TERUNGKAP, Inilah Hacker yang Bobol 91 Juta Akun Tokopedia: Berikut Cara Cek Akun Tokopedia Kamu
Raid Forums sendiri merupakan merupakan forum komunitas hacker di internet yang berisi informasi-informasi terkait dengan database bocoran data
Pada Sabtu (2/5/2020) pukul 20:40 Whysodank lantas mengaku kalau ia memiliki seluruh data 91 juta pengguna Tokopedia.
Ia lantas menjualnya di dark web Empire Market.
Pada situs darkweb itu, akun Whysodank menggunakan nama pengguna ShinyHunters.
Akun Whysodank menawarkan 91 juta data akun pengguna Tokopedia alias seluruh pengguna layanan ecommerce itu. (screenshot Raid Forums)
Sebelumnya, Tokopedia dilaporkan mengalami peretasan, bahkan jumlahnya diperkirakan 91 juta akun dan 7 juta akun merchant, tidak lagi 15 juta seperti diberitakan sebelumnya. Padahal di tahun 2019, Tokopedia mengungkapkan bahwa ada sekitar 91 juta akun aktif di platformnya.
Artinya hampir semua akun di Tokopedia berhasil diambil datanya oleh peretas.
Pelaku menjual data di darkweb berupa user ID, email, nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor handphone dan password yang masih ter-hash atau tersandi.
Semua dijual dengan harga USD5.000 atau sekitar Rp74 juta.
Bahkan ada 14.999.896 akun Tokopedia yang datanya saat ini bisa didownload.
Pakar Keamanan Siber Pratama Persadha menjelaskan bahwa kejadian seperti ini harus direspons cepat oleh pihak Tokopedia dan juga para penggunanya. Karena ancaman penipuan dan pengambilalihan akun bisa terjadi kapan saja.
Pratama menjelaskan hacker bernama Whysodank pertama kali mempublikasikan hasil peretasan di Raid Forum pada Sabtu (2/5/2020).
Kemudian peretas ShinyHunters memposting thread penjualan 91 juta akun Tokopedia di forum darkweb bernama EmpireMarket.
Dari sinilah akun @underthebreach mempublikasikan peretasan Tokopedia ke publik Twitter.
“Memang data untuk password masih dienkripsi, namun tinggal menunggu waktu sampai ada pihak yang bisa membuka. Itulah kenapa pelaku mau melakukan share gratis beberapa juta akun untuk membuat semacam sandiwara siapa yang berhasil membuka kode acak pada password,” jelas Chairman Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC (Communication & Information System Security Research Center) ini.
Ditambahkan Pratama, meski password masih dalam bentuk acak, namun data lain sudah plain alias terbuka. Artinya semua peretas bisa memanfaatkan data tersebut untuk melakukan penipuan dan pengambilalihan akun-akun di internet.