Bentrok Fisik Tentara India vs China, Intelijen Amerika Laporkan Puluhan Tentara China Tewas
Konflik fisik militer China dan India ternyata juga menimbulkan korban jiwa dari pihak China dengan adanya tentara yang tewas.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Konflik fisik militer China dan India ternyata juga menimbulkan korban jiwa dari pihak China dengan adanya tentara yang tewas.
Berbeda dengan Indoa yang nyata mengonfirmasi gugurnya tentara mereka dalam konflik fisik di wilayah perbatasan tersebut.
China hingga kini menutup diri enggan mempublikasikan apa yang sebenarnya terjadi.
China hingga kini belum mengumumkan jumlah korban.
Kendati demikian, menurut intelijen Amerika Serikat (AS) setidaknya ada 35 tentara China tewas akibat pertempuran tanpa senjata di wilayah Himalaya Barat.
Mengutip US News, sumber intelijen AS menyebutkan China tidak mengumumkan korban itu karena menganggap korban di antara pasukan mereka sebagai penghinaan bagi angkatan bersenjatanya.
Dan mereka belum mengkonfirmasi jumlah tersebut karena takut akan membuat musuh lain semakin berani menurut analisa sumber itu.
• Kembali Dihantam Covid-19, China Batalkan Seribuan Lebih Penerbangan Internasional
Di ambang perang, militer China desak India hentikan tindakan provokatif
Sebelumya India mengkonformasi ada 20 tentara mereka yang tewas akibat perang tanpa senjata api ini. Kebanyakan yang meninggal akibat luka terkena batu dan pisau.
China dan India belakangan memang sedang dilanda konflik akibat berebut wilayah perbatasan di Himalaya Barat.
Kedua tentara bertempur sengit di Lembah Galwan, Ladakh, daerah yang disengketakan di wilayah Kashmir.
Kedua negara berdebat selama beberapa dekade atas wilayah di dataran tinggi yang sebagian besar wilayah tidak berpenghuni.
Tentara kedua negara berhadap-hadapan di banyak titik di sepanjang perbatasan bersama sekitar 3.440 km (2.100 mil).
Konfrontasi pada hari Senin lalu itu terjadi setelah ketegangan meletus dalam beberapa bulan terakhir setelah India membangun jalan baru di Ladakh, di sepanjang Garis Kontrol Aktual yang memisahkan kedua pihak.
Hal itu membuat marah China, yang mengerahkan pasukan dan membangun infrastruktur sendiri di wilayah yang disengketakan. Kondisi ini membuat tentara kedua negara semakin berdekatan dan meningkatkan risiko bentrokan.
Kedua negara menganggap wilayah perbatasan itu penting secara strategis, ekonomis dan militer.
Artikel ini sebelumnya tayang di Kontan
