Kisah Inspiratif

STORY - Perawat Pasien Covid-19 Teteskan Airmata, Jalani Ramadan Berpisah dengan Keluarga

"Kami ada beberapa orang yang nggak pulang ke rumah.Kalau pun pulang sesekali aja," ujar Putri, perawat pasien Covid-19 di RSUD Arifin Achmad

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nurul Qomariah
zoom-inlihat foto STORY - Perawat Pasien Covid-19 Teteskan Airmata, Jalani Ramadan Berpisah dengan Keluarga
TRIBUNPEKANBARU/NASUHA
Ayu Ramadhani Putri Nasution

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Bulan Ramadan menjadi momentum yang spesial bagi umat Islam, biasanya menjadi waktu untuk bersama-sama mulai dari mempersiapkan untuk sahur perdana, tarawih bersama hingga berbuka dan ibadah lainnya.

Namun Ramadan kali ini, berbeda dengan sebelum-sebelumnya, hal ini disebabkan adanya pandemi wabah covid-19 yang sudah melanda dunia sejak beberapa waktu terakhir.   

Bahkan ada yang harus berpisah dengan keluarganya karena wabah ini, seperti yang dirasakan para tenaga medis perawat pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad (RSUD-AA) Provinsi Riau, mereka harus berpisah dengan keluarga saat Ramadhan, bahkan sudah jauh hari jelang Ramadhan tiba.

Mereka sengaja tidak pulang ke rumah karena takut tertular virus corona, disebabkan aktivitas mereka yang kontak langsung dengan pasien positif dan pasien dalam pengawasan Covid-19.

Travel Angkutan Antar Provinsi dari Pekanbaru ke Sumbar Masih Beroperasi Seperti Biasa

Hasil Rapid Test Warga Kuansing Riau yang Positif Ternyata Ayah dan Anak

Ajakan Main Ronde Kedua Ditolak, Pemuda di Surabaya Tusuk Teman Kencan Pakai Pisau Dapur

Maka sebagai antisipasi itu, mereka pun diinapkan di hotel yang disediakan pemerintah Provinsi Riau, sedangkan anak dan keluarga mereka jauh, tidak ada bertemu lagi.

Seperti pengalaman Ayu Ramadhani Putri Nasution perawat yang saat ini sudah lebih sebulan tidak bertemu keluarganya, kebetulan orangtuanya sedang berada di Kota Medan.

"Karena keluarga Putri tidak di sini jadi emang sendiri puasa tahun ini. Tidak dengan keluarga seperti biasanya,"ujar Putri sapaan akrab gadis berusia 26 tahun ini.

Menurut Putri tahun ini ia melewati awal Ramadan dengan penuh kesedihan, karena biasanya banyak momen spesial yang dilewati bersama saat masuk Ramadan.

"Sedih lah, tahun kemarin masih sama mamak mulai awal puasa sampai lebaran. Tahun ini awal puasa aja udah sendiri,"ujarnya.

Namun demikian Putri setiap hari selalu menelepon ibunya yang kebetulan saat ini berada di Kota Medan, Putri hanya tinggal sendiri di Kota Pekanbaru.

"Kami ada beberapa orang yang nggak pulang ke rumah. Kalau pun pulang sesekali aja. Selebihnya lebih banyak tinggal di hotel,"ujar Putri.

TENAGA MEDIS RSUD AA
Tenaga medis perawat pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad sedang bertugas.

Ada momen yang membuat Putri harus meneteskan air mata saat memasuki Ramadan, karena ada kebiasaan yang selalu menjadi rutin keluarganya melaksanakan silaturahmi jelang Ramadan.

"Nah ini yang kemaren sempat bikin nangis sendiri. Tiap mau Ramadan tu biasanya kita sering masak besar trus antar ke tetangga dan saudara-saudara yang ada di sini. Jadi pas sahur pertama biasanya lauknya banyak itu. Tahun lalu malah putri sengaja minta jadwal dinas diliburin supaya bisa bantu mamak masak,"ujarnya mengingat momen spesial itu.

Bahkan kebiasaan itu tiap tahun biasanya dijalankan keluarganya, momen yang sangat spesial lagi keliling maaf-maafan ke rumah saudara bareng keluarganya.

"Tapi tahun ini tidak ada, dan saya Ikhlas menjalani ini semuanya, semoga musibah ini cepat berlalu dan kita bisa jalani hidup dengan normal kembali,"ujarnya.

Selain Putri, perawat lainnya yang tidak kalah sedihnya menjalani Ramadan tanpa keluarga Dewi, ibu dua anak ini bahkan sudah pisah dengan anak dan keluarganya sejak sebulan terakhir.

"Nggak bisa diungkapkan lagi, udah bengkak mata karena dua hari ini menangis, Ramadan kali ini harus sendri, tanpa anak dan keluarga. Begitu berat ujian yang dijalani kali ini,"ujar Dewi yang saat ini anaknya berada di rumah orangtuanya di Bangkinang.

Bahkan sahur pertamanya sendiri, nasi tidak bisa ditelannya karena teringat kedua anak dan keluarga di kampung.

"Sahur aja nggak termakan nasi, nanti harus berbuka lagi sendri, ya allah cepatlah ini berlalu,"ujarnya.

Biasanya kata Dewi, momen yang menjadi spesial bagi mereka saat Ramadhan mulai dari buka bersama, ngabuburit bareng anak-anak, sholat magrib, taraweh bersama, sahur bersama.

"Sekarang harus sendiri, anak jauh disana, demi tugas ya mau gimana lagi,"jelasnya.
( Tribunpekanbaru.com / Nasuha Nasution)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved