Hotman Paris Hutapea Abaikan Sang Ibunda Hingga Akhirnya Meninggal Dunia, Kini Menyesal Seumur Hidup
Pengacara kondang dan kaya raya Hotman Paris Hutapea ternyata meninggalkan sesal mendalam dalam hidupnya.
Penulis: aries | Editor: Rinal Maradjo
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pengacara kondang dan kaya raya Hotman Paris Hutapea ternyata meninggalkan sesal mendalam dalam hidupnya.
Rasa sesal itu terungkap dalam acara Bincang Santai Seru bersama Ustadz Abdul Somad di kanal Youtube @Ustadz Abdul Somad Official pada Sabtu (13/6/2020) malam.
Saat itu, Ustadz Abdul Somad bertanya kepada Hotman Paris Hutapea tentang sosok kedua orangtuanya. "Siapa yang paling berpengaruh dalam hidup abang," sebut Ustadz Abdul Somad .
Hotman Paris Hutapea lalu mengatakan, kedua orangtuanya adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam perjalanan hidupnya.
Namun yang paling mewarnai adalah ibunya yang bernama Rusmina Tiobinar Simanjutak.
"Ibu saya itu, sewaktu saya kecil, membeli ikan mujahir satu ember setiap minggu ke pesar," katanya.
Dan setiap pagi, ikan-ikan mujahir itu dibikin sup untuk dimakan anak-anaknya.
"Saat saya makan, selalu dia pesan, agar kau pintar di sekolah," sebutnya.
Namun, kata Hotman Paris Hutapea, ada satu hal yang ia sesalkan terhadap dirinya sendiri.
Setelah ia sukses, ia sering ke luar negeri dan ditemani ibunya untuk melakukan check up kesehatan.
"Sementara, ibu saya tidak pernah saya check, karena tidak pernah mengeluh, namanya ibu dari kampung, spirit fightnya kuat, padahal ia sudah menderita darah tinggi," sebutnya.
Akhirnya, tiba-tiba ibunya jatuh di kamar mandi dan pecah pembuluh darah dan meninggal dunia.
"Itulah penyesalan yang tidak bisa saya maafkan diriku. Dia bisa ber jam-jam di rumah sakit menunggu saya check up di rumah sakit. Sementara dia tak pernah saya check up. Itu penyesalan saya," sebutnya.
Selain itu, Hotman Paris Hutapea juga pernah hampir membuat kesalahan fatal dalam hidupnya.
Sebelum menapak jenjang kesuksesan, Hotman Paris Hutapea pernah mencoba hendak bunuh .
Pengakuan Hotman Paris Hutapea itu terungkap ketika, Ustadz Abdul Somad bertanya
tentang kesulitan hidup yang pernah dialami oleh seorang Hotman Paris Hutapea.
Pertanyaan itu dijawab Hotman Paris Hutapea dengan berkisah tentang perjalanan karirnya sebagai pengacara ternama.
Pada awalnya, setelah menamatkan studi di Fakultas Hukum Universitas Parahiyangan, Bandung, Hotman Paris Hutapea diterima bekerja di kantor pusat Bank Indonesia.
Namun, pekerjaan itu samasekali tidak memberikan dia ketenangan.
"Saya melihat saya tidak akan punya masa depan. Gak bisa kaya pak, di sana," sebut Hotman.
Kemudian, Ia merasa ganjil menjalani hari-hari yang selalu berhadapan dengan neraca ekonomi, mata uang, hitung dagang dan lain-lain.
"Saya adalah sarjana hukum. Di situlah saya merasa stress dan mau bunuh diri," sebutnya.
Pada satu ketika, saat dia hendak meminum cairan racun nyamuk, tiba-tiba Hotman Paris Hutapea mendengar tukang becak yang main gaplek di rumahnya tertawa-tawa bahagia.
"Di situlah saya sadar. Tukang becak ketawa-ketawa, sedangkan saya, pegawai bank Indonesia, sarjana hukum malah mau bunuh diri," sebutnya.
Sejak saat itulah, kata Hotman Paris Hutapea, ia membulatkan tekad untuk
" I have to do it. Saya harus pilih pekerjaan yang saya suka. And i will do it, the maximum way. Dan berhasil," sebutnya.
Dan sejak saat itulah, Hotman Paris Hutapea memutuskan berhenti jadi pegawai Bank Indonesia dan memilih karir sebagai pengacara.