SOSOK Derek Chauvin, Oknum Polisi yang Menyebabkan George Floyd Meninggal & Amerika Bergejolak
polisi yang menindih George Floyd hingga tewas jadi sosok yang dibenci di Amerika, ternyata terlibat sederet hal bermasalah
TRIBUNPEKANBARU.COM - Sosok Derek Chauvin saat ini menjadi sorotan.
Polisi ini menjadi perbincangan setelah aksinya di Amerika.
Dia adalah yang menyebabkan kematian George Floyd.
Kematian George Floyd membuat publik membenci polisi Derek Chauvin.
Derek Chauvin langsung diberhentikan dari pekerjaannya dan akan dijatuhi hukuman.
Ternyata, Derek Chauvin punya sederet kasus yang tak menyenangkan!
Sosok Derek Chauvin, polisi yang menindih George Floyd hingga tewas jadi sosok yang dibenci di Amerika, ternyata terlibat sederet hal bermasalah
Peristiwa yang menimpa George Floyd tengah dibicarakan masyarakat dunia.
• Banyak Anak-anak di NTB Terpapar Covid-19, Diduga Orangtua Biarkan Anak Tidak Pakai Masker
• UPDATE Sidang Pembunuhan Hakim Jamaluddin: Ada Foto Mesum Zuraida Hanum dengan Jefri di Dalam Mobil
• PENGAKUAN Wanita di Jambi yang Ajak Dua Selingkuhannnya ke Rumah Buat Threesome
Pria kulit hitam yang bernama George Floyd meninggal dunia karena menerima perlakuan rasisme.
George Floyd tewas setelah mengalami kekerasan yang dilakukan oleh polisi di Minneapolis, Amerika Serikat.
Awalnya, seorang kasir menelepon polisi karena bermasalah dengan seorang konsumen.
Konsumen tersebut adalah George Floyd.
Diduga masalahnya George Floyd menggunakan kupon yang sudah kadaluarsa atau ada juga kabar yang beredar jika George Floyd menggunakan uang palsu.
Hingga George Floyd didatangi sekelompok polisi yang membawanya keluar.
Video George Floyd dan sekumpulan polisi tersebut menjadi viral.
Para polisi mendekati memborgolnya.
• Kerusuhan Meluas di Amerika Serikat, Seorang Pemuda 19 Tahun Tewas Tertembak di Detroit
• Tante Maia Estianty Meninggal Karena Virus Corona, Lalu Beri Peringatan Keras di Instagram & Twiiter
• Kembalikan Duit Jajan Orangtua, Wanita di Pekanbaru Ini Jadi Lihai Berbisnis Sejak SMA
Terlihat jelas jika George Floyd menurut dan mengikuti perintah dari polisi tanpa melawan.
Hingga polisi bernama Derek Chauvin melakukan hal tak terduga.
Dirinya menyekapnya George Floyd dengan lututnya di aspal.
Floyd tidak bisa bernapas hingga akhirnya terkulai lemas.
Dirinya sempat mengatakan pada polisi jika tidak dapat bernafas.
Badannya menjadi kesakitan terutama di perut dan pernafasannya.
Namun polisi tersebut tidak mempedulikan kondisi George Floyd.
Padahal orang-orang yang ada di tempat tersebut meminta polisi untuk berhenti.
Orang-orang juga merekam kejadian tersebut.
• Download Film - Film The Godfather Sub Indo Kualitas Full HD, Kisah Keluarga Mafia di Amerika
• Download Lagu Dangdut Koplo Via Vallen, Koleksi Teranyar 2020 Lengkap dengan Video Klip
• Sterilkan Ruangan Usai Layani Pasien, Klinik Gigi di Pekanbaru Terapkan Protokol Cegah Covid-19
Namun Derek Chauvin tetap meletakkan lututnya di leher George hingga sekitar 8 menit.
Kemudian George pun perlahan-lahan kehilangan kesadarannya.
Dirinya kemudian dibawa ambulans dan menerima perawatan.
Sayangnya, George Floyd dinyatakan meninggal dunia pada Senin 25 Mei 2020.
Kematian George menuai kemarahan dari masyarakat terutama masyarakat Minneapolis.
Terjadi demonstrasi meminta keempat polisi yang terlibat untuk dihukum setimpal.
Keempat polisi itu dipecat dari Kepolisian Minneapolis usai kematian korban.
FBI tengah menyelidiki kasus ini hingga berita ini diturunkan.
Derek Chauvin terancam hukuman penjara.
• Hanya Sehari Sekolah Dibuka di Korea Selatan, Terjadi 79 Kasus Baru Covid-19
• KABAR GEMBIRA! Pfizer Sebut Vaksin Anti Virus Corona Selesai Akhir Oktober
• Erick Thohir Sebut Biaya Pengobatan Covid-19 Bisa Rp 215 Juta Perpasien
Deretan kasus Chauvin
Dikutip dari Kompas.com pada 30 Mei 2020, Chauvin terlibat dalam kasus kematian dan penembakan sebelumnya..
Pada 2006 menangani kasus penikaman, menurut laporan kelompok aktivis Minnesota Communities United Against Police Brutality tahun 2016.
Pria bernama Wayne Reyes yang dicurigai menikam pacar dan seorang temannya.
Enam polisi mencegatnya lalu menembaknya dan Wayne tewas seketika.
Kala itu, para polisi beralasan karena Wayne mengarahkan senapan ke arah mereka.
Dua hari kemudian, Chauvin mendatangi panggilan 911 di daerah Phillips, Minneapolis, seperti yang diberitakan Pioneer Press.
Chauvin dan seorang rekannya memasuki rumah pelapor dan berhadapan dengan Ira Latrell Toles yang dilaporkan kekasihnya.
Toles coba melarikan diri, tapi dilumpuhkan oleh Chauvin dan rekannya.
Dalam laporan, Toles disebut merebut salah satu senjata petugas.
Karena alasan itu, Chauvin kemudian menembaknya di dada.
Pada tahun 2008, Departemen Kepolisian memberi Chauvin medali atas keberaniannya menanggapi insiden dengan pria bersenjata, seperti yang dikutip Pioneer Press, dilansir Insider.
Sementara di tahun 2011, lagi-lagi Chauvin kembali terlibat dalam kasus penembakan polisi.
Dirinya termasuk di antara lima polisi yang menanggapi laporan penembakan.
Leroy Martinez, korban, berlari dari lokasi kejadian dan para polisi mengejarnya.
Polisi mengatakan, Martinez menodongkan pistol saat ia melarikan diri.
Salah satu polisi, Terry Nutter kemudian menembak Martinez.
Padahal menurut Star Tribune, seorang saksi mata membantah klaim polisi bahwa Martinez menodongkan senjata.
Hampir dua dekade di Kepolisian Minneapolis, Chauvin telah menjadi subyek dari beberapa keluhan internal, menurut database Communities United Against Police Brutality (CUAPBP).
Terdapat tiga ulasan terpisah dari Otoritas Tinjauan Sipil.
Chauvin Disebut-sebut menggunakan "nada merendahkan", "bahasa yang merendahkan", dan "bahasa-bahasa tak pantas lain".
Selain itu ada juga ulasan "Ditutup - Tidak disiplin".
(Tribunnewsmaker/Talitha)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewsmaker.com dengan judul Derek Chauvin, Polisi yang Menindih George Floyd hingga Tewas Ternyata Punya Banyak Kasus Bermasalah