Indonesia Positif Corona
Sebelum Masuk ke Pesta Dansa, WHO & Australia Pernah Peringatkan Indonesia Tekait Virus Corona
Terinfeksinya kedua warga Depok tersebut diumumkan oleh Presiden Jokowidodo Jokowi di Istana Kepresidenan, Senin (2/3/2020).
TRIBUNPEKANBARU.COM - Benteng pertahanan Indonesia terhadap virus Corona akhirnya runtuh juga. Virus Corona di Indonesia akhirnya terbongkar pasca menginfeksi dua warganya di Jabar.
Virus Corona di Jabar terjadi setelah dua wanita yang merupakan Kota Depok, Jawa Barat positif terinfeksi Virus Corona usai menghadiri pesta dansa di Jakarta bersama WN Jepang pada 14 Februari 2020.
Kedua warga yang tertular tersebut merupakan wanita berusia 31 tahun dan ibunya yang lansia, 64 tahun.
Terinfeksinya kedua warga Depok tersebut diumumkan oleh Presiden Jokowidodo Jokowi di Istana Kepresidenan, Senin (2/3/2020).
Sebelumnya, Perdana Menteri Australia Scott Morrison angkat bicara soal nihil kasus virus corona di Indonesia dan ungkapkan datanya.
Melansir Daily Mail pada Kamis (28/2/20) Morrison mengatakan kepada stasiun radio 3AW bahwa tingkat infeksi nol di Indonesia kemungkinan besar karena kemampuan pengujian yang rendah.
Ketika ditanya apakah dia yakin klaim Indonesia tidak memiliki kasus virus corona.
Perdana Menteri Australia mengatakan kepada pembawa acara radio Neil Mitchell bahwa itu hampir pasti merupakan fungsi dari kemampuan Jakarta untuk menguji.
"Ini adalah negara yang sangat besar dengan banyak pulau dan akan sangat sulit untuk dapat memberikan jaminan absolut tentang angka-angka itu," katanya.
Morrison mengatakan dia tidak bermaksud untuk tidak menghormati Indonesia tetapi memiliki sistem kesehatan yang berbeda dengan Australia dengan kapasitas yang berbeda untuk memberikan jaminan.
Indonesia memiliki populasi lebih dari 267 juta orang, tetapi Indonesia dilaporkan hanya menguji 136 orang untuk COVID-19, semuanya dengan hasil negatif.
Negara tetangga, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Australia memiliki populasi lebih kecil daripada Indonesia telah melakukan tes setidaknya sepuluh kali lebih banyak, dan semuanya telah melaporkan sejumlah kasus.
New South Wales saja, dengan populasi lebih dari 8 juta telah menguji lebih dari 2.200 orang untuk virus, dan menemukan empat kasus.
Sekitar 1,3 juta orang Australia mengunjungi Bali pada tahun 2019 dengan sekitar 25.000 orang terbang antara Australia dan Bali setiap minggu.
Diperkirakan lebih dari 100.000 orang telah melakukan perjalanan sejak wabah Covid-19 dimulai menjelang akhir Desember.
Bali juga merupakan tempat wisata utama bagi China, pusat gempa coronavirus, dengan sekitar 1,2 juta wisatawan Tiongkok bepergian ke pulau itu pada 2019, Sydney Morning Herald melaporkan.
Jauh sebelum kedua wanita tersebut terinfeksi virus Corona, WHO ternyata juga sudah mengingatkan pemerintah Indonesia.
Mengutip dari Kompas.com yang melansir dari The Sydney Morning Herald pada Jumat (7/2/2020) lalu, WHO menyarankan agar Indonesia berbuat lebih banyak untuk mempersiapkan kemungkinan wabah virus corona di tengah kekhawatiran belum adanya satu pun temuan kasus.
WHO menginginkan agar Indonesia meningkatkan pengawasan, deteksi kasus, dan persiapan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk apabila terjadi wabah.
Perwakilan WHO di Indonesia, Dr Navaratnasamy Paranietharan mengatakan, masih banyak hal yang harus disiapkan Indonesia mulai dari pengawasan, deteksi, hingga persiapan fasilitas terkait skenario bila wabah terjadi.
"Ketersediaan alat tes khusus untuk mengonfirmasi nCoV (novel coronavirus) minggu ini adalah langkah yang signifikan ke arah yang benar," ujarnya, sebagaimana dikutip The Sydney Morning Herald.
Sebelumnya, Indonesia juga sempat disorot lantaran belum menerima alat tes khusus yang diperlukan untuk bisa mendeteksi dengan cepat virus corona jenis baru.
Sejauh ini, otoritas medis Indonesia mengandalkan tes pan-coronavirus yang bisa mendeteksi semua kerabat virus corona.
Tetapi, tes tersebut memerlukan pengurutan gen untuk mengetahui dengan pasti itu adalah virus corona Wuhan atau bukan.
Seluruh tes tersebut selama ini memakan waktu lima hari. "Kami (WHO) prihatin Indonesia belum melaporkan satu pun kasus yang dikonfirmasi,” ujar Dr Navaratnasamy.
“Tetapi kami telah diyakinkan oleh otoritas terkait bahwa pengujian laboratorium telah bekerja dengan baik," tambahnya.
Sebelumnya Kepala Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan dari Kementerian Kesehatan Vivi Setiawati mengatakan, Indonesia sejauh ini sudah mampu melakukan pemeriksaan virus corona.
"Indonesia sudah bisa melakukan pemeriksaan. Jadi testing kita itu sudah ada. Sejak kasus ini merebak, sudah ada pedoman dari WHO untuk deteksi coronavirus," ujar Vivi dikutip dari Kompas.com (1/2/2020).
Di sisi lain, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mengatakan, Indonesia telah memiliki alat untuk mendeteksi virus corona.
Hal tersebut disampaikan Moeldoko setelah rapat koordinasi tingkat menteri di Kantor Staf Presiden, Kamis (6/2/2020).
"Indonesia sudah memiliki alat untuk mendeteksi atas virus korona. Tadi ada profesor yang telah menyampaikan informasi, kemampuan Indonesia untuk mendeteksi kalau terjadi sesuatu karena ini," ujar Moeldoko.
Sementara itu, Kepala Lembaga Biologi Molekul Eijckman Amin Subandrio mengatakan, alat yang digunakan untuk mendeteksi virus tersebut ada dua jenis. Pertama, polymerase chain reaction (PCR) dan kedua adalah alat untuk mengonfirmasi.
"Di Indonesia yang punya alat itu cukup banyak, bukan hanya laboratorium penelitian di perguruan tinggi tapi juga di lab swasta," kata Amin.
Namun, kata dia, alat tersebut tidak digunakan rutin untuk memeriksa virus corona.
Hanya saja, saat ini yang bisa memeriksa dan memastikan soal virus corona adalah dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (litbangkes) Kementerian Kesehatan.
Lembaga Eijckman, kata dia, sudah memiliki alat tersebut di Pusat Genom Nasional yang bisa mendeteksi berbagai macam virus.
Beberapa waktu lalu, lembaga tersebut juga mengisolasi virus H5N1 atau virus flu burung.
"Terkait virus corona, kami sudah punya pengalaman mendeteksi virus corona meski jenis lain," kata dia.
(*)
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Virus Corona Negatif di Indonesia, Berikut Peringatan WHO"
