Berita Riau

Sudah Semai Garam di Udara 4,8 Ton, KLHK Lakukan Rekayasa Hujan di Riau untuk Cegah Karhutla

Hingga tanggal 20 Mei 2020 di Provinsi Riau, telah dilakukan enam sorti penerbangan dengan total bahan semai NaCl sebanyak 4,8 ton

Penulis: Alex | Editor: Nurul Qomariah
istimewa
Direktur Pengendalian Karhutla KLHK bersama BPPT dan pilot Casa TNI AU melakukan briefing pelaksanaan rekayasa hujan dengan TMC di Provinsi Riau. 

“ Karena sifatnya pencegahan, maka kita lakukan di musim hujan mumpung masih ada awan hujan,'' ulas Basar.

Diharapkan dengan pasokan air yang cukup di kanal dan embung, serta gambut selalu basah, ancaman karhutla di Provinsi Riau dapat berkurang.

Basahi Lahan Gambut dengan Intensitas Sedang

Rekayasa hujan juga mulai berhasil membasahi gambut dengan intensitas sedang hingga sedang yang terjadi di sebagian besar wilayah Riau seperti di Kabupaten Siak, Bengkalis, Kepulauan Meranti, Pelalawan dan Indragiri Hilir.

''Rekayasa hujan ini hanya kita lakukan pada daerah tertentu saja, prioritas gambut dan ada awan hujannya.”

“ Angka 17,1 juta m2 air adalah hasil rekayasa hujan, jadi hujan alami di luar titik wilayah penyemaian tidak kita klaim. Jumlah ini cukup berhasil menaikkan Tinggi Muka Air Tanah atau TMAT dari level bahaya ke aman,'' jelas Direktur Pengendalian Karhutla KLHK, Basar Manullang.

Selain membasahi gambut sebagai aspek pencegahan, diharapkan dengan adanya tambahan pasokan air di kanal dan embung hasil dari rekayasa cuaca, akan memudahkan tim darat mendapatkan pasokan air.

Hal ini sangat berguna untuk melakukan pemadaman bilamana terjadi kebakaran.

KLHK bersama dengan tim satgas lainnya dibantu para mitra, memprioritaskan rekayasa hujan pada berbagai lokasi.

Khususnya di provinsi-provinsi yang sangat rawan karhutla seperti Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan untuk wilayah Sumatera.

Berisiko Tinggi

Rekayasa hujan dilakukan dengan pesawat Casa A-2107 milik TNI AU yang membawa garam dan menyemainya di sekitar awan hujan dengan ketinggian sekitar 10.000-12.000 feet.

Menyemai garam dengan mendekati awan jenis cumulus memiliki risiko tinggi.

Kru pesawat akan berusaha secepatnya menyemai garam dan tidak jarang harus berhadapan langsung dengan faktor cuaca yang sulit diprediksi.

Berdasarkan data satelit, jumlah hotspot di Provinsi Riau tanggal 1 Januari-20 Mei 2020, tercatat 271 titik dengan confident 80-100 persen.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved