Virus Corona
UPDATE Kasus Virus Corona Minggu 1 Maret 2020, Tiongkok Laporkan 35 Kematian dan 573 Kasus Baru
Sedangkan di Korea Selatan melaporkan, sebanyak 376 lebih banyak kasus virus corona pada hari Minggu, sehingga totalnya menjadi 3.526.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Update terbaru perkembangan kasus wabah virus Corona, Tiongkok pada Minggu (1/3/2020) melaporkan adanya 35 kematian baru.
Dengan angka baru tersebut, Tiongkok mencatatkan jumlah korban akibat virus corona di negara tersebut menjadi 2.870 kematian.
Jumlah ini lebih rendah dari 47 kematian yang dilaporkan oleh otoritas Tiongkok pada hari Sabtu kemarin.
Sehingga, jumlah total kasus di Tiongkok daratan menjadi 79.824 kasus.
Sementara masih dalam ratusan, angka untuk infeksi baru jauh lebih rendah daripada peningkatan besar, setiap hari dalam kasus-kasus Tiongkok yang tercatat pada Januari dan Februari.
Semua itu kecuali satu dari 35 kematian yang terjadi di Provinsi Hubei.
Di Amerika Serikat, seorang laki-laki dari Negara Bagian Washington berusia 50-an dengan masalah kesehatan yang mendasari menjadi kematian pertama negara itu dari virus corona.
Sedangkan di Korea Selatan melaporkan, sebanyak 376 lebih banyak kasus virus corona pada hari Minggu, sehingga totalnya menjadi 3.526.
Pemerintah Indonesia Rancang Skema Pemulangan WNI dari Kapal Diamond Princess
Pemerintah sudah merancang skema untuk membawa 68 warga negara Indonesia (WNI) kru kapal Diamond Princess menuju Pulau Sebaru Kecil untuk observasi.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Achmad Yurianto mengatakan, pesawat terbang yang mengevakuasi WNI tersebut, tak akan mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.
"Nggak mungkin di (bandara) Soekarno-Hatta, kan padat sekali penerbangannya," ujar Yuri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (29/2/2020).
Yuri menyebut Bandara Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat merupakan alternatif yang paling memungkinkan.
Meski pun demikian, ia menegaskan Kertajati masih alternatif semata.
"Pilihannya ya Kertajati yang paling dekat. Kertajati masih alternatif ya. Tapi alternatif yang paling dipilih gitu. Karena kan harus dekat-dekat dengan Sebaru, kalau jauh kan repot," kata dia.
Di sisi lain, Yuri tak menjelaskan secara detail bagaimana para WNI akan dibawa ke Pulau Sebaru Kecil dari bandara.
Dia hanya mengatakan untuk menyeberang ke Pulau Sebaru Kecil, KRI dr Soeharso akan kembali digunakan.
