Info Kesehatan
5 Manfaat Jahe untuk Kesehatan, Mengurangi Resiko Serangan Jantung hingga Properti Analgesik
Sejumlah penelitian menemukan bahwa ekstrak jahe dan kunyit dapat menurunkan kadar kolesterol, terutama kolesterol LDL atau lemak jahat
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM - Tips Kesehatan, Rutin Minum Teh Jahe Kunyit, Rasakan Manfaat Luar Biasa pada Tubuh, simak di sini dalam artikel yang kami sajikan.
Teh jahe kunyit dibuat dengan cara merebus akar jahe dan akar kunyit segar dalam air panas.
Kedua herbal ini juga tersedia secara luas dan telah banyak diteliti karena popularitasnya.
Teh kunyit ini adalah ritual di Okinawa, Jepang, yang dipercaya bahwa minuman ini adalah ramuan kesehatan.
Teh jahe kunyit adalah minuman rendah kalori dan kafein yang lezat dan sehat.
Berikut ini manfaat dari konsumsi rutin teh kunyit jahe.
1. Melindungi kesehatan jantung
Sejumlah penelitian menemukan bahwa ekstrak jahe dan kunyit dapat menurunkan kadar kolesterol, terutama kolesterol LDL.
LDL bertanggung jawab aata risiko terbentuknya plak di arteri dan pembuluh darah.
Kondisi ini dapat meningkatkan aterosklerosis dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke seseorang.
2. Meningkatkan kekebalan
Teh jahe kunyit memiliki sejumlah kualitas antimikroba, antibakteri, anti-jamur, dan antiseptik.
Hal ini membuatnya menjadi bantuan sistem kekebalan tubuh yang sangat baik, menurut penelitian oleh Dr. Shalini Tattari dkk., Institut Nutrisi Nasional, Hyderabad, India.
Jika Moms menderita kekebalan tubuh yang lemah dan sering pilek, teh herbal ini bisa menjadi solusi.
Kombinasi dari bahan-bahan ini membantu mempercepat penyembuhan dan menghilangkan infeksi yang mendasarinya.
3. Perawatan untuk kulit
Kunyit dalam teh herbal ini sering digunakan untuk mengobati kondisi kulit, terutama jerawat dan masalah peradangan seperti psoriasis dan eksim.
Kandungan gingerol dalam teh jahe kunyit juga menjadi senyawa antibakteri dan antioksidan yang sangat baik yang melindungi kulit dari infeksi.
Tak hanya itu, ramuan ini merangsang pertumbuhan sel-sel baru dan mencegah tanda-tanda penuaan, seperti keriput dan flek.
4. Mengatur diabetes
Penelitian yang dikutip dalam British Journal of Nutrition menunjukkan kemampuan jahe dan kunyit dalam mengatur gula darah.
Hal ini menjadikannya pebih efektif untuk mengelola gejala diabetes.
Dengan menjaga kadar glukosa dan insulin seimbang, teh jahe kunyit mencegah lonjakan berbahaya dan penurunan gula darah.
Kedua hal ini dapat menjadi bencana bagi penderita diabetes atau orang yang berisiko tinggi terkena diabetes.
5. Properti analgesik
Curcumin dan gingerol, dua bahan aktif yang paling penting, memiliki sifat analgesik.
Ini yang berarti bahwa dapat menghilangkan rasa sakit di seluruh tubuh.
Ini merupakan tambahan dari sifat anti-inflamasi, yang dapat membantu meredakan nyeri sendi dan ketidaknyamanan lainnya di otot dan jaringan tubuh.
Lalu bagaimana cara membuatnya?
Bahan:
1 cangkir air
1 sdt jahe parut
1-2 sdt akar kunyit parut atau 1 sdt bubuk kunyit
1 sdt madu atau jus lemon
1 sdt lada hitam
Cara membuat:
1. Rebus air hingga mendidih dalam panci atau panci stainless steel.
2. Tambahkan kunyit dan jahe, lalu diamkan hingga air rebusan hangat.
3. Diamkan campuran selama 10-15 menit.
4. Saring teh, tambahkan lada hitam, jus lemon, dan madu, dan nikmati minumannya!
GAGAL Jantung Akut, Ini Penjelasan dr Patricia Feliana Sitohang dari RS Awal Bros Panam Riau
Gagal jantung akut, ini penjelasan dr Patricia Feliana Sitohang dari RS Awal Bros Panam Riau tentang penyebab dan cara pengobatannya.
Gagal jantung akut adalah serangan yang cepat dari gejala dan tanda jantung sehingga membutuhkan terapi segera.
Gagal jantung akut dapat berupa serangan baru dari gagal jantung akut tanpa ada kelainan jantung sebelumnya atau dekompensasi akut dari gagal jantung kronik.
Gagal jantung akut diartikan sebagai serangan cepat (rapid onset) dari tanda & gejala (symptoms and signs) akibat dari fungsi jantung yang abnormal.
Dapat terjadi dengan maupun tanpa adanya sakit jantung sebelumnya.
Disfungsi jantung dapat berupa disfungsi sistolik maupun diastolik, kondisi irama jantung yang abnormal ataupun karena ketidakseimbangan dari pre-load maupun after-load, sering pasien harus memerlukan pengobatan.
Gagal jantung akut disebabkan oleh kardiomiopati (dekompensasi pada gagal jantung kronik yang telah ada), krisis hipertensi, tomponad jantung, miokarditis berat akut, direksi aorta, kardiomiopati setelah melahirkan, stenosis katup aorta berat, aritmia akut dan sindrom koroner akut.
‘’Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh faktor presipitasi non kardiovaskular, seperti overload volume, asma, penyalahgunaan obat, setelah operasi besar, infeksi seperti septikemia dan pnemonia, penggunaan alkohol, feokromositoma, overload volume, serta pelaksanaan terhadap pengobatan kurang,’’ ujar Dokter Awal Bros Panam dr Patricia Feliana Sitohang.
Dokter yang meraih juara I pada ajang The Five Cardiology Pekanbaru ini menjelaskan, secara umum gagal jantung merupakan gangguan struktur dan fungsi jantung yang mengakibatkan gagalnya suplay oksigen dengan memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan, meskipun dengan tekanan pengisian yang normal.
‘’Gejala yang khas untuk gagal jantung berupa sesak napas baik pada saat istirahat ataupun latihan, fatigue, lelah, bengkak pada pergelangan kaki. Tanda yang spesifik untuk gagal jantung seperti takikardi, takipneu, ronki basah pada paru, efusi pleura, meningkatnya tekanan Vena Jugularis, edema perifer, dan hepatomegaly. Adanya bukti gangguan struktur dan fungsi, seperti kardiomegali, bunyi S3, murmur jantung, gambaran echo yang abnormal, serta adanya kenaikan konsentrasi natriuretik peptide,’’ ujar dokter yang berkeinginan kuat mengambil spelialis jantung ini.
Seseorang yang mengalami gagal jantung bukan berarti jantungnya telah berhenti bekerja, melainkan daya pompa jantungnya menjadi lemah.
Mereka yang mengalami kondisi ini membutuhkan pengobatan untuk memperlambat perburukan penyakit serta mengontrol gejala selama mungkin.
Pada sebagian besar kasusnya, gagal jantung merupakan kondisi seumur hidup yang tidak dapat sembuh sepenuhnya.
Dalam kasus demikian, penanganan yang terdiri dari kombinasi obat-obatan, peralatan penopang jantung, dan operasi perlu dilakukan sesuai dengan keadaan penderita.
Keefektifan pengobatan gagal jantung bukan hanya tugas dokter, namun juga harus didukung oleh kerjasama dari pasien dengan menjalani pola hidup sehat.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah gagal jantung, di antaranya:
Mengonsumsi makanan sehat dan membatasi asupan garam, lemak, dan gula.
Contoh-contoh makanan sehat adalah buah dan sayur, makanan berprotein tinggi (misalnya ikan, daging, atau kacang), makanan yang mengandung zat tepung (misalnya beras, kentang, atau roti), dan makanan yang terbuat dari bahan susu atau bahan olahan susu.
Menjaga berat badan dengan berolahraga secara rutin.
Berhenti merokok dan membatasi konsumsi minuman keras.
Menjaga kadar kolesterol dan tekanan darah pada batas sehat.
Sesak napas akibat gagal jantung biasanya makin terasa saat penderita berbaring datar.
Sebagian dari mereka juga mengalami tidur malam yang terganggu akibat sesak napas hebat sehingga harus duduk atau berdiri agar bisa menghirup udara.
Sedangkan untuk gejala pembengkakan kaki, biasanya mereda di waktu pagi hari, namun kembali memburuk di siang hari.
Gejala gagal jantung dapat berbeda-beda pada tiap penderita.
Gagal jantung biasanya dipicu oleh masalah-masalah kesehatan, seperti:
Hipertensi.
Tekanan darah merupakan kekuatan yang dibutuhkan untuk memompa darah ke seluruh tubuh tiap kalinya.
Jika tekanan darah tinggi, maka hal ini dapat menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh dan otomatis otot jantung akan menebal untuk mengimbangi kinerja yang meningkat tersebut.
Jika ini terus berlangsung, maka pada akhirnya jantung terlalu terbebani dan tidak lagi kuat untuk memompa darah secara efektif.
Otot-ototnya menjadi lemah atau bisa juga menjadi terlampau kaku.
Penyakit jantung koroner dan serangan jantung.
Kondisi ini membuat pasokan darah dan oksigen ke jantung menurun akibat menyempitnya arteri oleh tumpukan lemak.
Saat pembuluh darah ke otot jantung benar-benar tersumbat dan aliran oksigen ke seluruh bagian jantung menjadi terputus, terjadilah serangan jantung.
Serangan jantung dapat membuat daya pompa jantung melemah atau bahkan menyebabkan kerusakan permanen pada dinding otot jantung.
Kardiomiopati atau kerusakan pada otot jantung.
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kardiomiopati, di antaranya adalah genetik atau keturunan, penggunaan obat-obatan kemoterapi, penyalahgunaan narkoba, kecanduan alkohol,dan infeksi.
Miokarditis atau radang otot jantung.
Penyakit ini kadang-kadang dapat berkembang dan mengarah pada gagal jantung kiri.
Umumnya, penyebab miokarditis adalah infeksi virus.
Kerusakan katup jantung. Katup jantung berfungsi menjaga darah yang mengalir melalui jantung tetap berada di jalur yang tepat.
Jika katup jantung rusak, maka aliran darah bisa terganggu.
Hal ini mengakibatkan meningkatnya beban kerja pada otot jantung.
Gangguan ritme jantung.
Kondisi ini dapat menyebabkan ritme atau detak jantung menjadi terlalu lambat atau terlalu cepat.
Ritme yang terlalu lambat akan mengurangi pasokan darah dari jantung ke tubuh.
Sedangkan ritme yang terlalu cepat, dapat membuat jantung bekerja terlalu keras.
Kedua kondisi ini lama-kelamaan akan mengarah kepada gagal jantung.
Hipertioridisme.
Orang yang menderita penyakit ini, kelenjar tiroid di dalam tubuhnya akan memproduksi hormon tiroid secara berlebihan.
Saat kadar hormon tersebut tinggi, maka denyut jantung, tekanan darah, serta suhu tubuh akan meningkat pula.
Anemia.
Saat seseorang mengalami anemia, maka tubuhnya kekurangan oksigen yang didapat dari darah.
Jika kondisi ini tidak ditangani maka kerusakan pada organ-organ di tubuhnya, termasuk jantung, dapat terjadi.
Diabetes.
Orang yang menderita diabetes memiliki risiko tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner yang meningkat.
Cacat jantung sejak lahir. Sebagian bayi lahir dengan kondisi sebagian bilik atau katup jantungnya tidak terbentuk secara sempurna.
Keadaan ini dapat menyebabkan bagian jantung lainnya yang masih sehat harus bekerja lebih keras dalam memompa darah.
Pada akhirnya berpotensi mengarah kepada gagal jantung.
Ada empat tingkat keparahan dalam penyakit gagal jantung, di antaranya:
Fase I: Tidak ada gejala selama melakukan aktivitas normal.
Fase II: Gejala tidak dirasakan ketika penderita dalam kondisi istirahat, melainkan ketika melakukan kegiatan fisik yang normal.
Fase III: Gejala tidak dirasakan ketika penderita dalam kondisi istirahat, melainkan ketika melakukan kegiatan fisik yang ringan atau kecil.
Fase IV: Gejala selalu muncul ketika melakukan aktivitas apa pun, bahkan terkadang gejala muncul saat beristirahat sekali pun.
‘’Pada fase III dan IV ini sudah perlu penanganan serius. Sedangkan pada fase I dan II pasien bisa berobat jalan,’’ tuturnya.
Tips Kesehatan - Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi.