Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Peneliti Terkejut Saat Bongkar Jenazah Korban Virus Corona, Kondisi Organ Dalamnya Seperti Ini

Begini kondisi organ dalam tubuh para korban virus corona di China yang berhasil buat peneliti terkejut. Tak hanya satu organ dalam yang rusak.

Editor: M Iqbal
AFP
Petugas medis sedang memeriksa sampel virus corona di laboratorium medis, Wuhan, China, 6 Februari lalu. 

Peneliti Terkejut Saat Bongkar Jenazah Korban Virus Corona, Temukan Organ Dalam Kondisinya Seperti Ini

TRIBUNPEKANBARU.COM - Begini kondisi organ dalam tubuh para korban virus corona di China yang berhasil buat peneliti terkejut. Tak hanya satu organ dalam yang rusak.

Seorang pria korban virus corona di China rela mendonasikan tubuhnya untuk bahan penelitian.

Keinginan pria berusia 50 tahun tersebut disampaikan kepada para peneliti saat dirinya dirawat setelah dinyatakan positif virus corona.

//

Rupanya keinginan korban virus corona tersebut terwujud pada Januari lalu setelah hampir dua minggu berjuang melawan penyakit mirip SARS dan MERS tersebut.

25 Tahun Disimpan, Sniper Terbaik Dunia Asal Indonesia Ini Beberkan Misi Rahasianya di Timor Leste

Bergaji Rp 33 Juta Per Bulan, Pembantu Rumah Tangga Ini Kerjanya Cuma Bersihkan Kura-kura

Tewas Tenggelam Saat Dapat Surprise Ulang Tahun, Padahal Keluarga Sudah Siapkan Tumpeng

Setelah dilakukan autopsi, para peneliti pun dibuat terkejut dengan kondisi beberapa organ dalam yang telah rusak akibat virus corona.

Laporan yang diterbitkan oleh jurnal media Inggris, The Lancet ini berdasarkan otopsi yang dilakukan para ahli dari Pusat Medis Kelima Rumah Sakit Umum, Tentara Pembebasan Rakyat di Beijing.

Para ilmuwan juga menyebutkan jika situasi virus corona saat ini benar-benar mirip wabah SARS yang menyerang China Selatan pada 2002-2003.

Korban meninggal virus corona bertambah, petugas kremarti kelelahan
Korban meninggal virus corona bertambah, petugas kremarti kelelahan (Mirror.co.id, Daily Mirror)

Pada saat itu wabah SARS telah menewaskan sebanyak 800 orang dan lebih dari dua lusin negara ikut merasakan dampaknya.

//
// <\/scr"+"ipt>"); // ]]>

Sementara itu wabah MERS mewabah tahun 2012, pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi menyebabkan 860 kematian secara global.

Pria yang diotopsi di Beijing itu memiliki gejala awal pada 14 Januari kemudian meninggal dua mingggu kemudian.

Setelah itu dia mendonasikan tubuhnya untuk bahan penelitian jika dirinya meninggal, namun akhirnya dia benar-benar tewas.

Live Streaming Persija Vs Geylang International Pukul 19.00 WIB

Kemudian setelah ilmuwan melakukan penelitin dengan otopsi temukan pada alveoli di kedua paru-parunya mengalami kerusakan.

Juga ditemukan cedera pada hatinya yang kemungkinan disebabkan oleh virus corona.

Ada kerusakan yang kurang substansial pada jaringan jantung, menunjukkan bahwa infeksi "mungkin tidak secara langsung merusak jantung." 

Peneliti mengatakan, bahwa pengobatan antiinflamasi yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak boleh secara rutin digunakan di luar uji klinis.

UPDATE Korban Virus Corona - Gadis Tega Tusuk Kakek & Bocah 12 Tahun Berebut Obat di Apotek China
UPDATE Korban Virus Corona - Gadis Tega Tusuk Kakek & Bocah 12 Tahun Berebut Obat di Apotek China (Kolase Twitter: @habsburg334)

Wa Fu-sheng dan Zhao Jingmin dua rekan penulis itu tidak mampu menghadapi kometar lebih lanjut.

Tapi mereka mencatat dalam penelitian ini bahwa tidak ada patologi yang ditemukan, sebelum kasus virus corona.

Wabah ini telah menyebabkan sekitar 74.000 orang terinfeksi dan lebih dari 2.000 orang meninggal, sementara yang disembuhkan sekitar 16.000 orang.

Lebih dari 25 negara telah melaporkan infeksi virus corona, dan memicu kekhawatiran bahwa wabah tersebut oleh WHO digolongkan sebagai darurat global.

Cara Menghilangkan Bekas Jerawat di Wajah, Hilang Seketika Hanya dengan Kunyit, Begini Caranya

Sebuah studi terpisah yang diterbitkan dalam The Lancet oleh para spesialis dari University of Edinburgh pada 7 Februari berpendapat bahwa, tentang penggunaan kortikosteroid.

Suatu kelas hormon steroid banyak digunakan selama wabah SARS dan MERS dan telah dicoba pada pasien virus corona baru.

Studi pengamatan menyarankan penggunaannya untuk mengurangi peradangan dapat menyebabkan komplikasi termasuk diabetes, kematian jaringan tulang dan penundaan pengangkatan virus.

Bekerja Nonstop Selama 10 Hari, Staf Medis Ini Meninggal Karena Kelelahan Tangani Pasien Corona.
Bekerja Nonstop Selama 10 Hari, Staf Medis Ini Meninggal Karena Kelelahan Tangani Pasien Corona. (Kolase TribunStyle (The Paper dan Sky News))

Lima ilmuwan China yang dipimpin oleh Lianhan Shang dari Universitas Pengobatan China Beijing, menerbitkan tanggapan terhadap penelitian yang mendorong penggunaaan kortikosteroid dalam kasus tertentu.

Tanggapan ini mengakui risiko penggunaan kortiskosteroid dosis tinggi pada pasien virus corona, termasuk potensi infeksi lainnya.

Tapi mungkin dibenarkan untuk pasien yang sakit kritis dengan peradangan yang signifiasinnya terletak di paru-paru mereka.

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Bongkar Jenazah Korban Virus Corona, Peneliti Terkejut Temukan Organ Dalam Rusak & Kondisinya Ngeri, https://style.tribunnews.com/2020/02/23/bongkar-jenazah-korban-virus-corona-peneliti-terkejut-temukan-organ-dalam-rusak-kondisinya-ngeri?page=all.

Editor: Monalisa

//
Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved