Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Donald Trump Tuding China Lebih Kejam dari Teroris yang Menyerang World Trade Center

Presiden Donald Trump kembali menuding China sebagai penyebab parahnya pandemi Virus Corona di Amerika Serikat.

Penulis: Ilham Yafiz | Editor: Rinal Maradjo
MANDEL NGAN / AFP
Presiden AS, Donald Trump 

TRIBUNPEKANBARU.COM, WASHINGTON -  Presiden AS Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial pada Rabu (7/5/2020) waktu setempat. Ia menyebutkan pandemi Virus Corona yang terjadi di Amerika Serikat pada saat ini lebih buruk dibandingan serangan teroris ke World Trade Center di New York pada 11 September 2001.

Tak hanya itu, ia juga menyatakan, pandemi Virus Corona juga lebih buruk dari serangan Jepang ke pangkalan militer AS di Pearl Harbour pada perang dunia II lalu.

Dan lagi-lagi, Donald Trump mengarahkan tudingan itu ke China.

"Kejadian ini  seharusnya tidak pernah terjadi," lanjut Donald Trump seperti dikutip Tribunpekanbaru.com dari Aljazeera pada Kamis (7/5/2020).

"Itu bisa saja dihentikan di sumbernya. Itu bisa saja dihentikan di Cina. Itu seharusnya dihentikan tepat di sumbernya, dan itu tidak dihentikan. Namun, sekarang situasinya terus memburuk,"

Beberapa waktu belakangan, pemerintah Donald Trump terus menerus mengkritisi China seiring dengan meningkatnya jumlah kematian akibat Virus Corona di negara adidaya. 

Pemerintah Donald Trump menyalahkan kematian ratusan ribu orang di Amerika tersebut kepada China.

Bahkan, Donald Trump menuntut negara itu untuk lebih transparan tentang penanganan penyakit akibat Covid-19,

yang pertama kali muncul di kota Cina dari Wuhan akhir tahun lalu.

Saat ini, lebih dari 255.000 orang di seluruh dunia kini telah meninggal karena Covid-19, termasuk setidaknya 70.000 di AS.

Sebagian besar ahli dan juga WHO percaya virus itu berasal dari pasar makanan Wuhan yang juga menjual berbagai macam satwa liar.

Namun, Trump dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo punya pandangan lain.

Mereka mengatakan, virus tersebut tersebar dari sebuah laboratorium di Wuhan.

"Mereka tahu. China bisa mencegah kematian ratusan ribu orang di seluruh dunia. China bisa menyelamatkan keturunan dunia dari kelesuan ekonomi global. Namun mereka sengaja mendiamkan, " kata Pompeo pada konferensi pers Departemen Luar Negeri.

"China masih menolak untuk membagikan informasi yang kami butuhkan untuk menjaga orang tetap aman."

Sejumlah tudingan yang dilayangkan Amerika Serikat itu tentunya serta merta dibantah oleh China

"Saya pikir masalah ini harus diserahkan kepada ilmuwan dan profesional medis, dan bukan politisi yang berbohong demi tujuan politik domestik mereka sendiri," kata juru bicara kementerian luar negeri China Hua Chunying kepada wartawan, Rabu (7/5/2020).

"Pompeo berulang kali berbicara tetapi dia tidak bisa memberikan bukti. Bagaimana dia bisa? Karena dia tidak punya," Hua menambahkan.

Pada hari Minggu, Pompeo mengatakan ada "sejumlah besar bukti" virus itu muncul dari Institut Virologi Wuhan,

Meski demikian, ia menyebutkan AS tidak memiliki kepastian atas dugaan itu, namun ada sederet bukti signifikan yang menunjukan bahwa Virus Corona berasal dari lab tersebut.

"Setiap pernyataan itu sepenuhnya konsisten," katanya.

"Kita semua berusaha mencari jawaban yang tepat. Kita semua berusaha mendapatkan kejelasan," tambah Pompeo

Sementara itu, Dr Anthony Fauci, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS dan anggota Satuan Tugas Covid-19 AS , mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Senin (4/5/2020) bahwa,

"Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa virus itu tidak dibuat di laboratorium, tetapi berevolusi di alam dan kemudian melompat spesies ", sebutnya. ( Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved