Pemimpin Pejuang Chechnya Ditembak Mati di Jerman, Presiden Putin Diduga Jadi Dalang Pembunuhan
Dalam laporan pembunuhan diidentifikasi sebagai Zelimkhan Khangoshvili. Ia ikut bertempur melawan pasukan Rusia di Chechnya.
TRIBUNPEKANBARU.COM- Perang antara Rusia-Chechnya telah berakhir satu dekade lebih. Seharusnya perdamaian terwujud tanpa dendam dan kedua belah pihak yang pernah bertikai menjalin hubunan yang konstruktif kembali.
Namun, hal itu tampaknya sulit diakui oleh Uni Soviet atau saat ini Rusia.
Sebagai negara besar, yang kemudian pecah menjadi beberapa negara bagian dan kemudian membentuk negara Federasi, Rusia sepertinya malu menanggung beban sejarah.
Kedua belah pihak, Rusia-Chechnya pernah dua kali berperang.
Meski Rusia kemudian berhasil merangkul Chechnya ke dalam barisan negara federasi mereka, namun entah mengapa beberapa waktu ini muncul kembali insiden Chechnya.
Dilansir dari Kompas.com, Presiden Putin diduga menjadi otak di balik pembunuhan pemimpin Chechnya, dengan mengutus seseorang untuk membunuhnya di Jerman.
• Presiden Rusia Vladimir Putin Takut Terinfeksi Covid-19, Pasang Bilik Disinfektan di Istana Kremlin
Kasus pembunuhan pada siang hari di Berlin tahun lalu ini berlanjut ke pengadilan, dengan jaksa penuntut mengajukan dakwaan ke seorang pria Rusia.
Korban bernama Tornike K dalam laporan pembunuhan diidentifikasi sebagai Zelimkhan Khangoshvili. Ia ikut bertempur melawan pasukan Rusia di Chechnya.
Dia tewas usai kepalanya ditembak di taman Berlin pada Agustus lalu, oleh seorang pria bersepeda yang kemudian terlihat melemparkan rambut palsu ke Sungai Spree di dekat lokasi kejadian.
Pada Kamis (18/6/2020), jaksa federal mengajukan tuntutan pembunuhan dan pelanggaran hukum senjata terhadap warga negara Rusia yang mereka identifikasi sebagai Vadim K atau Vadim S.
Mereka juga menduga pembunuhan itu diperintahkan oleh Rusia yang dipimpin oleh Putin. Tak pelak, hal ini semakin meningkatkan ketegangan kedua negara.
Kasus ini mendorong Jerman mendepak dua diplomat Rusia pada Desember, dengan alasan kurang kooperatif di penyelidikan ini.
Khangoshvili sebelumnya selamat dari berbagai upaya pembunuhan, dan nyawanya terus terancam usai melarikan diri ke Jerman pada 2016.
Jaksa penuntut mengatakan, sebelum pertengahan Juli tahun lalu "badan-badan negara dari pemerintah pusat Federasi Rusia" menugaskan Vadim K untuk mengeksekusi korban.
Tersangka "menerima tugas negara untuk membunuh," kata jaksa dalam sebuah pernyataan yang dikutip Daily Mail.
"Dia berharap mendapat imbalan finansial, atau mengungkap motif dari mereka yang menugasinya untuk membunuh lawan politik dan membalas dendam atas partisipasinya dalam konflik sebelumnya dengan Rusia."
Jaksa mengatakan, si pembunuh mendekati Tornike K dari belakang dengan sepeda di taman kecil Kleiner Tiergarten dan menembaknya tiga kali.
Tersangka berhasil ditangkap tak jauh dari lokasi kejadian dan langsung ditahan.
Pada Kamis (18/6/2020), Duta Besar Rusia dipanggil lagi oleh Kementerian Luar Negeri Berlin.
"Kami sekali lagi mengundang Duta Besar Rusia untuk pertemuan di Kementerian Luar Negeri hari ini untuk menjelaskan posisi kami sekali lagi bagi pihak Rusia, dan pemerintah Jerman secara tegas memiliki hak untuk mengambil tindakan lebih lanjut dalam kasus ini," terang Menlu Jerman Heiko Maas.
Khangoshvili adalah orang kepercayaan pemimpin pemberontak Aslan Maskhadov, yang telah menyatakan perang pada pasukan Putin pada 1999, demikian laporan dari BBC.
Maskhadov tewas pada 2005 dalam sebuah serangan, usai melancarkan perang gerilya ke pasukan Putin.
Media Jerman Spiegel mewartakan, Khangoshvili sempat berada dalam daftar pengawasan anti-teror Jerman, tapi kemudian dihapus karena kurangnya bukti.
Kemudian sumber-sumber lain mengatakan, dia tidak dianggap sebagai ancaman dari Islam.
"Dia pria religius yang sering ke masjid, tapi dia tidak radikal," ungkap sumber intelijen yang bekerja dengan Khangoshvili di Kaukasus.
Pembunuhan Khangoshvili dicap sebagai "kasus Skripal kedua" setelah mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya diracuni dengan racun saraf di Salisbury, Inggris.
Insiden itu mendapat kecaman dunia, dan beberapa bulan berikutnya mantan PM Inggris Theresa May berkata, serangan itu "hampir pasti" direncanakan oleh pejabat tinggi Rusia.
• Ramzan Kadyrov Dilarikan ke Moskow, Pemimpin Chechnya Ini Dikabarkan Positif Virus Corona
Chechnya dahulu dianggap duri dalam daging oleh Rusia. Kedua belah pihak terlibat perang dua kali.
Perang pertama berlangsung 11 Des 1994 – 31 Agu 1996, yang hasilnya kemerdekaan secara de facto Chechnya.
Tiga tahun kemudian, Rusia melancarkan operasi militer dalam rangka menaklukkan Chechnya ke dalam kekuasaannya. Perang kedua ini berlangsung 10 tahun, yakni 26 Agu 1999 – 16 Apr 2009.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Putin Diduga Jadi Dalang Pembunuhan Pemimpin Chechnya di Jerman"
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/presiden-rusia-vladimir-putin.jpg)