Berita Riau
Sudah Semai Garam di Udara 4,8 Ton, KLHK Lakukan Rekayasa Hujan di Riau untuk Cegah Karhutla
Hingga tanggal 20 Mei 2020 di Provinsi Riau, telah dilakukan enam sorti penerbangan dengan total bahan semai NaCl sebanyak 4,8 ton
Penulis: Alex | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Rekayasa hujan untuk membasahi gambut melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) akan segera dilakukan di Provinsi Riau.
Rekayasa dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Pelaksanaan rekayasa cuaca di Provinsi Riau dijadwalkan selama 15 hari kerja, terhitung dari tanggal 14 -28 Mei 2020 mendatang.
Hingga tanggal 20 Mei di Provinsi Riau, telah dilakukan enam sorti penerbangan dengan total bahan semai NaCl sebanyak 4,8 ton.
• Jangan Lupa Bayar Zakat Fitrah Idul Fitri 1441 H, Berikut Niat dan Ketentuannya
• Puaskan Nafsu Pria Hidung Belang, Bilik Asmara di Gang Royal Saksi Bisu Transaksi Cinta Semalam
• #Keperawanan dan Sarah Keihl Trending di Twitter, Viral Lelang Keperawanan untuk Donasi Covid-19
Berdasarkan citra satelit TRMM, rekayasa hujan telah menghasilkan 17,1 juta m2 air yang turun pada daerah-daerah dengan potensi awan hujan terbesar.
Direktur Pengendalian Karhutla KLHK, Basar Manullang mengatakan, KLHK bersama dengan BPPT melakukan rekayasa hujan.
Tujuannya untuk membasahi gambut melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Provinsi Riau untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan ( karhutla ) .
"Upaya ini dilakukan atas rekomendasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), karena melihat potensi pembentukan awan hujan masih besar," ujarnya kepada Tribunpekanbaru.com melalui keterangan tertulis, Kamis (21/5/2020).
Dijelaskannya, rekayasa hujan ini juga dilakukan KLHK guna mengisi embung, kanal, dan membasahi gambut.
Agar tidak kering saat nanti masuk musim panas yang diprediksi mencapai puncaknya pada periode Juni hingga Agustus 2020.
''Terkait agenda ini, kami mendapatkan instruksi dari Ibu Menteri LHK.”
“Gambut harus dibasahi sebagai upaya pencegahan karhutla di Provinsi Riau.”
“ Rekayasan hujan ini bagian dari ikhtiar, selain kerja tim lapangan di darat yang setiap hari selalu melakukan patroli dan ground check hotspot,'' imbuhnya.
Ia juga menerangkan, rekayasa hujan diperlukan karena melihat mayoritas Titik Pemantauan Tinggi Muka Air Tanah (TP-TMAT) lahan gambut di Provinsi Riau, telah menunjukkan pada level siaga bahkan bahaya.
''Rekayasa hujan ini bagian dari upaya pencegahan, bukan pemadaman.”