Virus Corona Masuk ke PAPUA, KKB OPM Mencak-mencak Ketakutan Dengan Musuh Tak Kasat Mata
Data dari pemerintah pada Minggu (22/3/2020), sudah ada dua kasus positif virus Corona di Papua.
NKRI yang luas, tingkat kendali pusat yang lemah, sistem kesehatan buruk, apalagi resim berganti resim yang anti kemanusiaan, yang hanya jual bangsa-bangsa Nusantara sebagai lahan exploitasi kapitalis, terjajah secara ekonomi dibawa kendali utang, adalah ironi dan malapetaka.
Jadi marilah pisah dan menentukan nasib bangsanya sendiri-sendiri agar bisa mengurus bangsanya sendiri. Itu mesti jadi upaya selamatkan manusia dan tanah airnya masing-masing tanpa kontrol satu bangsa Jawa. Apa artinya NKRI tanpa makna pembebasan manusia (bangsa).
Apa tidak gila, saat ancaman nyawa Covid-19 Jakarta sibuk debat Omnibus Law, drop militer habiskan APBN proteksi Freeport, lalu anggap remeh buka akses udara laut. Lalu larang lockdown daerah di Indonesia. Barangkali ini kebijakan pemerataan Covid-19 di seluruh Indonesia.
Jadi apakah NKRI masih penting dari nyawa manusia bangsa-bangsa di Nusantara yang terancam? Sa kira bubarkan NKRI itulah solusi agar setiap bangsa dapat melindungi dan memproteksi manusia dan tanah airnya sendiri tanpa kontrol satu bangsa Jawa.
Mari aktifkan akal sehat!
"Victor Yeimo" "Jubir Internasional KNPB"
Kekhawatiran penyebaran Virus Corona di Papua juga diungkapkan oleh tersangka yang berstatus buronan polisi, Veronica Koman.
Dilansir Gridhot dari akun Facebook Veronica Koman, ia merasa khawatir dengan efek virus corona di Papua.
Dikatakannya pada unggahannya pada Sabtu (14/3/2020) bahwa kekhawatirannya berkaitan dengan depopulasi jumlah orang di Papua yang tentu membuatnya menjadi teramat penting.
Apalagi menurutnya, secara global efek pandemik terhadap masyarakat adat selalu lebih buruk dibanding masyarakat biasa.
Veronica Koman bahkan membandingkannya dengan pandemik influenza tahun 1918.
"Pandemik influenza tahun 1918 menewaskan 19% - 22 % total penduduk Samoa Barat, Fiji = 5.2%, Tonga = 4.2% - 8.4%, Guam = 4.5%, Tahiti = 10%. Kita belum tahu kekuatan tubuh orang Pasifik dalam menghadapi Covid-19," tulis perempuan yang kini menjadi buronan itu.
Veronica Koman juga mengungkapkan bahwa kesadaran kesehatan masyarakat Papua itu terburuk di Indonesia.
Baca Juga: Warganet Sampai Bingung Sendiri, Pasien Corona yang Sembuh Dibuatkan Pesta Seremonial Hingga Dihadiahi Jamu: Lha Katanya Social Distancing Kok Ngadain Acara
"Hak atas kesehatan masyarakat Papua itu terburuk di Indonesia, urus penyakit umum saja setengah mati, apalagi Covid-19," ungkapnya.
