AJAIB, Bayi Ini Selamat dari Hantaman Pesawat Airbus A320, Menggeliat dari Balik Reruntuhan
Seorang bayi selamat dari hantaman pesawat Pakistan International Airline yang jatuh di pemukiman pada di dekat bandara Jinnah, Karachi, Jumat (2/5)
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Rinal Maradjo
TRIBUNPEKANBARU.COM, KARACHI - Seorang bayi selamat dari hantaman pesawat Pakistan International Airline yang jatuh menimpa pemukiman pada di dekat bandara Jinnah, Karachi, Jumat (22/5/2020).
Dilansir Tribunpekanbaru.com dari The Sun pada Sabtu (23/5/2020), bayi tersebut ditemukan tengah menangis meraung-raung di bawah puing-puing bangunan serta serpihan-serpihan pesawat yang hancur dan terbakar.
Diperkirakan bayi tersebut adalah anak dari keluarga yang tinggal di kawasan padat penduduk yang dihantam pesawat naas tersebut.
Dalam sebuah tayangan TV local, bayi bertubuh sehat itu tampak digendong oleh seorang petugas dari lokasi peristiwa yang sudah diberi garis batas polisi.
Namun, identitas bayi tersebut belum diketahui hingga saat ini.
"Bayi itu tampak bergerak-gerak di balik puing dan debu. Petugas langsung menyibak puing-puing dan menyelamatkan bayi itu," sebut seorang saksi mata.
• Pesawat Pakistan PIA Jatuh di Pemukiman Penduduk, 80 Jasad Telah Ditemukan
• Dramatis, Presiden Bank of Punjab Zafar Masood Ditarik Hidup-hidup dari Puing-puing Pesawat
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah terkait penyelamatan tersebut.
Pesawat naas itu sendiri berjenis Airbus A320.
Membawa lebih dari 100 orang penumpang dan awak kabin.
Dilansir Tribunpekanbaru.com dari The Sun pada Jumat (22/5/2020), disebutkan bahwa asap hitam tebal mengepul dari lokasi Pesawat Jatuh tersebut.
" Pesawat itu jatuh di Karachi. Kami berusaha mengonfirmasi jumlah penumpang, awalnya 99 penumpang dan 8 awak," kata Abdul Sattar Khokhar, juru bicara otoritas penerbangan Pakistan, seraya menambahkan bahwa penerbangan itu berangkat dari Lahore.
Militer Pakistan kemudian menulis tweet bahwa pasukan keamanan telah dikerahkan ke lokasi Pesawat Jatuh dan helikopter digunakan untuk mensurvei kerusakan serta membantu operasi penyelamatan.
Dilansir Daily Mail, Presiden Bank of Punjab Zafar Masood dan dua penumpang lainnya berhasil selamat dari kecelakaan itu.
Bos bank ternama di Pakistan itu ditarik ditarik hidup-hidup dari puing-puing Airbus A320 yang mengobarkan api.
Media Pakistan mengatakan, tiga penumpang di barisan depan pesawat selamat dari kecelakaan itu, tetapi setidaknya 104 penumpang dan awak tewas.
Para saksi mata mengatakan penerbangan dari Lahore telah tiga kali gagal mendarat di Bandara Internasional Jinnah,
Sebelum akhirnya jatuh di wilayah padat penduduk di kota itu dalam upaya pendaratan keempat.
Ada lima hingga enam rumah hancur tertimpa Pesawat Jatuh itu.
Otoritas Kesehatan Provinsi Sindh Azra Pechucho mengatakan,
hingga saat ini setidaknya 11 mayat dan enam orang yang terluka telah dibawa ke rumah sakit di Karachi.
Namun belum diketahui, apakah mereka penumpang atau warga di lokasi kecelakaan.
"Sebelas mayat telah dibawa ke sini dan enam yang terluka telah dibawa ke sini. Dari enam yang terluka, empat stabil dan dua luka bakar," sebutnya.
"Kami sedang melakukan tes DNA atas mayat-mayat itu sehingga mereka dapat diidentifikasi dan mereka dapat diberikan kepada keluarga mereka," tambah Azra Pechucho
Kecelakaan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Pakistan mengizinkan penerbangan komersial dilanjutkan lagi, setelah ditangguhkan selama lockdown virus corona.
Pakistan memiliki catatan keselamatan penerbangan militer dan sipil yang tergolong buruk,
dengan seringnya terjadi kecelakaan pesawat dan helikopter selama bertahun-tahun.
Pada 2016, sebuah pesawat Pakistan International Airlines terbakar setelah salah satu dari dua mesin turbopropnya malfungsi saat terbang dari utara ke Islamabad.
Insiden ini menewaskan lebih dari 40 orang.
PIA, salah satu maskapai terkemuka di dunia hingga tahun 1970-an,
sekarang reputasinya menurun karena seringnya pembatalan, keterlambatan, dan masalah keuangan.
Maskapai ini juga telah terlibat berbagai kontroversi selama bertahun-tahun,
termasuk memenjarakan seorang pilot mabuk di Inggris pada 2013.
Kecelakaan ini terjadi ketika warga Pakistan bersiap merayakan akhir Ramadhan dan menyambut Idul Fitri.
Banyak penduduk Pakistan yang melakukan perjalanan kembali ke rumah mereka di kota dan desa. ( Tribunpekanbaru.com / Guruh Budi Wibowo )