Kepulauan Meranti
Cegah Terjadinya Karhutla, Pemkab Kepulauan Meranti dan PT RAPP Teken MoU Program Desa Bebas Api
Program Desa Bebas Api pertama kali digulirkan 2015 dan selama 4 tahun berjalan mendapatkan hasil yang cukup signifikan bagi pencegahan karhutla
Penulis: Teddy Tarigan | Editor: CandraDani
TRIBUNPEKANBARU.COM, MERANTI - Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si, melakukan penandatanganan kesepakatan (MoU) Program Desa Bebas Api Tahun 2020, dengan PT. Riau Andalan Pulp dan Paper (RAPP) di Ballroom Hotel Grand Meranti, Selatpanjang, Selasa (30/6/2020).
Turut hadir dalam kegiatan itu, Ketua DPRD Meranti Jack Ardiansyah, Kapolres Kepulauan Meranti AKBP. Taufik Lukman, Danramil Selatpanjang Mayor Inf. Bismi Tambunan, Manager Operasional PT. RAPP Susilo Sudirman, Kepala Dinas Lingkungan Hidup H. Irmansyah, Kepala Badan Ketahanan Pangan M. Arif, Ka. BPBD Meranti Idris Sudin, Kabag Humas dan Protokol Meranti Rudi, Camat Merbau Abdul Hamid, Camat Tasik Putri Puyu Sugiarti, Sekretaris Bappeda Meranti Randolf dan pejabat serta tamu lainnya.
Dalam program tersebut 10 Desa di 2 Kecamatan langganan Karhutla menjadi fokus pencegahan dan penanggulangan Karlahut di Kepulauan Meranti.
Penandatanganan MoU langsung dilakukan oleh Manager Operasional PT. RAPP Susilo Sudirman dan Bupati Meranti Drs. H. Irwan M.Si, diikuti Kapolres Meranti, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kepala Desa di 10 wilayah Program Bebas Api.
• Polres Kepulauan Meranti Bersama Stakeholder Semprot Disinfektan di Kota Selatpanjang
Seperti disampaikan Manager Operasional PT. RAPP Susilo Sudirman, pihak RAPP menilai Riau khususnya Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki banyak hutan tropis dan rawa gambut sehingga kondisi ini perlu menjadi perhatian semua pihak khususnya di musim kemarau yang rentan terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Untuk itu memasuki musim kemarau saat ini, PT. RAPP mulai fokus menjaga area konsesi perusahaan dan sekitarnya dari terjadinya Karlahut. "Karena kita sering lupa untuk mencegah terjadi Kebakaran Hutan padahal mencegah lebih baik daripada memadamkan," ujar Susilo.
Dikatakan Susilo secara teknis pihaknya menyediakan kru leader di setiap desa yang akan memantau dan mengkoordinasikan kepada perusahaan maupun stakeholder lainnya bila teejadi kebakaran. "Setiap desa ada 1 kru leader yang kita hire kecuali desa Lukit itu ada dua orang karena luas wilayahnya," ujar Susilo.
PT. RAPP dikatakan Susilo akan terus hadir dan berupaya untuk meningkatkan sinergitas dengan Pemerintah Daerah, TNI/Polri serta masyarakat untuk bersama-sama mencegah dan menanggulangi Karlahut.
• Distributor Khawatir Barang Rusak, Bansos Pemkab Meranti Tahap II Belum Juga Disalurkan
"Seperti yang selalu ditekankan pimpinan kahadiran kami (PT. RAPP), bukan sebagai tamu tapi merupakan bagian dari masyarakat untuk sama-sama menyelesaikan PR besar yakni mencegah terjadinya Karlahut," ucapnya.
Program Desa Bebas Api Sejak 2015
Sekedar informasi, Program Desa Bebas Api ini pertama kali digulirkan oleh PT. RAPP pada Tahun 2015 lalu dan selama 4 tahun berjalan mendapatkan hasil yang cukup signifikan bagi pencegahan Karhutla di wilayah Kepulauan Meranti.
"Sebelum program ini berjalan luas kebakaran hutan di Meranti mencapai 750 Ha, kini hanya berkisar 0,5 persen saja," jelasnya. Adapun 10 wilayah yang masuk Program Desa Bebas Api Tahun 2020 ini adalah :
Kecamatan Merbau (Desa Belitung, Lukit, Pelantai, Mekar Sari, Mayang Sari), Kecamatan Tasik Putri Puyu (Desa Putri Puyu, Kudap, Dedap, Mekar Delima).
Nantinya PT. RAPP disamping melakukan penanggulangan Karlahut, juga akan melakukan sosialisasi antisipasi Karlahut disekolah-sekolah melalui pemutaran film, dan sosialisasi di pasar-pasar.
• VIDEO: Puluhan Masa LSM Kepulauan Meranti Unjuk Rasa di Kator Bupati dan DPRD Kepulauan Meranti
Menyikapi hal tersebut, Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si, mengucapkan apresiasi kepada PT. RAPP yang telah menggagas program peduli api, menurutnya program ini sangat baik dalam menjaga ekosistem dan lingkungan dari kebakaran.
Ia berharap dengan adannya MoU ini, bencana Karlahut yang sempat memporak porandakan huta, gambut Meranti ditahun 2014 silam tidak terjadi lagi. "Jangan sampai ditahun 2020 ini Karlahut kembali marak," ucap Bupati.
Dikatakan Bupati, saat ini Meranti dihadapi dua kondisi yang sulit pertama dampak Pandemi Covid-19 yang membuat anjloknya ekonomi, terganggunya kesehatan, serta sosial.
Kedua musim kemarau yang berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan, sehingga mengatasinya tak ada cara lain selain menggalang kerjasama dengan semua unsur yang ada untuk bersama-sama menyelesaikan masalah tersebut.
Lebih jauh dikatakan Bupati, semua layak bersyukur karena sejak digulirkannya Program Desa Bebas Api telah mampu menekan angka Karlahut di Meranti khususnya di dua Kecamatan yakni Tasik Putri Puyu dan Merbau tepatnya di Desa Putri Puyu, Lukit dan Tj. Padang.
• 4 Pejabat yang Mendaftar Lelang Jabatan Sekda Meranti Lulus Administrasi
Ia berharap kondisi itu dapat terus dijaga melakui aksi nyata dilapangan, karena mencegah lebih baik daripada memadamkan yang akan merepotkan semua pihak dan yang tak kalah penting menghabiskan sumber daya.
"Mencegah lebih baik daripada memadamkan karena jika terjadi kebakaran akan menghabiskan sumberdaya yang tidak sedikit," paparnya lagi.
Terakhir untuk mengoptimalkan pencegahan Karlahut Bupati Irwan mengintruksikan kepada BPBD dan Satpol PP Meranti untuk kembali melayangkan surat edaran kesiap-siagaan kesemua Kecamatan dan Desa untuk bersiap menghadapi musim kemarau.
"Saya minta aktifkan kembali Masyarakat Peduli Api, Cek smua peralatan, Sumber Air (Embung) dan semua yang diperlukan. Karena ini bukan masalah baru, kita semua tahu lokasi rawan Karlahut mari bersama diantisipasi jangan sampai terjadi Karlahut," tegas Bupati.
Hal senada juga ditimpali oleh Kapolres Meranti AKBP. Taufik Lukman, menurutnya kesepakatan bersama ini sangat baik dalam menanggulangi Karlahut memasuki kemarau saat ini.
• Rencana Pemkab Meranti Buka Sekolah pada 13 Juli Sebaiknya Ditunda, Saran dari Gubernur Riau
Ia berharap Karlahut yang cukup besar terjadi ditahun 2019 dengan luasan 589 Ha, tidak terjadi lagi. "Pada Bulan Maret sampai April lalu sempat terjadi kebakaran hutan seluas 34 Ha, namun kita berharap jangan sampai kejadian tahun 2019 terulang lagi," harapnya.
Untuk itu diperlukan sinergitas dari semua pihak baik itu Pemda Meranti, TNI/Polri, Masyarakat hingga Dunua Usaha (Perusahaan) untuk bersinergi mencegah serta menanggulangi terjadinya Karlahut.
"Jadikan MoU ini sebagai motivasi dan meningkatkan sinergitas antara semua pihak untuk bersama-sama mengantisipasi terjadi Karlahut diwilayah Kepulauan Meranti," pungkas Kapolres. (Tribunpekanbaru.com/ Teddy Tarigan)