Sambil Menangis, Istri George Floyd Menuntut Keadilan atas Kematian Suaminya
Kesedihan itu tidak bisa ia sembunyikan begitu saja, saat pertama kalinya muncul dan bicara di depan publik usai kematian suaminya.
"Saya berbicara sekarang di depan Anda dan tidak bernapas," ucapnya sambil menirukannya.
Antonio Romanucci, salah satu pengacara yang mewakili keluarga Floyd, mengatakan empat polisi yag berada di tempat kejadian harus menghadapi tuntutan. Jadi bukan hanya Chauvin.
"Tidak hanya lutut di leher George penyebab kematiannya, tapi begitu juga dua polisi lain yang melakukan hal yang sama di punggungnya, yang tidak hanya mencegah aliran darah ke dalam otaknya, tetapi aliran udara ke dalam paru-parunya," kata Romanucci.
"Karena itu semua petugas di TKP harus bertanggung jawab," tegasnya.
Ben Crump, pengacara kepala dari keluarga Floyd, mengatakan autopsi independen dan bukti video memembuktikan, Floyd sudah tewas ketika ia masih berbaring di jalan dengan polisi di atasnya.
Keluarga Floyd juga meminta agar aksi protes kekerasan yang terjadi di Amerika Serikat untuk segera diakhiri.
"George meninggal karena ia membutuhkan napas, menghirup udara," kata Crump.
"Saya memohon Anda semua untuk bergabung dengan keluarganya dalam mengambil napas-mengambil napas untuk keadilan, mengambil napas untuk perdamaian. " (Reuters/CNN/Channel News Asia)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sambil Genggam Erat Tangan Putri Semata Wayangnya, Isteri George Floyd Menangis, Saya Ingin Keadilan, https://www.tribunnews.com/internasional/2020/06/03/sambil-genggam-erat-tangan-putri-semata-wayangnya-isteri-george-floyd-menangis-saya-ingin-keadilan?page=all.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Anita K Wardhani