya dijanjikan kerja bersihkan gudang, bukan pembunuhan. Kalau pembunuhan saya enggak mau," kata Agus di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Agus, bersama Sugeng, setelah tiba di Jakarta justru diminta untuk membunuh suami dan anak tiri Aulia Kesuma, yakni Edi Candra Purnama alias Pupung Sadili dan M Adi Pradana alias Dana.
Agus dan Sugeng sempat menolak permintaan itu.
Aulia Kesuma lalu menyuruh anak kandungnya, Giovanni Kelvin membawa Agus dan Sugeng bertemu dukun Aki di Jakarta.
Di pertemuan itu Agus dan Sugeng merasa telah dihipnotis oleh dukun Aki, sampai akhirnya bersedia memenuhi permintaan Aulia Kesuma.
Diimingi Rp 10 Juta
Rencana berjalan, Aulia Kesuma sudah mendapatkan eksekutor dan menjanjikan uang Rp 500 juta kepada pembunuhan Pupung dan Dana.
Namun terdakwa Sugeng, satu dari dua eksekutor membantah dijanjikan Rp 500 juta oleh Aulia Kesuma.
Sugeng menyebut dirinya hanya diiming-imingi uang sebesar Rp 10 juta.
Itu pun, kata dia, bukan upah untuk melakukan pembunuhan terhadap suami dan anak tiri Aulia.
"Nggak benar, saya nggak pernah dijanjikan uang segitu (Rp 500 juta)," kata Sugeng.
"Saya cuma disuruh bersihkan gudang, nanti pulang dikasih Rp 10 juta," tambahnya.
Selama persidangan, Agus dan Sugeng hanya tertunduk. Mereka didakwa bersama-sama Aulia Kesuma dan Geovanni Kelvin membunuh Pupung dan Dana.
Istri Pupung Menangis
Di antara hadirin dalam persidangan Agus dan Sugeng, tampak istri pertama Pupung, Henny Handayani.
Ia menyaksikan langsung sidang pembacaan dakwaan untuk kasus pembunuhan suami dan anaknya.
Mengenakan pakaian serba cokelat, Henny duduk di deretan kursi paling belakang di ruang persidangan lima Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Sepanjang jaksa membacakan dakwaannya, Henny tak kuasa menahan tangis. Sesekali ia terlihat mengusap air matanya.
Mayoritas dakwaan jaksa berisikan kronologi pembunuhan Pupung dan Dana.
Dimulai sejak Aulia Kesuma merencanakan pembunuhan, menyewa eksekutor, hingga eksekusi yang sadis.
Selesai persidangan, Henny mengaku belum siap untuk memberikan pernyataan terkait dakwaan jaksa untuk kedua pembunuh Pupung dan Dana.
"Nanti saja hari Senin. Sekarang beliau masih sedih, belum siap diwawancara," kata seorang perwakilan keluarga Pupung.
Di dalam dakwaan, Aulia Kesuma disebut paling aktif dalam kasus pembunuhan Pupung dan Dana.
Diwartakan sebelumnya, Pupung dan Dana dibunuh di kediamannya, Jalan Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan, 23 Agustus 2019.
Dua hari kemudian, jasad Pupung dan Dana dibakar di dalam mobil di wilayah Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat.
(TribunJakarta/Annas Furqon Hakim/Muji Lestari)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sebelum Sewa Pembunuh, Aulia Kesuma Sempat Temui 3 Dukun hingga Bayar Rp 45 Juta untuk Ritual Santet