Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Perempuan Muda di Thailand Potong Alat Vital Ayah Pakai Pisau Roti, Dilecehkan Sejak Usia 10 Tahun

Penegak hukum menemukan jenazah sang ayah, dengan kondisi penis telah terputus dan luka di kepala

Editor: Nurul Qomariah
zoom-inlihat foto Perempuan Muda di Thailand Potong Alat Vital Ayah Pakai Pisau Roti, Dilecehkan Sejak Usia 10 Tahun
foto/net
Ilustrasi

TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKOK – Trauma dan rasa sakit hati yang bertumpuk akibat perbuatan ayahnya yang melecehkannya sejak kecil, seorang wanita akhirnya berbuat keji.

Wanita muda di Thailand itu nekat membunuh dan memotong alat kelamin ayahnya sendiri .

Perempuan berusia 29 tahun tersebut menderita dan sudah tak tahan lagi menanggung beban atas perbuatan sang ayah yang sering melecehkannya dari kecil hingga dewasa.

 Korban dilecehkan oleh ayahnya sejak berumur 10 tahun hingga dewasa.

Gadis yang tidak disebutkan identitasnya itu memotong kemaluan ayahnya menggunakan pisau roti.

Peristiwa tergolong sadis ini mengakhiri penderitaan korban selama bertahun-tahun.

Kasus ini terjadi di sebuah desa di Thailand.

Atas perbuatannya, perempuan itu akhirnya ditangkap polisi dan kini telah ditahan.

Perempuan itu ditahan pada Rabu (17/6/2020) setelah dari rekaman CCTV, dia membuang pisau roti yang penuh darah ke tempat sampah supermarket.

Polisi kemudian melacaknya, dan menemukan perempuan tersebut tengah berkeliaran di jalanan Bangkok sebelum mereka menangkapnya.

Pencarian kemudian dilanjutkan ke rumahnya, di mana penegak hukum menemukan jenazah sang ayah, dengan kondisi penis telah terputus dan luka di kepala.

Dilansir The Sun Jumat (19/6/2020), saat dibawa ke kantor, wanita itu mengatakan bahwa dia "tidur nyenyak setelah melakukan perbuatannya".

"Saya ingin siapa pun yang melakoni bisnis prostitusi anak dihukum.

Menutupi bukti ternyata membuat saya jadi jahat," kata dia.

Polisi Bangkok menerangkan, mereka tidak bisa mendapatkan saksi untuk memperkuat bukti bahwa gadis itu melakukan kejahatan.

Ketika istri pria itu datang untuk mengambil jenazahnya, dia memberi tahu aparat bahwa putrinya itu sempat diasuh oleh korban yang adalah mantan suami ketika berusia 10 tahun.

Selama tiga tahun dalam asuhan korban, ibu pelaku mengungkapkan mantan suaminya itu kasar, dan yakin putrinya sudah dilecehkan.

Ibu itu menerangkan, karena penyiksaan yang dilakukan mantan suami, anaknya itu jatuh ke dalam ketergantungan narkoba dan alkohol.

 "Dia adalah anak dari pelaku pelecehan. Tak ada ibu yang kuat untuk menanggung ini," jelasnya ketika dimintai keterangan oleh aparat.

Wanita 29 tahun tersebut awalnya dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Srithanya, sebelum dokter menyimpulkan dia cukup sehat untuk menghadapi penuntutan.

Letnan Kolonel Polisi Pornphraphaphon Sonso menerangkan, mereka bertanggung jawab untuk tetap menjaganya, selain memproses kejahatannya.

Penyidik menjelaskan, saat ini mereka belum bisa melakukan pengembangan kasus dengan kondisi pelaku yang belum sepenuhnya pulih.

 Melawan dan Potong Penis Pemerkosa

Kisah seorang gadis di Pakistan hampir sama. Demi membela kehormatannya saat hendak diperkosa, gadis berusia 28 tahun itu melakukan perlawanan saat akan diperkosa, dengan memotong penis pelakunya.

Gadis yang dirahasiakan identitasnha tersebut mengalami nasib tragis pada Selasa (4/2/2020).

Dia didatangi seorang pria di rumahnya di tengah Provinsi Punjab, Pakistan, dan nyaris menjadi korban pemerkosaan.

 Kepada petugas kepolisian Mohamed Ilyas, gadis ini menceritakan dia sedang berada di rumah dan ada seorang pria yang membobol rumahnya.

 Gadis itu kemudian melarikan diri ke dapur dan mengambil pisau.

 Segera saat pelaku hendak memperkosanya, gadis itu langsung menyabetkan pisaunya dan mengenai penis pelaku.

 "Pelaku yang berusia 28 tahun itu langsung dilarikan ke rumah sakit di Faisalabad dan diinterogasi polisi setelah kondisinya membaik," terang Ilyas dikutip dari South China Morning Post (SCMP).

 Daily Mail mengabarkan, Asisten Pengawas Polisi Jaranwala Bilal Sulehri, mengatakan pria dan perempuan itu saling kenal dan si pelaku akan menikahi orang lain.

 Menurut laporan dari SCMP, ratusan wanita diperkosa di Pakistan tiap tahunnya.

 Akan tetapi mereka yang melakukan serangan justru jarang dihukum.

Alasannya adalah hukum yang lemah dan prosedur yang rumit untuk penuntutan, menurut Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan.

Korban pemerkosaan bahkan sering disalahkan atas tragedi yang menimpa mereka, karena dituduh telah bersosialisasi dengan laki-laki.

Sebuah pandangan yang konservatif.

 Akibatnya, banyak wanita memilih diam dan tidak melaporkan kejadian ke pihak kepolisian, untuk menghindari namanya dipermalukan oleh masyarakat konservatif Pakistan.

 Keterangan itu disampaikan oleh kelompok advokasi Aurat Foundation.

 "Itu sangat menyakitkan. korban sering kali disalahkan baik secara hukum maupun dari masyarakat," terang aktivis hak perempuan Farzana Bari dikutip dari SCMP. (*)

 Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dilecehkan Sejak Usia 10 Tahun, Perempuan Ini Potong Penis Ayahnya

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Wanita Ini Nekat Potong Alat Kelamin Ayahnya, Mengaku Tak Tahan Dilecehkan Sejak Usia 10 Tahun

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved